Mohon tunggu...
Elvidayanty Darkasih
Elvidayanty Darkasih Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Email : elvi.jambi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Multitugas dan Survival Berkat Mama

5 Desember 2020   18:28 Diperbarui: 5 Desember 2020   18:29 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar instagram (@tetehindahhh)

"Kerja jangan sambil melamun. Pikirkan apa yang akan kamu kerjakan setelah pekerjaan ini selesai." Nasehat mama suatu hari, nasehat yang sepertinya membekas seumur hidup saya dan saudara-saudara saya. 

Sejak kecil, saya dan saudara-saudara terlatih untuk berbagi tugas di rumah tangga. Tidak ada alasan bagi saya dan saudara-saudara saya untuk tidak bisa memasak, membersihkan rumah atau mencuci pakaian. 

Semua berlaku untuk anak perempuan dan laki-laki. Kebiasaan yang kemudian memudahkan saya untuk segera adaptif dengan situasi dan lingkungan baru. 

Mama juga yang melatih saya dan saudara-saudara saya terbiasa melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu. Memasak dan mencuci piring bisa dilakukan bersamaan tanpa harus mengorbankan salah satunya. Masakan selesai dan bisa dinikmati, berbarengan dengan peralatan masak yang juga sudah selesai dicuci. 

Mama yang memiliki usaha toko roti, melatih saya dengan sabar saat berhadapan dengan kompor. Roti kukus, roti panggang dan roti goreng dimasak bersamaan. Manajemen waktu dan konsentrasi yang baik menjamin semua roti tersebut masak dengan sempurna. 

Saya teringat ketika bekerja di sebuah stasiun radio. Ketika itu, masih menggunakan kaset pita dan tapedeck untuk  kegiatan on air. Penyiar harus merangkap operator, dituntut konsentrasi yang tinggi agar siaran berjalan mulus. Bagian yang paling rumit dan repot adalah saat siaran request lagu. 

Saat itu penyiar harus mencatat dengan pena siapa penelpon yang memesan lagu, lagu dikirim untuk siapa, kata-kata pesanan dari pengirim lagu, dan tentu saja lagu apa yang diminta pengirim lagu. 

Masa-masa dimana telepon genggam masih menjadi barang mewah dan hanya segelintir orang yang punya. Saya bisa segera beradaptasi dan menikmati pekerjaan tersebut. 

Tidak ada waktu untuk melamun, konsentrasi terbagi antara mencari kaset lagu pesanan, menjawab telepon dan mencatat pesanan pengirim lagu, dan membacakan pesanan pengirim lagu ketika naik modulasi suara. 

Saat menjadi penyiar salah satu radio swasta di Jambi. (Dok.pri)
Saat menjadi penyiar salah satu radio swasta di Jambi. (Dok.pri)

Saya juga bisa segera beradaptasi dengan pekerjaan baru, dengan tempat tinggal yang baru dan kondisinya sangat berbeda. Tinggal di desa dan di hutan, serta berbaur dengan komunitas Suku Orang Rimba. Pekerjaan yang tidak pernah saya bayangkan saat masih sekolah ataupun kuliah.

Saat mengunjungi komunitas Orang Rimba yang kehilangan hutannya. (dok.pri)
Saat mengunjungi komunitas Orang Rimba yang kehilangan hutannya. (dok.pri)
Banyak sekali pelajaran hidup yang sangat berharga yang didapat dari sosok seorang ibu. Mama juga mengajarkan saya bagaimana bersikap dengan banyak orang. Bagaimana bersikap empati dan toleransi dengan orang lain. Bagaimana merawat hubungan baik dengan saudara. Bagaimana membawa diri jika suatu hari harus tinggal dengan orang lain. 

"Setiap habis shalat Mama berdoa untuk kalian, anak-anak Mama. Semoga kelak kalian menjadi orang yang bermanfaat, minimal untuk kalian sendiri. Tidak menyusahkan saudara yang lain, apalagi orang lain. Mama juga berdoa, semoga kelak Mama tidak menyusahkan kalian kalau sudah tua. Tidak menyusahkan anak, menantu dan cucu. Kalau Allah mengabulkan doa Mama, lebih baik Mama segera dipanggil Tuhan daripada menyusahkan kalian." 

Seringkali mama membicarakan hal tersebut kepada anak-anaknya, dan Tuhan sepertinya mengabulkan doa beliau yang tulus itu. Mama pergi meninggalkan dunia sesuai dengan doanya, tidak menyusahkan anggota keluarga, bahkan mengagetkan banyak orang karena tidak menunjukkan gejala sakit. Pergi saat anak-anaknya sudah siap dengan bekal pendidikan dan mental yang kuat untuk menghadapi kehidupan.

Saya dan saudara-saudara saya belajar nilai-nilai pengabdian dan keikhlasan dari sosok seorang ibu. Ibu yang penuh cinta dan doa yang tulus untuk anak-anaknya. 

Seringkali, dalam beberapa kesempatan, kakak saya menasehati putera-puterinya dengan kalimat, "Bunda dulu diajarin nenek kalian seperti ini." Atau, "Bunda bisa hebat seperti ini karena Bunda punya mama yang hebat. Jadi, apa yang diajarkan nenek ke Bunda dulu, harus Bunda ajarkan juga ke kalian." 

Saat saya dan saudara-saudara berkumpul, kami sering membicarakan dan mengingat-ingat bagaimana mama mengajarkan banyak hal tentang pengalaman hidup, pelajaran yang tidak kami terima di sekolah.***

Elvidayanty Darkasih, Jambi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun