Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Guru Biologi SMA di Merangin, Jambi, penyuka sejarah, dan ekonomi. "Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi.' *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *X: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Semua Mengerti Esensi Perpisahan dan Wisuda

9 Mei 2025   14:38 Diperbarui: 9 Mei 2025   15:15 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara Syukuran dan Pelepasan murid kelas 12 SMA IT Permata Hati Merangin tahun 2024 (dokumen sekolah)

Saat membangkitkan memori tentang acara perpisahan (wisuda) sekolah, saya bisa menceritakan sedikit yaitu momen jaga malam di kantor SD. Malah acara perpisahan SMP dan SMA saya agak sulit bercerita tentnag kesannya. Saya bertanya pada diri sendiri ada apa dengan saya kok SMP dan SMA kurang berkesan. Sampai pada kesimpulan yang menajdi jawabannya adalah "saya tidak tahu kenapa begitu." Yang saya ingat adalah lagu yang dinayanyikan pada saat SMA "Terimakasih Guruku" dan "Hymne Guru" versi lama. Saat wisuda Sajarna memori saya mengarahkan pada kesan dari kisah saya yang hamper saja tidak mendapatkan topi dan sleber toga wisuda karena stoknya habis, kala itu belum populer toko online bagi diri saya dan  saya belum menggunakan Smarthone Android. Kala wisuda sarjana saya tidak ingat bagian mana dari acara itu yang sangat berkesan. Mungkin pengalaman perpisahan dan wisuda berbeda bagi setiap orang. Jika saya adalah pelanggan suatu produk tentulah keluhan saya akan dicatat oleh perusahaan yang berbasis riset, karena bagi perusahaan keluhan atau masalah pada pelanggan adalah peluang inovasi produk. Hal itu sangat logis jika apa yang terjadi pada saya adalah peluang inovasi bagi sekolah untuk mmebnahi merancang acara perpisahan dan wisuda yang berkesan.

Menimbang manfaat acara perpisahan tentu berbeda bagi berbagai pihak. Bagi orang tua murid yang punya anak TK, SD kelas 6 dan SMP kelas 9 tentu akan mengalami kejutan anggaran pengeluaran rumah tangganya yang bisa mencapai 1,5 juta rupiah yang harus dibayar lunas dan termasuk kepentingan yang mendesak. Bagi pedagang toga, sleber, topi, kalung medali, plakat tentu sumber berkah baginya dan keluarganya. Bagi murid seyogiyanya acara perpisahan dan qwisuda untuk mengungkapkan rasa syukur mendalam dan penuh kesadaran atas didikan guru. Bagi guru seyogiyanya bertujuan pula mengungkap rasa syukur kepada Tuhan yang Mahapengasih, Mahapemberi, Mahabijak, Mahatahu, dan Mahakaya yang telah membimbing dan membina guru dalam mendidik insan manusia. Bagi pemerintah daerah atau provinsi atau pemerintah pusat kadang membawa berkah juga misalanya aula milik pemerintah disewa atau sekedar biaya kebersihan yang dapat menjadi tambahan pendapatan di balik layar bagi Pemerintah. Bagi pihak swasta pun demikian kadang mendapat berkah dari sewa aula, tempat, maupun tenda. Bagi pedagang kaki lima pun kecipratan berkah merkea akan beramai-ramai buka lapak di sekitaran lokasi acara perpisahan dan wisuda karena kemajuan teknologi menuntut para pedagang untuk terus update dan mobile.

Kesan acara perpisahan ini paling bisa direvolusi oleh pihak sekolah, karena soalan acara ini adalah di bawah tanggungjawab utama dari pihak sekolah, sedangkan pihak lain punya peran lain. Jadi apa yang eprlu dialkaukan sekolah agar acara perpisahan dan wisuda menguntungkan secara duniawi dan maknawi?

  • Istilah "perpisahan" perlu diganti menjadi "syukuran" atau "tasyakuran" agar kesan acara ini melekat kepada murid, guru dan mitra. Sedapat mungkin ungakapan syukur menjadi rasa pertama dan utama dari acara ini. Murid bersyukur kepda Guru sedangkan guru bersyukur kepada Tuhan, dengan itulah kita membuktikan insan manusia yang mengamalkan sila ke-1 pancasila dan ke-2, Ketuhanan Yang Maha Esa dan "Kemanusiaan yang adil dan beradab".
  • Perpisahan sebenarnya dirayakan atau diramaikan dengan tujuan menjadi memori yang mendalam dari rasa syukur atas pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berkembang bagi murid maupun guru, karena setiap orang adalah guru dan setiap tempat adalah sekolah. Coba kalau disembunyikan (tidak diramaikan), bagaimana rasa syukur itu menjadi berkesan? Coba  kalau disembunyikan (tidak diramaikan), untuk apa satu kelas berisi 30 murid? Coba kalau disendirikan atau disepikan, berapa banyak sumber daya dan waktu terbuang? Setiap murid harus mengucap syukur ke setiap guru sekolah, misalnya di SMP ada murid 150 murid dan 12 guru, maka setiap murid harus mengunjungi masing-masing guru untuk menyampaikan rasa mendalam terimakasih atas didikannya.
  • Acara wisuda, perpisahan, syukuran memang menyedot biaya. Inti dari hidup adalah pengorbanan atau kedermawanan karena meneladani Tuhan Yang Maha Pemberi. Sulit bagi kita mendapatkan hasil yang besar dengan pengorbanan yang kecil. Ada hal penting, jangan sampai momen acara ini menjadi pelunag bagi orang-orang yang kurang etis, meraup keuntungan yang fantastis bukan ekonomis. Untuk mencegah hal buruk itu, kepala sekolah perlu mengawasi anggaran pengeluaran acara ini tidak sekedar didelegasikan kepada guru.
  • Sekolah dan orang tua murid perlu duduk bersama memusyawarkan bagaimana acara ini berjalan lancer dan khidmat. Sekolah perlu menyampaikan konseskuensi logis dari acara yang sangat penting ini dan anggaran yang logis dan ekonomis. Orang tua perlu disensus (ditanya) kesanggupannya mensukseskan acara ini, jika perlu ditawarkan system pembayaran yang dicicil atau perlu ditawarkan system donator di mana ada orang tua murid yang bersedia mennggung biaya murid lain. Sebab sangat mungkin ada orang tua yang tidak mampu dengan baiya acara ini. Jika merujuk data BPS setiap tahun ada 9 ada 10% penduduk miskin Indonesia. Kira-kira 1 dari setiap 10 orang tua murid bisa saja termasuk golongan tidak mampu. Biaya satu orang ditanggung oleh 9 orang maka akan menutupi pembiayaan untuk acara ini.
  • Jika murid yang lulus sangat sedikit misalnya sekolah kami tahun 2024 meluluskan 6 murid dan tahun 2025 meluluskan 4 murid apakah penting acara perpisahan ini? Kami mempunyai plan A dan plan B. Plan A biaya makan siang, sewa tempat (sejenis kebun wisata) dari dana Yayasan. Sedangkan baiaya perlengkapan (map hard cover, plakat, foto dan cetak foto) disumbang dari patungan orang tua murid. Plan B, kami membuat acara di sekolah saja tanpa makan siang, sebagai gantinya guru membuatkan kue atau snack ringan seperti bolu atau donat.
  • Konsep acara perpisahan perlu ditambah dengan penugasan seperti murid menuliskan ungkapan rasa terima kasih kepada setiap guru, ungkapan meminta maaf dan permohonan agar mendapat doa dari guru serta uangakapan nasihat untuk adik-adik kelas. Jika murid tidak suka menulis maka bisa disampaikan secara lisan. Jika murid terlalu banyak dan tidak ada cukup waktu untuk itu, maka ungkapan terimakasih cukup diwakilkan satu orang dari setiap kelas. Nyanyian "Termakasih Guruku" dan "Hymne Guru" belumlah cukup untuk membangun rasa syukur yang mendalam.
  • Sekolah dan guru perlu menyimpan foto-foto muridnya yang telah lulus, jangan hanya meminta murid untuk ingat wajah atau peran sekolah dan gurunya! Jangan hanya meminta murid menyapa dan salam kepada gurunya di manapun berjumpa! Karena murid adalah produk dari sekolah dan gurunya.
  • Murid jangan meremehkan dan melupakan jasa guru. Namun guru maupun murid, seyogiyanya terus belajar untuk setiap memberi atau setiap berjasa kita perlu melupakan pemberian atau jasa itu, sehingga kita tidak pernah berhenti memberi, berkorban dan berjuang serta berterimakasih kepada Tuhan yang tak pernah berhenti mencurahkan rahmat dan kasih-sayangNya dan membimbing serta membina seisi alam.

Foto Bersama Guru, Murid, Orang Tua Murid dan Yayasan Permata Hati (2024) (Dokumen Sekolah)
Foto Bersama Guru, Murid, Orang Tua Murid dan Yayasan Permata Hati (2024) (Dokumen Sekolah)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun