Mohon tunggu...
Monica Santoso
Monica Santoso Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi sederhana dengan mimpi yang luar biasa : "Be Success and Inspiring Other!" \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Nature

Our Day Without Water

8 Januari 2011   07:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:50 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Coba bayangkan hari-hari kita tanpa air.  Mandi dengan pasir, mencuci pakaian dengan batu gilas.  Menyiram tanaman dengan abu vulkanik, minum sayuran.  Betapa hampa dan gersangnya hidup kita tanpa air.  Yup, air adalah salah satu komponen fisik yang diperlukan oleh makhluk hidup seperti kita, para manusia.  Juga tumbuhan dan hewan.  Komponen vital ini sangatlah penting untuk keberlangsungan hidup banyak orang di bumi ini.  Namun, mengapa sampai saat ini masih banyak orang yang meyia-nyiakan air? Coba kita telaah sejenak.

Orang-orang yang berlangganan air PAM merasa persediaan air mereka sangatlah banyak.  Banyak, banyak sekali sampai mereka (terkadang) dengan senang dan ikhlas hati menghambur-hamburkannya.  Lupa menutup keran air setelah digunakan, misalnya.  Sedikit boros menggunakan air untuk membilas deterjen pada pakaian.  Sedikit berboros ria menggunakan air untuk membilas rambut, mandi, bahkan bercanda tawa bersama teman (atau kekasih) sambil menyemprot-nyemprotkan air dengan mengggunakan selang. Yah, hanya SEDIKIT membuang air, di mana kata SEDIKIT itu kalau dikumpulkan terus-menerus lama-lama menjadi BANYAK.

Lalu, bagaimanakah dengan persediaan air di masa mendatang?  Bagaimana nasib anak-cucu kita, para penerus bangsa, bila persediaaan air terus menipis akibat sering dihambur-hamburkan oleh kita?  Tidak adakah cara bagi kita untuk menanggulanginya?

Tentu ada beragam cara yang bisa kita gunakan untuk mengatasi hal itu. Mulai dari penghijauan, reboisasi, membangun waduk atau dam, hingga cara yang kini sudah dikenal khalayak luas, membuat lubang biopori.  Manfaat cara-cara tersebut pun beragam, dan biasanya multiple advantages. Penghijauan, misalnya, dengan menanam satu pohon selain menambah persediaan air tanah, juga dapat menyerap satu ton karbon dioksida sepanjang usia si pohon.  Selain itu, memberi nafas kehidupan bagi tiga orang. Nah, cukup banyak manfaatnya bukan?

Oleh karena itu, tunggu apa lagi?  Galakkan segera penghematan air, mulai dari diri kita sendiri dan keluarga terdekat.  Jangan sampai menunggu persediaan air kita telah habis, baru menangis dan menyesal akan perilaku tidak bijaksana yang kita lakukan tempo dulu.

Salam kompasianer,

Monica

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun