Mohon tunggu...
Elsa Vani Hikmah
Elsa Vani Hikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Share about what we can share

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Budaya organisasi yang Sehat dalam Internal Perusahaan

22 Juni 2023   14:41 Diperbarui: 22 Juni 2023   14:44 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Artikel ini disusun oleh :

Elsa Vani Hikmah   (201011250103)

Prima Rizki Agastya   (201011250349)

Pengendalian internal merupakan salah satu aspek yang penting dalam menjaga keberlanjutan dan kesuksesan perusahaan. Ini melibatkan proses, kebijakan, dan praktik yang dirancang untuk mencegah penyelewengan, meningkatkan efisiensi, dan memastikan akuntabilitas di dalam organisasi. Namun, pengendalian internal tidak hanya berkaitan dengan struktur dan prosedur semata, tetapi juga melibatkan faktor manusia, termasuk perilaku individu di dalam perusahaan.

Perilaku individu dalam pengendalian internal perusahaan dapat memiliki dampak signifikan pada keefektifan dan keberhasilan pengendalian. Sebagai contoh, sikap yang jujur, integritas, dan etika kerja yang tinggi merupakan faktor penting dalam mencegah kecurangan dan penyelewengan. Selain itu, perilaku karyawan yang proaktif, tanggung jawab, dan berorientasi pada hasil juga memainkan peran penting dalam mengoptimalkan operasi perusahaan.

Salah satu faktor utama dalam mempengaruhi perilaku dalam pengendalian internal adalah budaya organisasi yang sehat. Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai, norma, dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi. Jika budaya organisasi mendorong integritas, kerjasama, dan akuntabilitas, maka karyawan akan lebih cenderung untuk mengikuti aturan dan prosedur yang ditetapkan dalam pengendalian internal.

Pentingnya budaya organisasi yang sehat dalam pengendalian internal tidak dapat disepelekan. Budaya organisasi yang mendukung transparansi, komunikasi terbuka, dan pemecahan masalah kolaboratif dapat meminimalkan risiko penyelewengan, korupsi, atau konflik kepentingan. Karyawan yang merasa diperlakukan dengan adil, dihargai, dan memiliki kesempatan untuk berkontribusi akan memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk mematuhi pengendalian internal perusahaan.

Selain itu, kepemimpinan perusahaan memainkan peran penting dalam membentuk perilaku dalam pengendalian internal. Pemimpin yang mempraktikkan nilai-nilai etis, memberikan contoh yang baik, dan memperhatikan keadilan organisasional akan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan mendukung pengendalian internal yang efektif. Pemimpin juga bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur pengendalian internal secara jelas, serta memastikan karyawan memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya pengendalian tersebut.

Selain itu, pelatihan dan pengembangan karyawan juga dapat berperan penting dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pengendalian internal perusahaan. Dengan memberikan pelatihan tentang etika kerja, kebijakan anti-korupsi, dan pengetahuan tentang risiko yang mungkin dihadapi, karyawan akan lebih mampu mengenali tindakan yang tidak etis atau melanggar aturan, serta mengambil tindakan yang tepat untuk mencegahnya.

Dalam rangka menciptakan hubungan yang kuat antara perilaku dan pengendalian internal, penting untuk mengadopsi pendekatan holistik. Hal ini mencakup aspek struktural, seperti prosedur dan kebijakan yang jelas, serta aspek manusia, seperti budaya organisasi yang sehat, kepemimpinan yang kuat, dan pelatihan karyawan yang tepat. Dengan memperhatikan kedua aspek ini, perusahaan dapat membangun sistem pengendalian internal yang efektif dan meminimalkan risiko yang terkait dengan pelanggaran atau penyimpangan.

Jadi bisa disimpulkan,bahwa hubungan perilaku dalam pengendalian internal perusahaan memiliki peran penting dalam menjaga keberhasilan dan keberlanjutan perusahaan. Budaya organisasi yang sehat, kepemimpinan yang baik, pelatihan karyawan yang tepat, dan kebijakan yang jelas semuanya berkontribusi untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pengendalian internal yang efektif. Dengan memahami dan mengelola hubungan ini dengan baik, perusahaan dapat menjaga integritas, meminimalkan risiko, dan mencapai tujuan bisnisnya dengan lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun