Indonesia sudah berusia 75 tahun. Proses yang dilalui tentu sudah beberapa generasi yang telah melampaui dan melewati berbagai tantangan serta halangan yang menghadang. Dimulai dengan perbedaan pendapat mengenai sistem pemerintahan, hingga rongrongan intervensi asing di tengah jalan kemerdekaan.
Tertulis di banyak buku-buku sejarah tentang bukti-bukti perlawanan radikalis Negara Islam Indonesia (1949-1962) dan Partai Komunis Indonesia (1914-1966) terhadap konsensus negara yang telah dibuat oleh para pendiri bangsa.
Bentuk dan sistem negara teokrasi, memang selalu menarik untuk dikaji dalam sebuah literatur dan diskusi ilmiah. Namun, tidak untuk diimplementasikan.Â
Sebab akan menimbulkan masalah baru yang akan menjadi polemik di tengah masyarakat. Akan sangat mudah kita menyalakan api dalam sumbu yang di dalamnya terdapat bahan bakar, tapi akan sulit kita memadamkan api itu.
Di tengah perbedaan yang ada di Indonesia, sebetulnya masyarakat kita sudah memiliki tameng yang kuat dan kokoh terhadap api luar yang siap membakar kapan saja. Tameng itu adalah kemajemukan. Sejak zaman dahulu, masyarakat kita pada dasarnya tidak mudah untuk dipecah belah, baik oleh perbedaan suku, etnis, maupun agama.
Saat ini, tantangan Indonesia tidak begitu jauh dari radikalisme seperti dipaparkan pada alinea pertama, baik radikal secara gerakan, maupun pemikiran.Â
Pada dasarnya persoalan tersebut cukup  sederhana, karena pemahaman yang keliru dan sempit mengenai keyakinannya. Masyarakat kita kurang memahami perbedaan yang ada, mana agama, aliran dan mana gerakan politik.
Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan. Agama merupakan ajaran suci dari Tuhan Yang Maha Kuasa, sekaligus etika moral, dan hukum dalam sosial budaya kehidupan manusia. Di Indonesia sendiri ada agama Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, Konghucu, dan penganut kepercayaan.
Beberapa agama memiliki aliran dan perbedaan mazhab. Dalam hal ini, penulis memfokuskan tulisan ini pada berpedaan mazhab, aliran, dan gerakan politik dalam Islam. Aliran Yang paling mencolok adalah pertama, Syiah.Â
Secara jamak, pengikutnya disebut Syi'i. Syiah mempunyai rujukan hadis tersendiri, seperti hadis Aisyah tidak dipakai, Abu Hurairah dll. Syiah juga mempunyai konsep imamah, satu komando, berpusat di Negara Repubik Islam Iran.
Yang kedua, Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Secara jamak, pengikutnya disebut Sunni. Aliran ini adalah firkah terbesar, mayoritas umat Islam di dunia beraliran ini. Aliran tersebut juga yang meyakini empat mazhab fiqih termasyhur, Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafii, dan Imam Hambali.Â