Mohon tunggu...
Elly Wati Simatupang
Elly Wati Simatupang Mohon Tunggu... Jurnalis

Sosial, gaya hidup, inovasi, pendidikan, hukum, religi, nasjon

Selanjutnya

Tutup

Seni

Regina Art Kembali Menggelar Teater Monolog Kisah dari Siti Walidah: Aku Yang Tak Kehilangan Suara

21 Mei 2025   00:19 Diperbarui: 21 Mei 2025   00:19 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan Gambar:Sutradara Wawan Sofwan (kiri), aktris Tika Bravani (tengah), dan produser Joane Win (kanan) dalam konferensi pers pementasan teater

Kompasiana, Jakarta - Panggung Galeri Indonesia Kaya tengah bersiap menjadi saksi kebangkitan suara seorang perempuan pejuang dalam sejarah Indonesia. 

Pementasan teater monolog "Aku yang Tak Kehilangan Suara," yang akan digelar Sabtu, 31 Mei 2025, kini memasuki tahap akhir persiapan. Di balik panggung, tim produksi bekerja nyaris tanpa jeda demi menyempurnakan pertunjukan yang akan menghidupkan kembali sosok Siti Walidah---pendiri Aisyiyah dan istri dari KH Ahmad Dahlan.

Pementasan ini digagas oleh kelompok seni Regina Art, dengan Tika Bravani sebagai pemeran tunggal dan Wawan Sofwan sebagai sutradara. Mengusung naskah karya Dian Eka Wati, pertunjukan ini bukan hanya mengangkat sejarah, tetapi juga menyuarakan keberanian perempuan dalam sunyi yang menggema.

Sebagai pemeran utama tunggal dalam format monolog, Tika Bravani mengaku menjalani proses latihan yang sangat intens dan personal. 

"Ini bukan hanya soal menghafal naskah. Ini tentang menyelami batin perempuan yang tetap bersuara meski tak selalu terdengar," ujar Tika dalam konferensi pers yang digelar di South Quarter, Jakarta Selatan, Selasa (20/5).

Ia telah menjalani latihan setiap hari selama tiga pekan terakhir, termasuk sesi pendalaman karakter dan coaching ekspresi emosi dengan tim artistik. Kostum, intonasi, dan gestur dipoles hingga mendekati bentuk final, demi menghidupkan karakter Siti Walidah secara utuh dan menyentuh.

Sutradara Wawan Sofwan memilih pendekatan minimalis pada panggung, namun penuh makna. "Kami ingin menciptakan ruang hening yang justru memperkuat intensitas suara dan pikiran tokoh. Fokusnya adalah pada kata-kata, ekspresi, dan pesan," jelas Wawan.

Ia juga menekankan bahwa salah satu tantangan terbesar adalah menjaga dinamika emosi, agar penonton tetap terhubung secara emosional sejak awal hingga akhir.

Joane Win, produser sekaligus pendiri Regina Art, mengonfirmasi bahwa pemesanan tiket akan resmi dibuka mulai 26 Mei 2025 melalui platform digital Galeri Indonesia Kaya.

"Kami berharap penonton tidak hanya menyaksikan, tapi mengalami. Ini adalah panggung yang memberi ruang pada suara perempuan yang selama ini tak cukup didengar," ujar Joane.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun