Mohon tunggu...
Elmi Triyuliandari
Elmi Triyuliandari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu Rumah Tangga dan Tendik Universitas Muhammadiyah Surabaya

Ibu dua anak yang senang membaca novel dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenali Gaya Belajar Anak Sejak Dini

21 Juni 2022   12:41 Diperbarui: 21 Juni 2022   15:38 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua mendampingi anak belajar, Sumber: Pexels by Ketut Subiyanto

Setiap individu memiliki keunikan masing-masing dan tidak ada individu yang sama sekalipun hidup pada lingkungan yang sama. Perbedaan setiap individu tersebut dipengaruhi oleh perbedaan genetik dan perbedaan pengalaman hidup. Slavin (2011) mengatakan bahwa kebanyakan para pakar psikologi perkembangan percaya bahwa alam (nature) dan pengasuhan (nurture) bersatu untuk memengaruhi perkembangan, dengan faktor biologi yang memainkan peran lebih kuat dalam beberapa aspek, seperti perkembangan fisik dan faktor lingkungan yang memainkan peran yang lebih kuat dalam aspek lain  seperti perkembangan moral. 

Perbedaan perkembangan pada setiap individu tersebut juga akan berpengaruh pada gaya belajar seseorang dimana setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda. Sayangnya perbedaan ini terkadang masih belum diketahui oleh beberapa orang terutama oleh orang tua. Pengertian Gaya belajar secara umum diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaan-kepercayaan, pilihan-pilihan, dan perilaku yang digunakan oleh individu untuk membantu dalam belajar mereka dalam situasi yang telah dikondisikan (M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, S, 2012). Kolb dalam Riding dan Rayner, 2022  mengatakan bahwa gaya belajar merupakan metode yang dimiliki individu untuk mendapatkan informasi, sehingga pada prinsipnya gaya belajar merupakan bagian integral dalam siklus belajar aktif.

Sebagai orang tua sangat penting mengetahui gaya belajar anak-anak sejak usia dini karena hal tersebut akan berdampak pada sikap atau afektivitasnya dalam belajar. Honey and Mumford (1986) dalam M. Nur Gufron dan Rini Risnawita S (2012) menyebutkan tentang pentingnya setiap individu mengetahui gaya belajar salah satunya adalah dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang aktivitas belajar mana yang cocok atau tidak cocok dengan gaya belajar kita.

Pendekatan mengenai gaya belajar sangat beragam dan banyak bentuknya, akan tetapi pendekatan yang lebih sering digunakan adalah modalitas indrawi dimana terdapat tiga gaya belajar yaitu gaya belajar Visual, Auditorial dan Kinestetik. Menurut Dr. Lauren Bradway dan Barbara Albers Hill dalam Dyah Gusrahyani (2012) dipaparkan bahwa, istilah visual, auditory dan kinesthetic diganti dengan istilah Lookers, Listeners dan Movers. Istilah tersebut secara substansi sama, namun terkesan lebih sederhana. Dalam artikel ini akan dijelaskan gaya belajar yang dipaparkan oleh Dyah Gusrahyani (2012) yaitu gaya belajar Looker, Mover dan Listener.

Karakteristik Gaya Belajar Looker

Looker adalah pemelajar visual yang sangat tergantung dengan indera penglihatan ketika menerima informasi. Mereka cenderung melihat objek dengan cepat sehingga koordinasi antara mata dan gerak tangannya sangat baik. Seorang anak yang bersekolah di PAUD yang kecenderungan memiliki gaya belajar Looker akan lebih tertarik pada puzzle, block, menggunting atau menempel gambar dan kegiatan lain yang cenderung melibatkan mata dan tangan. Menggambar dan menulis adalah hal yang mudah bagi looker sebagaimana mereka dengan mudah melihat gambar-gambar seperti, pemandangan gunung, bunga yang sedang mekar dipekarangan dll. 

Semenjak bayi seseorang sudah memiliki kecenderungan gaya belajar seperti yang diilustrasikan oleh Gusrahyani (2012) bahwa apabila seorang bayi dari lahir memiliki kebiasaan setiap hari bangun di pagi hari saat matahari terbit, karena dia merasa terganggu dengan adanya sinar matahari tersebut sehingga dia terbangun dan melihat cerahnya matahari. Kemudian bayi looker juga suka memperhatikan gerak ibunya apabila datang menghampirinya. Keadaan ini terus berjalan secara konstan dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa bayi tersebut akan cenderung menjadi looker. Ketika berusia tiga tahun (BATITA) dia akan lebih menyukai rangsangan-rangsangan visual dibandingkan dengan yang lain dan mereka bisa duduk dengan tenang sambil memperhatikan setiap detail benda-benda yang ada di ruangannya.

Karakteristik Gaya Belajar Listener

Listener merupakan pemelajar auditori dan mereka akan lebih tertarik terhadap segala bunyi termasuk bunyi kata yang diucapkan dibandingkan dengan penglihatan atau sentuhan. Anak yang memiliki kecenderungan listener akan senang berbicara dan dapat dengan mudah mengelaborasi kosakata. Ketika mereka PAUD akan senang sekali bernyanyi dan bercerita. Ilustrasi mengenai kecenderungan gaya belajar listener sejak mereka lahir dipaparkan oleh Gusyahrani bahwa bayi listener bisa tertidur lelap tanpa terganggu cahaya matahari tetapi bayi listener akan sangat sensitive dengan bunyi dan suara seseorang karena dia akan mencari sumber suara tersebut. Ketika mereka di usia BATITA kemampuan berbicaranya cukup baik untuk anak seusianya. Dia akan berbicara dengan boneka atau mengikuti apapun yang diucapkan oleh orangtuanya. BATITA dengan kecenderungan gaya belajar listener akan meniru apapun yang ia dengar.

Karakteristik gaya belajar Mover

Mover adalah pemelajar kinestetik yang lebih menyukai belajar dengan gerakan dan sentuhan. Seorang mover akan lebih mudah menerima informasi yang melibatkan aktivitas tangan, kaki atau anggota tubuh lainnya. Bayi mover biasanya tidak pernah diam dan selalu bergerak. Ketika PAUD ia akan lebih menyukai aktivitas seperti memanjat, melompat, berjalan, mengendarai mobil ataupun senam gembira. 

Permasalahan utama anak mover ketika di TK adalah tidak dapat duduk dengan tenang dan memperhatikan guru dalam kondisi yang lama. Mover cenderung sangat menyenangi dan fokus terhadap aktivitas fisik. Ilustrasi perkembangan kecenderungan bayi mover oleh Gusrahyani dikatakan bahwa bayi mover semenjak lahir tidak bisa diam selalu bergerak dan berguling serta tidak mau dibatasi oleh bantal atau selimut karena ingin bebas. Orangtuanya sudah terbiasa mengkondisikannya dengan menggendong sambil berjalan-jalan saat akan makan atau tidur. Ketika bayi mover usia BATITA kosakata yang diucapkan masih sangat terbatas dan ia sangat menyenangi aktivitas diluar rumah seperti menendang bola, berguling, berlari dan memeluk dengan sangat erat. Permainan kesenangan bayi mover adalah membongkar lemari dan membuang isi lemari tersebut. 

Perbedaan karakteristik semenjak bayi bisa menjadi manusia yang berbeda karakter pula ketika seseorang beranjak dewasa. orang tua sebaiknya mengarahkan anak-anak mereka untuk memilih permainan yang sesuai dengan karakter dan bisa mengoptimalkan potensi yang dimiliki masing-masing anak. Ketika potensi bawaan yang dimiliki anak-anak tereksplorasi dengan baik dengan seiring bertambahnya usia maka potensi tersebut akan bertambah serta kecenderungan tipe mereka bertambah pula, namun potensi bawaan yang dimiliki anak-anak tidak hilang melainkan akan menjadi pondasi dan kekuatan untuk mengoptimalkan kemampuan lainnya.

Sumber : 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun