Mohon tunggu...
Elvin Hendratha
Elvin Hendratha Mohon Tunggu...

setia hingga terakhir di dalam keyakinan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wong Mbambung Lan Wong Edan

22 Mei 2013   19:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:10 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap saya berpindah domisili ke kota lain, keberadaan gelandangan dan orang gila  selalu menghiasi panorama kehiruk-pikukan sebuah kota. Ini problem klasik. Dimana di sebuah negara yang memiliki tingkat kemakmuran dan kemajuan yang tinggi, Phil Collins masih saja bersenandung : "Another day in Paradise". Di berbagai kota WONG MBAMBUNG dan WONG EDAN merupakan EPIDEMI kota yang bersifat musiman. Suatu ketika tiba2 populasi mereka meningkat dengan tajam. Disepanjang mata memandang, selalu berjumpa mereka. Di emperan pertokoan, sering ada WONG EDAN mbakang klentang (baca : Orang gila, telanjang bulat) atau WONG MBAMBUNG tiduran di TAMAN. Tetapi suatu hari, jangan keheranan bila kesulitan menjumpai mereka di sudut-sudut emperan. Itu tidak aneh, ternyata keberadaan mereka itu berkaitan dengan pelaksanaan operasi yang dilakukan oleh TIBUM (Ketertiban Umum). Jadi apabila suatu malam, TIBUM itu datang menangkapi mereka untuk dibawah ke sebuah truck. Itu berarti keesokan harinya, kota tersebut akan terbebas dari pandangan melintasnya : WONG MBAMBUNG dan WONG EDAN. Dan jangan heran bila ternyata, tiba-tiba secara bersamaan KOTA TETANGGA anda akan kebanjiran banyak WONG EDAN dan WONG MBAMBUNG baru hasil buangan. Mereka dibuang ke kota lain, agar KOTA PENGIRIM menjadi bersih dan bebas dari mereka. Kota menjadi bersih, dan harapan impian piala ADIPURA akan menjadi kenyataan. Lalu kota penerima menjadi kaget, malamnya TIBUM mereka juga sepakat mengadakan OPERASI KHUSUS untuk mengirim mereka juga ke kota tetangga lain sebelahnya. Begitu seterusnya bagai PIALA BERGILIR...... Kalau saat saya masih kecil di Banyuwangi. Orang-orang seperti mereka, tidak pernah berganti. Itu-itu saja,. Diberi nama tetap yang khusus oleh masyarakat. Orang-orangnya selalu tetap dan tempatnya mangkal tidak berpindah-pindah, saya sampai hapal. Ada yang bernama : NAIM, NO, USMAN, MOTO KUCING, SAONA DUDUS (karena sering cari kutu rambut), CAK NDER DENGKLANG, WERKUDORO (karena gak bisa duduk) dan lain sebagainya. Kemana sekarang ya CAK NDER DENGKLANG ? Mungkin sudah sampai Palembang ? karena dia terus dioper dari KOTA ke KOTA...? Catatan : Pasal 34 ayat 1 UUD 45 - Fakir Miskin & Anak-anak Terlantar dipelihara oleh NEGARA

13692268191682178288
13692268191682178288

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun