Oleh : eN-Te
Entah ini suatu kebetulan, jadwal pertandingan leg ke-2 partai perempatfinal Liga Champions (LC) Eropa musim 2016/2017 dan pemungutan suara Pilkada DKI berlangsung berbarengan pada hari yang sama. Rabu (19/4/2017) dinihari nanti akan berlangsung leg ke-2 partai semifinal LC antara Real Madrid versus Bayern Muenchen. Sementara partai kedua akan bertemu Leicester City dengan Atletico Madrid.
Pada leg pertama perempatfinal LC (Kamis, 13/4/2017) lalu Real Madrid berhasil mempecundangi Bayern di Allianz Arena 2-1. Sedangkan Atletico berhasil menundukkan tamunya, Leicester dengan skor tipis 1-0.
Hasil pertandingan lain di leg pertama perempatfinal LC (Rabu, 12/4/2017) mempertemukan Juventus versus Barcelona dan Dortmoun vs Monaco. Akan tetapi karena ada insiden ledakan bom, maka pertandingan Dortmound vs Monaco diundur satu hari, sehingga baru berlangsung (Kamis, 13/4/2017) dengan hasil akhir 2-3 untuk kemenagnan Monaco.
Pertandingan leg ke-2 perempatfinal LC akan berlangsung dinihari nanti (Rabu, 19/4/2017). Partai pertama giliran Madrid akan menjamu Bayern di Santiago Bernabeu. Kemudian partai kedua akan berjumpa Leicester yang akan bertindak menjadi tuan rumah menjamu Atletico di kandang.
Tentu saja akan sangat ‘mendebarkan’ menantikan detik-detk penentuan siapa yang akan lolos ke babak semifinal LC musim ini. Apakah Madrid yang memiliki keuntungan agregat gol tandang dan sudah unggul sebelumnya 1 gol atau Bayern mampu mengejar defisit gol itu kemudian mengubahnya menjadi surplus gol? Begitu pula di pihak Leicester maupun Atletico. Masih merupakan teka-teki yang misterius.
Soalnya dalam sepakbola tidak ada yang pasti. Semuanya masih merupakan serbakemungkinan (probalistik). Bisa jadi Bayern Muenchen mampu membalikkan keadaan dan mempecundangi Madrid di kandang sendiri, sama seperti Madrid lakukan ketika hadir di Allianz Arena.
Leicester City juga mempunyai asa yang sama. Meski tertinggal satu gol secara agregat, tapi mereka pantas optimis dapat membalikkan keadaan bila mampu menjinakkan pasukan Diego Simione di kandang sendiri.
Hal yang sama juga berlaku pada pasukan Catalan, Barcelona maupun Borrusia Dortmound. Masing-masing tim masih memiliki waktu yang sama 90 menit untuk bertarung mempertaruhkan asa lolos ke babak berikutnya. Masih ada kemungkinan yang terbuka luas bagi semua tim bila mampu memanfaatkan durasi waktu 90 menit waktu normal pada pertandingan leg ke-2 untuk lolos ke babak berikutnya.
Hanya ada dua kemungkinan, lolos dan kandas. Lolos bila mampu mempertahankan agregat gol yang telah dicapai sebelumnya, atau mampu membalikkan keadaan dan mampu mempecundangi lawan-lawannya dengan agregat gol yang disyaratkan.
Karena itu, 8 tim yang berlaga di babak perempatfinal LC (Barcelona, Juventus, Madrid, Bayern, Atletico, Leicester, Monaco, dan Dortmound) mempunyai peluang yang sama. Tapi bagi Juventus, Madrid, Atletico, dan Monaco sedikit memiliki keuntungan karena sudah memiliki tabungan agregat gol terhadap lawan-lawannya.
Meski demikian, bukan berarti 4 tim lainnya, Barcelona, Leicester, Bayern, dan Dortmound tidak memiliki peluang sama sekali. Selama masih ada waktu 90 menit pada leg ke-2, semua kemungkinan itu masih terbuka luas. ‘Keajaiban’ dalam sepakbola itu tetap ada dan bisa jadi akan hadir pada dinihari nanti. Karena itu, merupakan moment yang sangat disayangkan bila melewatkan leg ke-2 perempatfinal dinihari nanti.
Kemudian keesokan harinya, mulai dari pukul 07.00 WIB s.d. 13.00 WIB, kita akan menyaksikan pula sebuah pertandingan seru, ‘Liga’ DKI 1. Kita akan menyaksikan, warga ibukota akan berbondong-bondong mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk melakukan pencoblosan. Mereka akan menentukan siapa yang pantas menjadi jawara DKI 1.
Berdasarkan preferensi dan afiliasi politiknya, sebagai ‘pemilik’ ibukota, warga Jakarta memantapkan sikap dan mental untuk memilih satu di antara dua,  paslon 2 atau paslon 3. Mereka pasti sudah memiliki preferensi yang cukup untuk menentukan 1 di antara 2 paslon itu. Apakah paslon nomor 2 yang dalam penilaian mereka pantas kembali diberi amanah untuk menahkodai ibukota negeri 5 tahun ke depan? Atau paslon nomor 3 yang lebih dapat ‘dipercaya’ untuk mengemban amanah menjadi ‘kapten’ ibukota menggantikan petahana.
Dari kampanye dan debat final putaran kedua, sudah terlihat jelas, calon mana yang pantas menahkodai DKI lima tahun ke depan. Saya yakin, warga ibukota adalah pemilih yang cerdas, sehingga mampu menentukan pilihan politiknya secara cerdas pula. Tidak karena sebuah isu yang sengaja dipolitisasi demi kepentingan politik sesaat semata, sehingga dapat  terjebak dalam pusaran, kemudian bingung harus memilih yang mana?
Karena itu, jangan lewatkan untuk menjadi bagian dari menentukan 'keseruan' dari dua pertandingan pada dua 'liga' yang berbeda tapi nyaris memilki rasa yang sama ini!
Wallahu a’alam bish shawab
Makassar, 18/4/2017
