Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menguji Daya Tahan Jonru Ginting

22 November 2017   13:27 Diperbarui: 22 November 2017   15:07 1645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apes nian nasibmu Jonru! Harusnya sebelum bertindak berpikirlah dahulu. Orang bijak berkata, pikir dahulu pendapatan, pikir kemudian tiada berguna. Siapa yang menabur angin, dia pula yang menuai badai.

Apakah dalam kesendiriannya di rumah tahahan pada keheningan setiap malam sempat terbersit di benak Jonru petuah-petuah bijak itu? Mungkinkah di ruang tahanan, Jonru sempat melakukan muhasabah (introspeksi) atas perjalanan dan ulahnya selama ini? Pantaskah Jonru mau melakukan kontemplasi untuk merenungi "nasibnya" kini?

Adakah dalam setiap episode kehidupan yang telah dilalui, terutama saat ini, Jonru sempat dan mau menilai dirinya? Sebesar apa manfaat yang dapat diperoleh dengan berpetualang mengkapitalisasi kebencian melalui media sosial daripada mudharatnya, baik bagi dirinya dan masyarakat (publik) bangsa ini?

Seandainya, sekali lagi seandainya Jonru sedikit mau menurunkan egonya, sehingga membuatnya menyadari bahwa ulahnya selama ini memang "tidak menyenangkan" bagi semua orang. Bukan hanya kelompok yang dibencinya, tapi juga membuat galau kelompok yang "seperahu" dengan dirinya. Kemudian atas kesadaran (instrinsik dan ekstrinsik) itu, sehingga membuatnya harus melakukan evaluasi, re-introspeksi, dan muhasabah, terus bangkit memperbaiki.

Jonru, masih panjang waktu yang terbentang di depan untuk berbenah! Jangan biarkan dirimu terus menerus tenggelam dalam obsesi dan halusinasi yang membuat nalarmu menjadi buntu dan tertutup, sehingga memilih untuk tetap keuh-keuh dengan "jalanmu" saat ini! Meski sikap itu didukung pengacaramu yang tetap yakin kau tidak bersalah.

Saatnya menentukan pilihan Jonru!


Wallahu a'lam bish-shawabi

Makassar, 22/11/2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun