Pemanenan air hujan dengan metode ini sudah dilakukan oleh warga Desa Girikerto Imogiri Yogyakarta sejak 2013, dengan beberapa modifikasi yaitu overflow kelebihan airnya akan dimasukkan ke dalam sumur resapan yang dibangun tidak jauh dari lokasi dan pemakaian pipa pasir kuarsa tidak dilakukan karena karakteristik daerah Imogiri yang berbatu kapur.Â
Metode Joglangan
Cara yang paling sederhana yaitu membuat joglangan atau lubang di pekarangan (biasanya sebagai tempat sampah organik atau daun-daun).
Saat lubang galian terisi penuh oleh air hujan, maka air yang ada di dalamnya akan meresap dalam tanah secara perlahan karena adanya sampah organik di dalamnya yang sama prinsipnya dengan lubang biopori.Â
Sumur Resapan Air Hujan
Metode sumur resapan sebenarnya bukan metode baru, sudah banyak masyarakat yang mengenalnya.
Hal yang menjadi titik kritis yaitu tidak mencampurkan air buangan/air limbah ke dalam sumur resapan karena sumur resapan hanya khusus untuk air hujan. Masuknya air buangan atau air limbah dapat berpotensi pencemaran pada lapisan air tanah.
Dalam melakukan desain sumur resapan, perlu dibuat bak kontrol sedimen untuk mengendapkan sedimen sebelum air hujan masuk ke dalam sumur resapan.Â
Prinsip dasar sumur resapan adalah memberi kesempatan dan jalan air hujan untuk meresap ke dalam tanah dengan cara menampung air dalam suatu sistem resapan.
Adanya tampungan medan tekanan air, air hujan mempunyai cukup waktu dan tekanan untuk meresap ke dalam tanah sehingga pengisian tanah menjadi optimal. Sama halnya ketika kita minum air, perlu waktu untuk meneguk secara perlahan supaya dapat diserap optimal oleh tubuh.