Mohon tunggu...
M. Aminulloh RZ
M. Aminulloh RZ Mohon Tunggu... Guru - Hidup Berpetualang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Politik hanya momentum, berbuat baik selamanya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nasionalisme Islam adalah Nasionalisme Kemanusiaan

1 September 2020   20:50 Diperbarui: 1 September 2020   20:58 1705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasionalisme Islam (jalandamai.net)

Maka, dalam teks proklamasi disebutkan "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."

Dengan begitu, maka nasionalisme bangsa Indonesia berbeda dengan nasionalisme bangsa Arab. Meski tujuannya tetap sama, yakni ingin melepaskan diri dari kolonialisme barat. Nasionalisme bangsa Arab berakar dari fanatisme kebangsaan, bangsa Arab merasa bahwa bangsanya lebih mulia. Nasionalisme seperti demikian lebih bersifat chauvinistic yang banyak ditolak oleh kalangan pemikir Islam di negeri Arab sendiri.

Untuk nasionalisme Indonesia, secara terang tergambar di semua sila dalam Pancasila. Bukan chauvinisme, etnosentrisme, ataupun rasialisme. Lebih tepatnya, nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang bersifat kemanusiaan.

Jadi sudah jelas, bahwa nasionalisme Indonesia berdasarkan kemanusiaan, persamaan derajat, tanpa melihat perbedaan etnis, agama, suku, dan budaya, semua bersatu dalam persatuan Indonesia. Rumah besar ini dibangun berdasarkan realita pluralitas yang ada. 

Dengan demikian, ajaran kemanusiaan universalitas Islam, terwujud dalam satu kebangsaan yang bernaung dalam segala perbedaan, terbukti persatuan Indonesia sebagai manifestasi  ajaran Islam tentang persatuan umat. Seperti juga yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam menerapkan universalitas Islam pada massanya.

Sebagai satu bangsa, dalam Al-Quran (Q.S. al-Hujurat 49:13) menyebutkan bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Ini menandakan bahwa nasionalisme kebangsaan Indonesia dengan martabatnya yang tinggi, hadir dalam pergaulan antarbangsa di dunia.

KH. Said Aqil Siradj, Ketua Umum Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pernah mengatakan : "Islam saja tanpa nasionalisme akan menjadi ekstrim, dan nasionalisme saja tanpa ada landasan Islam akan kering."

Dengan demikian, mengamalkan jiwa nasionalisme yang Pancasilais sebagai cahaya syariat Islam yang universal ini, maka kita sedang menuju Indonesia yang baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur (Negara Makmur dibawah ampunan Tuhan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun