Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Betulkah Perempuan Itu (Memang) untuk "Diperah"?

12 Juni 2019   08:47 Diperbarui: 12 Juni 2019   08:56 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuat angkat galon

Pintar ganti gas elpiji

Rajin beres-beres rumah

Pinter bedain nama-nama bumbu dapur

Bisa masak Pare jadi gak pahit

Bisa ngiris tempe setipis kartu ATM

Sumber Foto : IG semangat subuh
Sumber Foto : IG semangat subuh

Gubrak, itu mau cari calon istri atau untuk mba Penunggu Warteg ? komentar saya. He, tapi saya yakin teman saya tersebut seorang akhi yang betul-betul tulus mencari calon istri yang perkasa dan mandiri untuk dicintai, dengan cara dia tentu saja. Misal ketika istrinya nanti kecapekan akan dia pijit kakinya, istrinya tidak dia paksa bekerja pula mencari nafkah

Tidak selesai sampai disitu. Obrolan atau diskusi itu berkembang spontan. Melebar ke beberapa kasus eksploitasi perempuan. Ada teman yang nyeletuk, begitulah. Teman perempuan saya malah bilang...Perempuan itu memang untuk diperah.

Ya, perahan atau istilah lainnya eksploitasi terhadap perempuan memang banyak terjadi. Pun ketika telah menikah, esploitasi terhadap perempuan juga banyak terjadi. Bermula dari kesadaran seorang istri untuk membantu mencari tambahan pendapatan keluarga hingga akhirnya perempuan terbebani. Selama suami-istri sepakat, dan dilakukan atas sukarela mungkin tidak bisa disebut eksploitasi. 

Asalkan ada pembagian peran yang jelas, disepakati dengan sukarela dan bukan pemaksaan. Misal ketika suami sedang PHK, atau sakit maka istri bisa mencari nafkah meski secara agama itu bukan kewajibannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun