Mohon tunggu...
Elsa Tania Arisandani
Elsa Tania Arisandani Mohon Tunggu... Lainnya - elsa tania

elsa tania

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan dan Kebudayaan, Dua Hal yang Tak Dapat Dipisahkan

18 Mei 2022   08:47 Diperbarui: 18 Mei 2022   15:09 1690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pendidikan-liputan6.com

Pendidikan dan kebudayaan yaitu dua hal yang tidak dapat di pisahkan. Sehingga banyak yang menyatakan bahwa pendidikan dan kebudayaan seperti dua sisi dari dua keping uang yang sama. Pendidikan dapat berubuah seiring dengan perkembangan kebudayaan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan bersifat progresif yang selalu mengalami perubahan baik itu pendidikan formal maupun informal. Tetapi, hal ini juga terdapat beberapa masalah yang ada. baik itu dari pendidikan maupun kebudayaan itu sendiri.

Dalam bidang pendidikan hampir dua tahun ini siswa mengalami perubahan dalam sistem pembelajaran. Hal ini di karenakan adanya pandemi covid-19 yang hampir menyerang seluruh dunia ini tak terkecuali Indonesia itu sendiri. Berbagai kebijakan yang di buat oleh pemerintah seperti learning loss. 

Learning loss merupakan pembelajaran jarak jauh yang di lakukan oleh siswa. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir lonjakan covid-19 ini. Pada awal munculnya covid-19 di Indonesia ini, seluruh siswa diberi libur selama dua minggu. Tetapi, justru covid-19 semakin banyak kasus covid-19 sehingga di berlakukan pembelajaran jarak jauh. Tetapi, hal ini juga menimbulkan beberapa masalah yang terjadi.

Permasalahan tersebut seperti kurangnya jaringan yang mendukung. Dengan pembelajaran jarak jauh tidak semua siswa itu jaringannya bagus. banyak daerah yang sulit di jangkau oleh internet. Sehingga hal ini mengalibatkan siswa akan ketinggalan mengenai materi yang di berikan oleh guru. 

Dengan jaringan yang tidak mendukung tersebut anak-anak cenderung tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung dan akan merasakan bosan karena hanya mendengarkan materi dari guru saja. Karena jika pembelajaran luring anak-anak di ikuti dengan canda gurau dengan teman-temannya.

Selain itu, kurang telatennya orang tua dalam pembelajaran jarak jauh. Banyak orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya. Sehingga anak-anak akan menyepelekan pembelajaran jarak jauh ini. Para orang tua harus lebih ekstra dalam mengajar pelajaran kepada anak. Karena dalam pembelajaran jarak jauh ini orang tua berperan aktif dalam mengajar anak. 

Misalnya saja hari Senin ada pelajaran Bahasa Indonesia jam 09.00 tetapi anak justru asik bermain maka orang tua harus berupaya agar anak ikut pelajaran tersebut. Kadang juga ada beberapa kasus karena hp anak dengan orang tua bersamaan maka jika ada tugas saat orang tua lupa untuk mengecek whatsapp kadang anak juga tidak memperhatikan apakah ada tugas atau tidak. Hal ini yang dapat menghambat pembelajaran jarak jauh.

Dengan di berlakukan pembelajaran jarak jauh akan mengakibatkan borosnya kuota. Meskipun adanya subsidi kuota dari pemerintah tetapi hal ini juga kurang. Kemudian anak-anak juga akan malas dalam belajar karena menganggap bahwa tidak akan di pantau oleh guru dan mereka akan menyepelekan. Sehingga banyak anak-anak yang nilainya kurang karena tidak memperhatikan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya. Selain itu juga orang tua harus eksra telaten dalam mengajari anaknya dalam belajar. Hal ini merupakan permasalahan yang terjadi saat diberlakukan pembelajaran jarak jauh.

Akhir-akhir ini pemerintah juga memberikan kebijakan bahwa sekolahan boleh melakukan aktivitas belajar mengajar tetapi harus sesuai dengan protokol Kesehatan seperti mencuci tangan, mengecek suhu, dan menjaga jarak. Karena sudah lama pembelajaran jarak jauh siswa akan merasa bosan jika terus dilakukan maka diberlakukan kebijakan tersebut supaya siswa saling mengenal satu sama lainnya. kebijakan tersebut direspons dengan baik oleh siswa, guru, dan orang tua karena pembelajaran jarak jauh ini jika orang tuanya yang tidak bisa telaten menjelaskan kepada anaknya justru anak akan semakin menyepelekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun