Mohon tunggu...
Elsya Yulianti
Elsya Yulianti Mohon Tunggu... -

saya seorang pengajar BIPA yang ingin belajar menorehkan idenya lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jalan Tikus: Jalan Alternatif Memuluskan Tujuan

3 Desember 2010   17:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:03 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Jalan tikus adalah istilah yang digunakan untuk jalan tembus yang melewati jalan lingkungan yang kecil guna menghindari ruas jalan yang macet, ataupun menghindari persimpangan/lampu lalu lintas yang macet. Jalan tikus juga sering dimanfaatkan untuk menghindar dari polisi yang sedang melakukan pengawasan. Jalan tikus di wilayah perbatasan digunakan sebagai jalur penyelundupan barang, manusia ataupun narkotika (Wikipedia).

Jalan tikus. Jalan tikus akhir-akhir ini sering digunakan oleh para birokrat (dibaca koruptor) yang ingin mendapatkan keuntungan dengan jalan mudah. Ternyata kebiasaan menggunakan jalan tikus bukan hanya milik para koruptor. Orang biasa pun ternyata menyukai jalan tikus. Saya ambil contoh, saya bekerja di sebuah lembaga bahasa yang memberi pelayanan pengetesan TOEFL. Suatu waktu, beberapa kali saya berhadapan dengan orang-orang yang mencoba menempuh jalan tikus untuk memuluskan tujuannya. Mereka meminta saya untuk menaikkan skor TOEFL-nya. Hal tersebut, mereka utarakan dengan terlebih dahulu berbasa-basi dan menunggu meja front office kosong. Rupanya mereka masih punya rasa malu.

Ironisnya, orang-orang yang mencoba menempuh jalan tikus adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi. Saya tidak asal berkata dan menghakimi, tetapi itu semua berdasarkan pengalaman yang saya alami. Suatu waktu, pernah ada mahasiswa perguruan tinggi negeri ternama di kota Bandung yang mencoba menempuh jalan tikus, dengan sedikit memohon dia meminta saya menaikkan skor TOEFL-nya karena kalau skor TOEFL-nya kurang dia tidak bisa naik tingkat. Dan yang terbaru yaitu, ketika saya berhadapan dengan orang yang ingin mengikuti tes CPNS. Pengalaman yang terakhir membuat saya berpikir, ‘belum menjadi pegawai pemerintah saja sudah berperilaku seperti itu, bagaimana nanti? Apa jadinya Indonesia kalau pegawai pemerintahnya bermoral seperti itu?’

Jalan tikus sepertinya masih menjadi alternatif bagi orang yang tidak percaya diri dan ingin mendapatkan sesuatu tanpa perlu bekerja keras. Sepertinya penggunaan jalan tikus sudah begitu membudaya di Indonesia, untuk memotong jalurnya bukanlah hal yang mudah karena budaya tersebut sudah demikian mengakar di Indonesia. Jalan satu-satunya yang bisa kita tempuh adalah membangun kembali bangsa ini dengan menanamkan nilai kejujuran sejak dini kepada bibit-bibit baru penerus bangsa.

by Elsya Yulianti on Tuesday, 06 October 2009 at 13:11
Tulisan ini pernah saya publish di salah satu situs jejaring sosial.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun