Mohon tunggu...
Eliza Bhakti
Eliza Bhakti Mohon Tunggu... Insinyur - ASN Kementerian PUPR

Government Officer | Environmental Enthusiast | Writer in progress |

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mengasah Kecerdasan Finansial Anak

5 Juli 2023   09:09 Diperbarui: 5 Juli 2023   16:03 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak nabung (Kompas.com/Andreas Lukas Altobeli)

Desi, seorang ibu rumah tangga mengeluhkan tagihan belasan juta akibat anaknya kecanduan game online. 

Lain lagi dengan Lasmi, buruh cuci yang harus menanggung utang jutaan karena anak remajanya ingin menonton konser grup K-Pop idolanya. 

Selain mereka, kini di pemberitaan kian sering kasus anak membunuh orang tua kandung karena alasan-alasan sepele, seperti tidak dibelikan sepeda motor. Belum lagi makin maraknya kasus bunuh diri karena jeratan pinjaman online. 

Fenomena ini kemudian mengundang tanya, apa akar penyebabnya? 

Jawabannya bisa beragam antara lain tuntutan gaya hidup, media sosial yang menuntun untuk flexing serta pola asuh. 

Sebegitu besarnya keinginan anak dan remaja untuk mengikuti pergaulan hingga membebani orang tua. Untuk itu perlu sedini mungkin mengajarkan kepada anak untuk melek finansial.


Prinsip dasar kecerdasan finansial adalah membedakan keinginan dan kebutuhan. Dahulu kita mengenal kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Namun kini semua paradigma tersebut bergeser, dimana orang lebih mementingkan penampilan dan gaya hidup dibandingkan kebutuhan pokok. Kecerdasan finansial juga dapat membantu kita untuk mewaspadai sumber uang haram.

Mengajarkan Makna Uang Pada Anak Usia 3 hingga 6 Tahun 

Pada usia 3-4 tahun orang tua sudah bisa mengenalkan anak tentang konsep kepemilikan barang. Misalnya mengenali mana mainan yang menjadi miliknya dan mana mainan yang milik kakak atau adiknya. 

Konsep ini mengajarkan batasan untuk tidak asal mengambil barang yang bukan miliknya dan membiasakan meminta izin si empunya barang sebelumnya. 

Di usia ini orang tua dapat pula mengenalkan konsep pertukaran saat bermain role play, misalnya bermain sebagai penjual dan pembeli. Selain itu pesan-pesan baik dapat orang tua sampaikan lewat membacakan buku dengan cerita serupa.

Pada usia yang kerap dikenal sebagai terrible three ini anak acap kali tantrum sebagai bentuk mengekspresikan kehendaknya yang tidak dituruti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun