Mohon tunggu...
Elsa Fy
Elsa Fy Mohon Tunggu... Administrasi - :)

reading and writing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hidup dan Andai Saja

20 November 2018   14:27 Diperbarui: 25 November 2018   12:09 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Doc. Pribadi

Andai Saja......
Andai Saja........
Andai Saja.......
Andai Saja.......
Andai Saja.......
Andai Saja........
Andai Saja.......
Andai Saja........
Andai Saja.......
Andai Saja.......
Andai Saja........

Jika kalian diberi kesempatan untuk mengisi titik --titik diatas, kalimat atau permintaan apa yang akan kalian tulis untuk melengkapinya?. Aturannya sederhana setelah kata Andai Saja itu hanya boleh ada satu kalimat permintaan, tidak boleh lebih. Kabar baiknya setiap satu  kalimat atau permintaan yang kalian tulis setelah kata Andai Saja itu akan terwujud dengan sekejap. Jika sudah begitu kira-kira berapa kata Andai Saja yang kalian butuhkan?. 10, 20, 30 40, 1.000 atau satu  milyar kata Andai Saja.

Andai saja versi saya. Andai Saja kepala ini bisa di lepas sejenak. Sejenak saja sampai keadaannya dingin kembali, sampai performanya maksimal lagi. Sejenak untuk berhenti berpikir agar mimpi buruk dalam mimpi-mimpi di tengah malam dan ketakutan-ketakutan yang tersimpan di memori bawah sadar tidak membuat  mengigau dan akibatnya badan lelah ketika bangun esok pagi. Sejenak bisa dilepas seperti batrai handpone, sejenak bisa di lepas seperti kepala Boneka Barbie ah tentu menyenangkan ketika matahari mulai terbit di pasang kembali.

Andai Saja versi saya tidak memenuhi syarat, bukan satu kalimat tapi kebablasan sampai satu  paragraf

*****

Andai Saja Versi Teman Saya


Aku heran dengan orang yang berbondong-bondong ketika anaknya wisuda. Sanak famili sampai satu Rt datang untuk menghadiri entah itu anaknya,ponakan,cucu atau bahkan hanya sekedar tetangga. Rela datang jauh-jauh dengan menyewa mobil untuk hadir di acara wisuda. Padahal yang boleh masuk di ruang wisuda hanya dua orang saja.Kemarin anak ku wisuda tapi biasa-biasa saja. Kalau bukan terpaksa malas menghadiri acara wisudahan.Maka saya heran kenapa orang mau rame-rame sampai satu RT datang ke acara wisudahan''!!! Kata dosen saya disuatu pagi. Berdiri dengan membelakangi  layar Proyektor  setelah mengucapkan paragraf pembuka pagi itu kelas yang biasanya riuh seperti pasar sayur sejenak lengang. Kelas lengang sang dosen memutar slide persentasi yang sepertinya sudah dibuatnya lima tahun yang lalu.

Kelas berakhir, saya duduk sebentar ditangga dekat kelas, didepan tangga ada Bunga Kantil yang sedang semerbak. Setelah hampir dua jam duduk dikelas dengan tujuh puluh manusia didalamnya .  Tujuh puluh manusia menghirup dan mengeluarkan oksigen diruangan yang sama, pengap.Duduk didepan bunga-bunga Kantil yang sedang bermekaran saya dapat  aromaterapi gratis. Sedang asyik menikmati bau Bunga Kantil teman sekelas saya tiba-tiba saja duduk disamping saya . Tanpa aba-aba dia meracau bercerita, mengeluh.

Andai Saja dosen itu tahu betapa senang dan bangganya orang tua saya ketika kakak sulung saya wisuda. Kakak saya adalah anak pertama dan orang pertama dikeluarga kami yang mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi. Ayah ibu saya hanya Sekolah Dasar, kakek nenek, paman bibi, sepupu juga sama. Intinya bapak saya yang sudah renta itu punya kebanggaan, ia yang tidak pernah sekolah pakai seragam putih biru bisa menyaksikan anaknya wisuda. Waktu itu kakak saya dapat predikat mahasiswa terbaik. Ibu dan Ayah saya ketika nama kakak saya disebutkan namanya, disebutkan prestasinya, disebutkan nama orang tuanya, dan dipanggil kedepan untuk berfoto dengan para petinggi kampus. Orang tuaku yang telah renta itu berpegangan tangan, mata mereka berkaca-kaca. Aku memang tidak masuk kedalam ruangan wisuda tapi momen mengharukan itu direkam dan aku menontonya. Sebagai penghargaan atas prestasi kakak saya maka momen ketika kakak saya dipanggil dan kedua pasang mata orang tua saya berkaca-kaca diabadikan lewat rekaman video.

Andai saja dosen itu tahu bahwa retak-retak ditumit ayah dan ibuku yang seperti penyakit  itu adalah gambaran betapa keras mereka berjuang dikampung agar anaknya bisa kuliah. Ayah ibuku  di ladang, disawah atau entah dimana mereka mencari uang yang pasti bukan diruangan ber- AC. Semua dilakukan agar keperluan dan kebutuhan kakak ku dirantauan terpenuhi selama satu bulan,agar kakak ku bisa membeli barang selembar buku untuk dia belajar.

Andai saja dosen itu tahu betapa bangganya ibu dan ayah saya anaknya sudah meretas buta pendidikan di keluarga kami. Andai saja dosen itu tahu baju yang dikira orang tua saya sudah paling keren,baju pamungkas untuk dipakai diacara wisudahan anaknya ternyata adalah baju yang sudah ketinggalan zaman, sudah lusuh. Tapi semua terasa baru, mereka memakainya dengan penuh kebanggan membayangkan di  keluarganya akan ada pahlawan, anaknya sudah jadi sarjana .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun