Mohon tunggu...
Elly Wati Simatupang
Elly Wati Simatupang Mohon Tunggu... Jurnalis

Sosial, gaya hidup, inovasi, pendidikan, hukum, religi, nasjon

Selanjutnya

Tutup

Seni

Menghidupkan Sejarah yang Terlupakan: Regina Art Perkenalkan Siti Walidah ke Generasi Baru

1 Juni 2025   20:44 Diperbarui: 1 Juni 2025   20:50 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Aktris Tika Bravani memerankan Siti Walidah dalam monolog "Aku yang Tak Kehilangan Suara" di Galeri Indonesia Kaya. 

Kompasiana, Jakarta  - Di tengah dominasi layar sentuh dan budaya konten singkat, sekelompok anak muda memilih untuk diam dalam gelap, menyimak suara seorang perempuan dari masa lalu. Sabtu sore itu, Galeri Indonesia Kaya dipenuhi gelombang generasi muda yang tak sekadar menonton, tapi larut dalam pertunjukan teater monolog "Aku yang Tak Kehilangan Suara."

Disutradarai Wawan Setiawan dan diproduksi oleh Regina Art, pertunjukan ini bukan hanya sebuah karya panggung. Ia adalah pernyataan politik budaya---sebuah upaya menggali ulang suara perempuan yang kerap dikubur dalam lembar sejarah.

Dan lebih dari itu, ia adalah bentuk pertemuan lintas generasi: antara suara Siti Walidah pendiri Aisyiyah dari awal abad ke-20 dengan kesadaran Gen Z abad ke-21.

Regina Art: Menyulut Dialog dari Panggung yang Hening

Didirikan oleh Joane Win, Regina Art bukan sekadar komunitas seni. Ia menjelma menjadi laboratorium gagasan, tempat narasi-narasi terpinggirkan diberi ruang untuk bernapas kembali. 

Bagi Joane dan timnya, panggung bukan hanya tempat bermain peran, melainkan alat refleksi kolektif. Pertunjukan ini adalah salah satu dari rangkaian karya yang mereka angkat, berfokus pada isu-isu perempuan, sejarah, dan keadilan sosial.

"Kami melihat begitu banyak tokoh perempuan yang hilang dalam narasi sejarah resmi. Siti Walidah adalah simbol dari kekuatan yang dibungkam. Tapi suara seperti dia harus terus disuarakan apalagi di hadapan generasi muda," ujar Joane produser pertunjukan.

Dengan pendekatan minimalis satu aktor, minim properti, nyaris tanpa distraksi visual panggung justru menjadi ruang sunyi yang memantulkan gema paling dalam. Tika Bravani, yang memerankan Siti Walidah, tampil dengan tubuh yang membawa sejarah. Ia bukan sedang bermain peran. Ia sedang menghidupkan kembali apa yang pernah dibisukan.

Gen Z di Barisan Depan: Bukan Penonton Pasif, Tapi Penerus Narasi

Yang mengejutkan, justru datang dari barisan penonton. Generasi yang kerap dicap apatis, justru hadir dengan rasa ingin tahu yang besar. Pertunjukan pukul 15.00 dan 19.00 WIB  sebagian besar diisi anak-anak muda, mahasiswa, pegiat komunitas, hingga content creator yang memilih menyelami sejarah melalui seni panggung, bukan hanya Google Search.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun