Mohon tunggu...
Robertus Elyakim Lahok Bau
Robertus Elyakim Lahok Bau Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Literasi di Komunitas Secangkir Kopi

Aktif menulis di media masa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sandiaga Uno dan Kabupaten Nangalimang, Sombong...

26 Februari 2019   09:01 Diperbarui: 26 Februari 2019   09:58 3944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hoax (Berita palsu/bohong) sebagai satu term baru di jagad media sosial menjadi senjata ampuh untuk membunuh narasi narasi kecil masyarakat.

Pada awalnya Hoax sendiri menjadi term yang kuat digunakan untuk melawan berita yang tidak benar dan valid.

Namun belakangan Ini, hoax lebih sering digunakan untuk melawan argumen dari lawan politik. Entah argumen tersebut benar atau salah, yang pasti senjata hoax akan dipakai untuk membunuh argumen tersebut. Dengan mengatakan kepada lawan politk bahwa pendapatmu hoax, maka engkau bisa dibenarkan secara ilmiah.

Bila engkau berseluncur di dunia maya, akan banyak kata hoax pada berbagai postingan ataupun komentar terlebih dalam perdebatan politik.

Apapun yang diungkapkan lawan politik tanpa mengecek keabsahan dan kebenaran akan dicap sebagai hoax. Hal ini sama sama dipraktekkan oleh kedua kubu.

Contoh: Ketika Jokowi memaparkan hasil kerja selama 4 tahun akan dicap hoax oleh kubu 02, begitu pula sebaliknya ketika kubu Praboowo menceritakan keluhan-keluhan di masyarakat maka akan dicap hoax oleh kubu 01.

Perdebatan ini makin tidak sehat. Bagi yang ingin menjadi pendukung 01, harus siap siap-siap disebut kecebong oleh pendukung 02 dan terus mengkampanyekan popolaritas, elektabilitas dan kapabilitas Capres-Cawapres 01.

Begitu pula sebaliknya bagi yang ingin mendukung 02, harus siap-siap disebut Kamprest oleh pendukung 01 dan  terus mengkampanyekan popolaritas, elektabilitas dan kapabilitas Capres-Cawapres 02.

Salah satu strategi yang menyebalkan dipraktekan terus menerus oleh kedua kubu untuk menjatuhkan popularitas Capres-cawapres adalah meneriakan kegagalan, kelaliman, kesalahan dan kekeliruan masing-masing calon presiden dan wakil presiden.

Saya secara pribadi menarik diri dari perdebatan yang tidak sehat ini karena hemat saya tidak semua hal yang dilakukan Jokowi sudah sukses seratus persen dan tidak semua hal yang dianggap gagal oleh kubu Prabowo betul demikian.

Bukan berarti saya memilih golput, saya akan menentukan pilihan dengan akal sehat pada saat di bilik suara. Biarkan sekarang saya memilih mendengar secara langsung setiap pidato dan kampanye dari setiap para calon Capres-Cawapres ketimbang percaya perdebatan tim sukses di media sosial yang nonsubstansi dan menjengkelkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun