Mohon tunggu...
Elok Khusna
Elok Khusna Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mendidik Anak ala Ali Bin Abi Thalib, R.A

9 Desember 2016   11:09 Diperbarui: 9 Desember 2016   11:30 22236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kenapa sebagai tawanan? Karena kedudukan tawanan dalam Islam sangatlah terhormat, ia mendapatkan haknya secara proporsional namun juga dikenakan berbagai larangan serta kewajiban.

Inilah dimana saatnya anak mengetahui hak dan kewajibannya, tentang akidah dan hukum agama baik yang diwajibkan maupun yang dilarang. Hal-hal tersebut diantaranya: mengerjakan sholat 5 waktu, memakai pakaian yang bersih, rapi, dan menutup aurat, menjaga pergaulan dengan lawan jenis, membiasakan membaca AlQur’an, serta membantu pekerjaan rumah yang sesuai dengan kemampuan anak seusia ini. Pada tahap ini anak juga mulai menerapkan kedisiplinan sehari-hari dengan system reward dan punishment. Hal ini penting dilakukan di tahap ini karena anak sudah mulai mengerti arti tanggung jawab dan konsekuensi tentang suatu hal.

ANAK SEBAGAI SAHABAT (usia 15-21 tahun)

Usia 15 tahun adalah usia umum saat anak menginjak akil baligh. Sebagai orang tua kita sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan memberi contoh atau teladan yang baik seperti yang diajarkan oleh Ali bin Abi Thalib Ra.

>> Berbicara dari hati ke hati Inilah saat yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati dengannya, menjelaskan bahwa ia sudah remaja dan beranjak dewasa.

Perlu dikomunikasikan bahwa selain mengalami perubahan fisik, Ia juga akan mengalami perubahan secara mental, spiritual, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga sangat mungkin akan ada masalah yang harus dihadapinya. Paling penting bagi kita para orang tua adalah kita harus dapat membangun kesadaran pada anak-anak kita bahwa pada usia setelah akil baliqh ini, ia sudah memiliki buku amalannya sendiri yang kelak akan ditayangkan dan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah SWT.

>> Memberi ruang lebih Setelah memasuki usia akil baliqh, anak perlu memiliki ruang agar tidak merasa terkekang, namun tetap dalam pengawasan kita.

Controlling atau pengawasan tetap harus dilakukan tanpa bersikap otoriter dan tentu saja diiringi dengan berdoa untuk kebaikan dan keselamatannya. Dengan demikian anak akan merasa penting, dihormati, dicintai, dihargai dan disayangi. Selanjutnya, Ia akan merasa percaya diri dan mempunyai kepribadian yang kuat untuk selalu cenderung pada kebaikan dan menjauhi perilaku buruk.

>> Mempercayakan tanggung jawab yang lebih berat. Waktu usia 15- 21 tahun ini penting bagi kita untuk memberinya tanggung jawab yang lebih berat dan lebih besar, dengan begini kelak anak- anak kita dapat menjadi pribadi yang cekatan, mandiri, bertanggung jawab dan dapat diandalkan.

Contoh pemberian tanggung jawab pada usia ini adalah seperti memintanya membimbing adik- adiknya, mengerjakan beberapa pekejaan yang biasa dikerjakan oleh orang dewasa, atau mengatur jadwal kegiatan dan mengelola kuangannya sendiri

>> Membekali anak dengan keahlian hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun