Payung Pemanggil Lebah
Siang ini Dita asik bermain di rumah kakek. Dia membawa berbagai macam mainan. Walau di rumah kakek tak ada teman sebayanya. Bermain sendiri baginya sudah biasa karena tentangga dekat tak punya. Maklum rumah di pedesaan jarang yang berdekatan. Pada berjauhan sesuai dengan kondisi alam.Â
Sudah hampir dua minggu  hujan tak turun. Hari ini panas mentari sangat luar biasa. Jangankan manusia, semut pun enggan untuk keluar  rumah.Â
Sekarang musim panen padi. Panas matahari mempercepat proses kematangan buahnya.
Bapak Ibu juga akan panen hari ini. Kami sekeluarga pergi ke sawah di seberang rumah kakek.
Dita dan Kakek bermain di pondok sawah tersebut. Melihat orang ramai panen, sangat menarik baginya untuk ikut bersama mereka.Â
Tiba-tiba Dita melihat payung warna merah yang tergantung di samping jendela.
Dita langsung mengambil dan membukanya. Dia sangat senang memakai payung tersebut. Berjalan lenggang lenggok sambil bernyanyi dan memutar-mutarkan payung itu. Jalan ke sana ke mari  di dalam pondok.
Kakek kaget mendengar teriakan Ibu Dita.Â
" Bapak, tolong hentikan Dita memakai payung di dalam situ. Takut datang mereka menyerang kita."
Kakek baru saja mau menegur Dita. Pasukan penyerang sudah datang mengerumuni Dita. Dia menangis dan menjerit-jerit sambil berusaha memukul lebah yang menggigit tangannya.