Mohon tunggu...
erma septiawati
erma septiawati Mohon Tunggu... Ahli Gizi - an reading enthusiastic

cause sharing is caring! enjoy reading

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspada, Bahaya KEP Mengintai Masa Depan Anak!

8 Januari 2020   20:00 Diperbarui: 8 Januari 2020   20:01 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehingga, diperlukan kesadaran para ibu untuk lebih memperhatikan pemenuhan ASI pada balita sebagai upaya preventif untuk mengurangi resiko terjadinya KEP (Kurang Energi Protein) di masa mendatang.

Kecukupan Energi dan Protein pada anak usia balita diperlukan untuk menunjang perkembangan anak di masa mendatang. Kebutuhan asupan protein yang optimal pada usia 1-2 tahun sebesar 5-20%.

Untuk memenuhi kecukupan asupan protein tersebut selain dengan cara pemberian ASI secara ekslusif dapat pula dilakukan dengan mengonsumsi susu formula atau yoghurt, agar masalah KEP (Kurang Energi Protein) dapat dicegah.

Kecukupan energi dan protein pada anak harus dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak. Kebutuhan akan asupan protein diperoleh pada waktu makan pagi 14%-20%, makan siang 25%-31%, dan makan malam 37%-43% dari total konsumsi anak per hari.

Oleh karena itu, pemenuhan makanan dengan tinggi protein sangat disarankan bagi anak yang menderita KEP (Kurang Energi Protein) atau sebagai tindakan preventif agar resiko KEP tidak terjadi pada anak.

Kebutuhan asupan energi dan protein berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Kebutuhan untuk protein dalam sehari yang terdiri dari 3 kali makan utama, yaitu 60% protein berasal dari sumber protein hewani dan 40% berasal dari sumber protein nabati. Sehingga, kecukupan untuk energi dan protein memang benar-benar harus diupayakan agar tercukupi.

Permasalahan tercukupi atau tidaknya asupan energi dan protein pada balita, tidak hanya ditentukan oleh tolak ukur tercukupinya pemenuhan ASI pada saat bayi.

Akan tetapi, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya KEP (Kekurangan Energi Protein) tersebut, diantaranya pengetahuan ibu dan tingkat ekonomi suatu rumah tangga.

Sehingga, diperlukan upaya untuk melakukan suatu penyuluhan dan perhatian lebih mengenai adanya masalah KEP agar tidak semakin banyak kasus yang timbul.

Tidak terpenuhinya asupan energi dan protein pada balita merupakan suatu masalah yang cukup serius untuk segera di selesaikan. Sebab, tingginya kejadian KEP (Kurang Energi Protein) menyebabkan berbagai implikasi penyakit pada anak di masa mendatang apabila tidak segera diatasi sejak bayi.

Hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap tingkat kesehatan dan umur harapan hidup yang menjadi salah satu tolak ukur penentu keberhasilan proses pembangunan suatu negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun