Mohon tunggu...
emnis wati
emnis wati Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang guru dari SDN 012 Surya Indah di Kecamatan Pangkalan kuras. Sekarang pindah ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Pengawas sekolah Dasar di Kabupaten Pelalawan. Saat ini tengah menekuni belajar menulis cerpen. Motto: Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Payung Pemanggil Lebah

7 September 2022   11:37 Diperbarui: 7 September 2022   11:42 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Payung Pemanggil Lebah

Siang ini Dita asik bermain di rumah kakek. Dia membawa berbagai macam mainan. Walau di rumah kakek tak ada teman sebayanya. Bermain sendiri baginya sudah biasa karena tentangga dekat tak punya. Maklum rumah di pedesaan jarang yang berdekatan. Pada berjauhan sesuai dengan kondisi alam. 

Sudah hampir dua minggu  hujan tak turun. Hari ini panas mentari sangat luar biasa. Jangankan manusia, semut pun enggan untuk keluar  rumah. 

Sekarang musim panen padi. Panas matahari mempercepat proses kematangan buahnya.

Bapak Ibu juga akan panen hari ini. Kami sekeluarga pergi ke sawah di seberang rumah kakek.

Dita dan Kakek bermain di pondok sawah tersebut. Melihat orang ramai panen, sangat menarik baginya untuk ikut bersama mereka. 

Tiba-tiba Dita melihat payung warna merah yang tergantung di samping jendela.

Dita langsung mengambil dan membukanya. Dia sangat senang memakai payung tersebut. Berjalan lenggang lenggok sambil bernyanyi dan memutar-mutarkan payung itu. Jalan ke sana ke mari  di dalam pondok.

Kakek kaget mendengar teriakan Ibu Dita. 

" Bapak, tolong hentikan Dita memakai payung di dalam situ. Takut datang mereka menyerang kita."

Kakek baru saja mau menegur Dita. Pasukan penyerang sudah datang mengerumuni Dita. Dia menangis dan menjerit-jerit sambil berusaha memukul lebah yang menggigit tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun