Mohon tunggu...
Elvira Pangemanan
Elvira Pangemanan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jurusan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Obsesi dalam Mendapat Jumlah Like dan Komentar di Instagram

6 Maret 2021   02:38 Diperbarui: 6 Maret 2021   02:55 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tidak dapat dipungkiri bahwa Instagram merupakan salah satu sosial media terpopuler yang digandrungi semua orang mulai dari anak kecil bahkan orang dewasa. Bagi sebagian orang memiliki Instagram adalah sebuah keharusan dan kebutuhan  untuk bersosialisasi. Meskipun begitu, tidak banyak orang yang menyadari bahwa semakin banyak hubungan sosial di dunia maya, semakin sedikit pula hubungan sosial mereka di dunia nyata.

Sosial media khususnya Instagram seolah-olah membawa orang-orang dari dunia nyata pindah ke dunia maya walaupun orang-orang yang berperan dalam dunia maya tersebut hanyalah sebuah topeng. Tidak ada yang tahu kehidupan asli seseorang yang kita kenal hanya dari sosial media, sehingga jangan heran jika banyak penipuan yang terjadi. Memang tidak semua yang kita kenali di sosial media membawa dampak buruk, ada juga yang menjadi inspirasi dan berpengaruh baik bagi kita.

Oleh karena itu, perlulah kita bertanya apakah memiliki Instagram membuat saya sungguh bahagia di dunia nyata? Atau hanya bahagia di dunia maya saja? Dan apakah dampaknya pada kehidupan asli kita? Tidak memiliki pengaruh apa-apa atau hanya berdampak buruk pada psikologis kita saja?

Satu hal yang paling berpengaruh atas kesenangan kita memainkan media sosial khususnya Instagram yaitu mendapat jumlah like yang banyak dan komentar dari warganet/netizen.

Beberapa psikolog dan ahli sudah menyatakan bahwa mendapat banyak like dan komentar di sosial media sangat berpengaruh pada psikologi manusia. Jangankan psikolog atau ahli, kita sendiri yang memiliki Instagram tahu dengan jelas dan merasakan betapa senangnya mendapat banyak like dan komentar dari post/video yang kita upload di Instagram. Seakan-akan mendapatkan penghargaan dan perhatian tulus dari banyak orang. Memang manusia adalah makhluk sosial yang ingin mendapat perhatian baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pengaruh jumlah like dan komentar pada Instagram mempengaruhi psikologis kita dalam beberapa kasus. Seperti orang yang mendapatkan like dan komentar banyak akan merasa percaya diri dan senang. Berbeda dengan mereka yang mendapatkan sedikit like dan komentar akan menjadi kurang percaya diri, kecewa bahkan beberapa memutuskan untuk menghapus postingan mereka dan mengupload kembali dengan postingan yang lebih mengundang like. Bukan hanya like dan komentar, pengikut/followers juga berpengaruh pada psikologis kita. Semakin banyak followers, membuat kita semakin dikenal banyak orang. Bahkan dengan banyaknya followers, kita bisa mendapatkan penghasilan dari endorsement, semakin kita terkenal, semakin besar pula kemungkinan kita dikenal oleh orang yang berpengaruh di sosial media seperti para selebgram.

Dengan ini, obsesi akan like dan komentar terus meningkat dan beberapa orang bahkan bisa menghalalkan berbagai cara untuk mendapat like dan komentar. Beberapa oknum tertentu memanfaatkan obsesi ini dengan berbisnis menjual like, komentar serta followers. Bisnis ini memungkinkan kita untuk mendapat like, komentar dan followers lebih banyak dengan memberikan sejumlah uang. Cara lain yang digunakan beberapa orang untuk mendapat like atau komentar lebih banyak yaitu memberitahu teman atau followersnya untuk memberikan like dan komentar pada postingannya. Mungkin tidak terjadi pada semua orang, tapi memang ada beberapa orang seperti ini kepada teman yang mungkin saat itu berada didekatnya ketika ia memposting foto/video. Ada juga yang terus mengedit foto/videonya dengan berbagai aplikasi agar terlihat lebih menarik dan mengundang banyak like dan komentar.Dari sini kita bisa lihat betapa puasnya mendapatkan like dan banyak komentar bahkan bisa membuat ketagihan.

Bukan hanya itu, beberapa oknum/orang tertentu memanfaatkan kehidupan pribadi seseorang untuk diviralkan agar mendapatkan like dan banyak komentar. Korban dari kehidupan yang telah diekspos biasanya para selebriti baik itu tanah air maupun selebriti luar negeri, tokoh politik/pemerintahan, selebgram, pengusaha dan orang berpengaruh/terkenal lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan kehidupan pribadi yang diekspos bersifat negatif dan menjatuhkan para korban. Dari hal ini pula mengundang banyak opini dari warganet yang terus melancarkan berbagai komentar di kolom komentar postingan. Sebagai seorang manusia yang jujur, dapat melihat betapa serunya melihat komentar yang dilancarkan para warganet, banyak yang melakukan pembelaan, bullying, candaan dan bahkan promosi bisnis. Mereka yang melakukan promosi bisnis pada kolom komentar melihat bahwa sebuah postingan akan mengundang perhatian banyak orang dan pada postingan tersebut bisa dijadikan tempat mempromosikan bisnis mereka. Bukan hanya bisnis, ada juga yang mempromosikan akun sosial media Instagram mereka bahwa nomor handphone.

Kepuasan yang kita dapatkan dengan like dan komentar yang banyak walaupun hanya di dunia maya bisa meningkatkan mood kita dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Orang yang baru saja mengupload sebuah post foto/video di Instagram akan cenderung mengecek terus menerus sosial media untuk mengetahui sudah seberapa banyak orang yang memberikan like dan komentar. Semakin bertambah like dan komentar, semakin pula kita tersenyum dan merasa bahagia. Tapi berbanding terbalik yang mendapat like dan komentar sedikit. Mereka yang mendapat like dan komentar sedikit akan berpengaruh buruk pada psikologis dan insecure dengan diri mereka sendiri. Merasa bahwa diri sendiri kurang menarik dan tidak bisa bergaul, padahal pada kenyataannya mungkin tidak seperti itu. Itu hanya terjadi di dunia maya saja.

Jangan menjadi tidak percaya diri dengan apa yang terjadi di sosial media. Bisa saja mereka yang mendapat banyak like dan komentar hanya karena membeli like dan komentarnya. Tidak ada yang tahu trik apa yang digunakan seseorang untuk mendapat like, komentar dan followers yang banyak. Kita seharusnya tidak terlalu terbawa suasana dengan apa yang terjadi di media sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun