Arthur Koestler(1905-1983)Jurnalis dan novelis Inggris kelahiran Hungaria, terkenal karena novelnya, Darkness at Noon (1940) yang mencerminkan perpisahannya dengan Partai Komunis dan kelahiran kembali ideloginya. Sejak 1937 Koestler adalah salah seorang dari tokoh pengarang Eropa utama yang aktif secara politik. Kecamannya yang pedas terhadap totalitarianisme Soviet pada awal Perang Dingin membuat dia berseberangan dengan intelektual yang terkenal seperti Sartre dan Brecht. Sejak 1956 dia lebih memfokuskan diri pada persoalan sains dan mistisisme, khususnya telepati dan persepsi adiinderawi.
Arthur Koestler lahir di Budapest pada 5 September 1905. Kedua orang tuanya keturunan Yahudi. Pada 1922 Koestler memasuki Universitas Vienna dan kemudian tertarik dengan gerakan Zionis. Koestler berangkat ke Palestina pada 1926 tanpa menyelesaikan studinya dan menjadi koresponden Yerusalem untuk sebuah koran Jerman. Dari 1932 sampai 1938 Koestler menjadi anggota Partai Komunis Jerman, tetapi kemudian keluar. Dia tinggal di Perancis dari 1832-1936 sebagai wartawan lepas. Dia sempat mengembara ke Baku dan Turkmenistan. Di sana dia bertemu penyair Amerika, Langston Hughes. Di Paris Koestler menjadi editor mingguan anti-Hitler dan anti-Stalin, Zukunf. Semasa Perang Sipil Spanyol Koestler ditangkap oleh pasukan Franco tetapi berhasil dibebaskan atas upaya pemerintah Inggris. Periode ini digambarkannya dalam Spanish Testasment (1937), yang ditulis kembali dengan judul Dialogue With Death (1942).
Novel pertamanya adalah The Gladiators (1939), kisah tentang pemberontakan budak Spartacus di Roma. Setelah sempat ditahan di Le Vernet pada masa pemerintahan Vichy dia pindah ke Inggris dan menulis buku pertamanya yang berbahasa Inggris, The Scum of the Earth (1941), sebuah otobiografi. Pada 1946 Koestler sempat bertemu dengan Sartre di Paris. Novelnya yang sukses dan membuatnya terkenal secara internasional, Darkness at Noon, diterbitkan di Paris dalam bahasa Perancis dengan judul Le Zero et l’Infini, yang laku sebanyak lebih dari 400.000 eksemplar. Novel ini menjengkelkan pendukung Komunis. Karenanya Koestler dan Sartre tak pernah menjadi sahabat dekat. Novel ini dipandang sebagai fiksi politik terkuat di abad ini dan pernah diadaptasi ke panggung Broadway oleh Sidney Kingsley di tahun 1951. Karyanya yang lain tentang Stalinisme dan komunisme adalah The Yogi and the Commissar (1945) dan The God That Failed (1949). Dalam memoirnya, Arrow in the Blue (1951) danThe Invisible Writing (1954), Koestler menganalisa pencarian utopianya dan kekecewaannya terhadap komunisme Rusia. Sejak 1950-an Koestler mulai mempublikasikan karya-karya ilmiah dan filosofis. Koestler menikahi tiga kali: dengan Dorothy Asher (1935-50), Mamaine Paget (1950-52) dan Cynthia Jefferies (1965-83). Dia juga memiliki beberapa hubungan asmara lainnya – tetapi “one-night stand”-nya dengan Simone de Beauvoir di Paris adalah sesuatu yang tak ingin mereka ulangi lagi. Dia mendirikan Yayasan Koestler yang mempromosikan riset di bidang parapsikologi dan bidang-bidang lainnya. Karya terkenal Koestler di bidang ilmiah adalah Roots of Coincidence (1972) dan The Challenge of Change (1973).
Koestler mengidap beberapa penyakit yang susah diobati – parkinson dan leukemia. Sebagai seorang pendukung euthanasia, Koestler akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan minum obat sampai overdosis – kematiannya dilaporkan pada 3 Maret 1983.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI