Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika Makanan adalah Soal Seni, Skill, Sejarah dan Budaya

28 Februari 2021   20:19 Diperbarui: 1 Maret 2021   07:16 1599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuliner Thai, menurut saya mirip dengan kuliner Sumsel, kampung saya. Dua-duanya memiliki rasa khas perpaduan asam, manis, asin dan pedas. 

Bedanya, kuliner Thai dengan kuliner Sumsel adalah dari penggunaan daun jeruk. Jika masakan Thai banyak menggunakan daun jeruk, sementara Sumsel sebaliknya.

Sama halnya dengan hidangan Sumsel. Bagi Bo, hidangan yang baik itu harus memiliki keseimbangan. Keseimbangan cita rasa asam, manis, asin dan pedas. Juga keseimbangan tekstur, apakah lembut atau harus renyah dan sebagainya. 

Sumber Foto: prestigeonline.com
Sumber Foto: prestigeonline.com
Sumber Foto: IG chef Bo Songvisava
Sumber Foto: IG chef Bo Songvisava
Untuk terampil dengan keseimbangan cita rasa, kesimbangan tekstur bahkan keseimbangan penampilan penyajian (platting), tentu saja memerlukan keterampilan, selain bakat juga seni.

Dukungan Pada Pertanian Berwawasan Lingkungan

Cita rasa enak pada masakan hanya akan didapat dari bahan yang segar. Bukan sekadar segar biasa, namun harus aman dan sehat untuk dikonsumsi. 

Bo tahu bahwa masakan otentik membutuhkan bahan yang segar dan sehat, seperti halnya kondisi bahan pertanian zaman dahulu ketika orang belum mengenal pertanian kimiawi, seperti pestisida, pupuk kimiawi buatan, dan lain sebagainya.

Sumber Foto: IG chef Bo Songvisava
Sumber Foto: IG chef Bo Songvisava
Bo tahu bahwa bahan pangan dari pertanian konvensional yang menggunakan bahan kimia tidak sehat. Dia juga tahu bahwa bahan kimia tersebut merusak lingkungan yang memiliki dampak negatif bagi kelestarian lingkungan. 

Oleh sebab itu, Bo mulai beralih ke bahan segar produk pertanian organik. Restonya dia klaim 100 persen menggunakan bahan organik, keren.

Sumber Foto : IG Chef Bo Songvisava
Sumber Foto : IG Chef Bo Songvisava
Demikian menurut saya, kalau sekadar masak lalu makan, makan lalu kenyang. Ya kita enggak akan ke mana-mana kecuali kenyang tadi. 

Lalu di manakah hasrat akan cita rasa, kemurnian atau otentik dan cerita peradaban dan pengembaraan kuliner itu berlabuh? Tentu saja dalam perjalanan seni, budaya dan sejarahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun