Mohon tunggu...
Embah Minton
Embah Minton Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan

Membaca, merenung, kemudian menulis ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pancasila, "Ideologi" Kasih Sayang

13 Oktober 2020   15:51 Diperbarui: 13 Oktober 2020   15:54 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aora kasih-sayang inilah yang diharapkan menjadi energi bagi masing-masing pihak yang berseberangan untuk menahan diri, demi kepentingan yang lebih besar, yaitu persatuan Bangsa Indonesia.

Pada bagian akhir tulisan ini, saya menawarkan iming-iming yang menggoda. Sebelum kami berpisah, Orang Asing itu berbisik kepada saya: 

"Saya percaya, kelak ideologi Anda bisa menjadi alternatif menata peradaban masa depan. Masyarakat dunia sudah tidak percaya lagi dengan ideologi besar, pengusung humanisme tetapi ditegakkan dengan cara-cara yang tidak manusiawi. 

Alih-alih memberikan kedamaian apalagi kesejahteraan, ternyata justru menyengsarakan masyarakat luas. Kemajuan yang dicapai tidak sebanding dengan pengorbanannya.   

Korban terjadi dimana-mana, menjejali pelosok bumi dalam berbagai bentuknya: terkurasnya sumber daya alam, kerusakan lingkungan hidup, melayangnya jiwa dan harta-benda akibat bencana dan perang, kemiskinan, ketidakadilan, dan masih banyak yang lainnya. 

Tidak jelas kearah mana peradaban umat manusia ini hendak dibawa. Sekarang ini warga dunia sedang menanti tatanan baru, yang menjanjikan keadilan dan kesejahteraan atas dasar nilai kasih sayang."

Begitulah, seperti telah saya sampaikan, bukan hal yang mustahil, Pancasila go global. Masalahnya, terpulang kepada kita, semuanya, bukan orang-perorang, atau golongan-pergolongan. Tidak ada lagi Kadrun atau Cebong semuanya bersatu, bersama, berjamaah, gotong-royong, sebagai Bangsa Indonesia.   

Singkirkan kebencian dan dendam, pupuk rasa kasih sayang, rajut kembali persatuan.  

Mau? Yang tidak mau berarti "bukan Pancasila".  

-----

Sedang asyik-asyiknya menikmati suasana kalbu, tetiba keributan mengagetkan saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun