Mohon tunggu...
elsa
elsa Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis adalah salah satu refleksi saya

Selanjutnya

Tutup

Film

Suka Suka Screening Vol.2: Pulang ke Rumah

9 Februari 2025   20:48 Diperbarui: 9 Februari 2025   20:48 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinema adalah sebuah bentuk seni yang memadukan gambar bergerak, suara, dan cerita untuk menyampaikan pesan, emosi, dan pengalaman manusia kepada penontonnya. Sinema diyakini memiliki kemampuan untuk menciptakan realitas baru yang bisa menginspirasi, mengedukasi, atau bahkan menghibur. Dari film layar lebar hingga karya independen, sinema selalu menjadi ruang bagi para pembuat film untuk mengekspresikan kreativitas dan ide-ide unik mereka. 

Di kalangan anak kuliah, khususnya film, komunitas sinema seringkali menjadi wadah bagi mereka yang memiliki minat terhadap dunia film. Komunitas film biasanya terbentuk dari orang-orang yang ingin berbagi pengetahuan, belajar bersama, atau sekadar menikmati film yang berkualitas. Melalui screening dan diskusi bersama, diharapkan akan saling menginspirasi dan memperkaya wawasan tentang dunia perfilman, baik dari segi teknis maupun artistik. Ini menjadi momen penting untuk menampilkan karya-karya mahasiswa atau film indie yang tidak selalu mendapatkan perhatian besar dari bioskop komersial atau festival ternama. Screening seperti ini memberikan kesempatan bagi para sineas untuk mendapatkan masukan dari penonton yang lebih terbuka dan jujur. Tidak jarang, screening juga dihadiri oleh pembuat film lainnya yang ingin berbagi pengalaman atau membangun jaringan di dunia perfilman. Selain itu, komunitas juga sering menjadi tempat bagi para mahasiswa untuk memulai proyek film mereka sendiri, baik sebagai director, scriptwriter, atau kru lainnya. 

Selain kegiatan diskusi dan produksi, komunitas sinema juga sering mengadakan screening film kecil-kecilan. Salah satunya, Fuzzedclub (ig:@fuzzedclub). Sebuah komunitas sinema yang didirikan pada tahun 2022 oleh lima mahasiswa jurusan Film dan Televisi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Komunitas ini memiliki fokus utama untuk membangun jaringan yang lebih luas dalam dunia perfilman, serta menciptakan ruang bagi para anggotanya juga para sineas lain untuk berekspresi dan berkolaborasi dalam berbagai proyek film. 

Dalam perjalanannya, Fuzzedclub terhitung sudah dua kali mengadakan screening film atau Suka Suka Screening (SSS); sebutan dari Fuzzedclub, dan yang terbaru ini adalah screening bertemakan "Pulang ke Rumah". Aditya Wiratama atau akrab disapa Adit, selaku programmer dari SSS Vol.2, mengatakan bahwa Fuzzedclub sendiri adalah komunitas independen yang tidak terikat oleh instansi manapun, menjadi wadah untuk para sineas melakukan penayangan alternatif bagi karya-karyanya. "Suka Suka Screening ini sebetulnya didasari karena kami semua memiliki kecintaan terhadap film, jadi kami membuat juga screening atau penayangan alternatif agar kami juga melebarkan sayap dan memperluas koneksi," tuturnya. 

Melalui proses kurasi, Suka Suka Screening kali ini menampilkan 4 film yang bertemakan tentang keluarga yang sesuai dengan tema screening Vol.2 yang bertempat di Merona Cafe, Bandung. Pertama ada "How Was Your Day" dir. Luthfi Suwandono, yang menceritakan tentang Bilal, seorang remaja yang sedang mencari jati diri karena beranjak dewasa. " Noda-Noda Seragam" dir. Duifaida Dissa, menampilkan Alvin, seorang remaja korban bullying yang harus menyembunyikan noda pada seragamnya dari sang ibu. "Taruh Nyawa" dir. Lucky Jae, mengisahkan seorang anak yang diuji saat sang ayah didiagnosa penyakit alzheimer. Dan "Blue, That We Don't Know What Blue Is" dir. M.S Noviandi, yang menyampaikan kisah seorang ibu tunggal dan anaknya dimana mereka berdua memiliki struggle kehidupan yang membuat mereka dihadapkan dengan pilihan yang sulit. 

Adit juga menuturkan tema "Pulang ke Rumah" pada screening kali ini karena ia melihat pangsa pasar saat ini adalah film-film romansa tentang keluarga. "Rumah itu kan tempat pertama kali manusia belajar. Tapi dengan segala dinamikanya, rumah terkadang bisa membentuk pribadi menjadi tidak utuh. Program ini diharapkan bisa menelisik kembali apa itu makna pulang ke rumah yang sesungguhnya. Sebagai refleksi kita terhadap realitas yang terjadi pada kehidupan, karena pada akhirnya, cepat atau lambat kita akan selalu pulang ke rumah," pungkasnya. 

Selain penayangan film, Suka Suka Screening juga mengadakan diskusi untuk membahas film yang tayang lebih dalam, tentunya bersama para sutradara. "Penayangan alternatif film tentunya ada sesi diskusi, kebetulan ada dua sutradara film yang ikut datang ke acara screening kali ini yaitu Luthfi Suwandono dan Noviandi. Dan yang dua lagi kami sambungkan lewat online karena berhalangan hadir," katanya. 

Adit juga menuturkan, Fuzzedclub akan berkomitmen untuk terus mengadakan screening alternatif film, minimal satu bulan sekali, selain itu Fuzzedclub juga kedepannya akan aktif pada platform instagram untuk kegiatan produksi film dan review film. "Harapan kedepannya sih, lebih dari sekadar screening dan diskusi. Kami juga kebetulan sudah pernah produksi film dan berharap kedepannya akan produksi film lagi," tutupnya.(elsa)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun