Mohon tunggu...
Elvi Anita Afandi
Elvi Anita Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - FAIRNESS LOVER

"... Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan." QS. Al Baqarah: 148

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Inilah Dukungan Moril Pasien yang Divonis Kanker (Penyakit Berat Lainnya)

23 Februari 2024   12:38 Diperbarui: 23 Februari 2024   17:51 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya hidup sehat cegah kanker payudara.(shutterstock)

Kisah Pasien dengan Vonis Kanker Payudara

Sebelum vonis kanker dari dokter, tampaknya Bu de sudah menduga, bahkan sudah tahu dirinya mengidap kanker. Bu De sudah bergabung dengan grup WhatsApp penderita kanker jauh sebelum vonis. Bahkan beberapa komunitas termasuk di Facebook. Meskipun belum ada vonis resmi dari dokter, diam-diam, Bu De berikhtiar, mengobati sendiri dengan aneka ramuan herbal, seperti teh China dan lain-lain.

Namun, benjolan di payudara Bu De makin membesar dan mengeras. Nyerinya bukan kepalang. Bu De acap menangis dibalik hamparan banyaknya jemuran agar tak tampak oleh orang lain.

Bu De juga sering menangis, di kamar mandi, di dapur, di tempat-tempat yang luput dari penglihatan orang lain. Dia tidak ingin meresahkan keluarga kecilnya yang terdiri seorang suami, dan dua orang anak laki-laki dan perempuan.

Ketika benjolan belum begitu besar dan meradang, Bu De tetap bekerja keras. Pagi jam enam sampai jam delapan atau sembilan Bude berangkat ke pasar kecil berjualan bubur bayi yang diambil dari seorang suplier. Sebulan Bu De bisa mendapatkan upah Rp 300.000 hingga Rp 400.000 tergantung berapa cup yang terjual.

Pulang dari jualan bubur Bu De bersiap mengurus cucian orang. Bu De melayani jasa laundry di rumahnya. Mencuci tumpukan pakaian dan seterika itu pekerjaan hari-harinya.

Kelelahan dan keinginan beristirahat dengan cukup harus dia tepis. Suami Bu De bekerja menjaga toko swalayan dengan gaji hanya Rp 250.000 per-minggu. Itu pun tidak bisa Bu De kelola seluruhnya karena suami Bu De seorang perokok. Sedang kedua anak Bu De belum bekerja, yang pertama baru wisuda sarjana, yang kedua kelas tiga SLTA.

Satu Ketika Bu De dapat informasi dari kawan bahwa banyak penderita kanker payudara yang akhirnya sembuh dengan mengonsumsi kunyit putih. Bu De pun searching di mesin pencarian digital, dan benar saja banyak keterangan artikel yang menyebutkan kunyit putih adalah obat kanker. Buru-buru penuh semangat Bu De membeli, mengolah dan mengonsumsinya. 

Sekitar tiga hari, benjolan di payudara makin mengeras, membesar dan meradang setelah minum ramuan kunyit putih. Bu De makin kesakitan, tak sanggup lagi jualan bubur apalagi mencuci dan seterika. Bu De tak bisa lagi menyembunyikan penderitaannya.

Bu De berpikir mungkin ini reaksi kunyit putih menuju kesembuhan. Bu De tetap mengkonsumsi sesuai aturan minum yang dianjurkan. Keesokan harinya, benjolan itu makin meradang dan meletus. Cairan bening, darah dan cairan seperti nanah merembes. Bu De tak tahan sakitnya, badannya lemas, hingga tak kuat menopang badannya sendiri. Bu De sempat pingsan.

Bu De pun dibawa ke rumah sakit. Beberapa prosedur pengobatan dilakukan, hingga pada kesimpulan Bu De harus menjalani proses biopsi untuk mengetahui jenis penyakit dan tingkat keparahannya sehingga dapat ditentukan pengobatannya. Bersyukur ada BPJS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun