Mohon tunggu...
ELVI HIDA
ELVI HIDA Mohon Tunggu... Freelancer - Dewa Hades

Do what you expect to do

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Waspada! Bahaya Narsis Mengintaimu

9 April 2018   11:30 Diperbarui: 9 April 2018   11:46 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Konteks harmoni kehidupan yaitu saling berjalan beriringan satu sama lain, memberi keseimbangan dan sesuai dengan takaran. Namun, manusia diciptakan untuk memiliki kebutuhan dan hasrat untuk memenuhi kebutuhan itu. Karena hasrat itulah seringkali manusia memiliki rasa ingin berlebih , memperbanyak, dan menambah, entah dalam konteks apapun itu. Sekarang manusia dihadapkan dengan persaingan yang sangat ketat dan tentunya manusia mulai memiliki rasa untuk bersaing dan menampakkan diri, rasa agar selalu diakui. Hingga terkadang menembus batas-batas privasi demi memperoleh pengakuan. 

Saat seseorang telah memperoleh pengakuan ia akan merasa candu dan berusaha untuk memenuhi hasratnya demi menimbulkan rasa puas dan kebanggaan. Disinilah letak permasalahan saat seseorang tak mengerti ataupun tak sadar bahwa mungkin ada orang yang berfikir berbeda atas apa yang dilakukannya, mungkin sekelompok orang tidak mempermasalahkan saat mengetahui seseorang ingin dirinya dilihat, namun pasti ada juga kelompok lain yang merasa terganggu atas tindakan tersebut. 

Merasa bahwa dirinya pantas, tak segan memamerkan apa yang disandangnya dan mengira bahwa dirinya adalah yang terbaik, memiliki anggapan berlebihan terhadap dirinya sendiri atau biasa disebut dengan narsistik. Narsistik saat ini telah masuk kedalam kategori kelainan mental, dan masih belum ditemukan metode untuk mengatasi hal tersebut, gejalanya sendiri tidak terdiagnosa karena hampir lumrah dilakukan oleh semua manusia. Seperti sifat egois, semua manusia tentu punya sifat egois, sedangkan sifat egois yang tinggi nilah yang menjerumus ke narsistik. 

Seorang narsistik sebenarnya memiliki rasa percaya diri yang kurang, sebagai manusia yang normal dia berusaha untuk menutupinya dan atas hasil dari usahanya dia mempunyai rasa percaya diri yang ekstrim dan tidak mau menerima kritikan dalam bentuk apapun. Awal munculnya sifat narsistik biasanya diakibatkan oleh timbulnya rasa tak ingin disaingi. Seperti yang tertulis di doktersehat.com "Dia ingin orang lain untuk menjadi iri dengan dirinya, tetapi sebenarnya dia cemburu dengan mudah. Dia kompetitif dan terancam oleh prestasi orang lain."

Penderita narsistik sebenarnya mudah sakit namun mereka seringkali menunjukkan amarah yang berlebih untuk memanipulasi keadaan yang sebenarnya, karena mereka cenderung menutupi kelemahannya dalam segala hal.

Permasalahan seperti narsistik ini tidak bisa diselesaikan dalam ranah bimbingan konseling, karena narsistik bukan permasalahan mental biasa. Memang, bagi orang awam penderita narsitik tampak normal dan biasa-biasa saja. Namun sebenarnya sungguh berbahaya seperti halnya orang yang memiliki kelainan jiwa. Dan metode dalam bimbingan konseling tidak sampai ke level yang lebih tinggi dari sekedar permasalahan mental biasa. Sudah seyogyanya pengidap narsistik berpindah tangan ke yang mumpuni dan mampu mendalami bidang kejiwaan, yakni psikiater. Dan harus benar-benar intensif di rawat dan diobservasi oleh sang psikiater.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun