Mohon tunggu...
Ella Zulaeha
Ella Zulaeha Mohon Tunggu... Self Employed -

Jadikan sabar dan sholat senagai penolongmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mencintai Itu Menyakitkan! Benarkah?

27 September 2011   12:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:34 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika seseorang kehilangan sesuatu atau orang yang sangat dicintainya, biasanya akan menimbulkan rasa sakit atau luka yang mendalam dibandingkan saat ia mendapatkan sesuatu. Biasanya kita akan kita lebih termotivasi untuk menghindari rasa kehilangan daripada mengambil risiko untuk mendapatkan sesuatu yang baru.

2. Mencintai seseorang yang tidak mencintai

Cinta bertepuk sebelah tangan. Rasa kecewa mendalam ketika cinta yang telah terpupuk subur di dalam hati ternyata tidak terbalaskan. Mencintai seseorang yang ternyata tidak mencintai akan terasa menyesakkan dada.

Ketika seseorang mengalami penolakan cinta, tak hanya hati yang terasa sakit, namun perasaan seolah dalam kondisi didorong ke arah berlawanan dari arah yang sebenarnya ingin dituju. Saat mengetahui ternyata sang pujaan hati tidak bisa membalas rasa cinta atau tidak mau menjalin hubungan lebih dari sekadar pertemanan,biasanya kalimat yang akan terungkap ketika curhat kepada sahabat adalah "aku ditolak".

Mengapa penolakan cinta begitu terasa menyakitkan? Para peneliti di University of Amsterdam menemukan bahwa penolakan terkait dengan respon sistem saraf parasimpatetik. Saat tubuh aktif, seperti halnya seseorang yang hendak berkelahi maka sistem simpatetik akan bersiap, detak jantung menguat, pupil mata membesar, dan energi menjadi tinggi. Sistem parasimpatetik tersebut bertanggung jawab terhadap tubuh saat beristirahat.

Ketika cinta ditolak, para ahli mengatakan, seseorang akan merasakan seolah tidak disukai, kemudian berujung pada detak jantung melambann, begitu pula aktivitas sistem saraf parasimpatetik. Intinya, ditolak atau diputus cinta menghasilkan respon fisik dan psikologis. Tak heran, saat seseorang mengalami penolakan, maka ia akan merasakan seolah "copot" atau "patah", hal itu disebabkan karena detak jantung yang mendadak melamban tadi.

3. Mencintai seseorang yang telah menjadi milik orang lain

Ketika kita mencintai seseorang, harapan untuk memilikinya tentu teramat besar. Inilah penyebab utama mengapa banyak orang merasa tersakiti oleh cinta. Ketika menerima kenyataan bahwa orang yang kita cintai telah menjadi milik orang lain. Harapan untuk bersatu pun menjadi kandas. Mencintai dan dicintai oleh seseorang yang telah menjadi milik orang lain, akan terjebak dalam pusaran ‘cinta terlarang'. Sebenarnya apa yang mereka rasakan bukanlah sebuah cinta, melainkan sebuah hasrat. Hasrat untuk memiliki, hasrat untuk melindungi, dan hasrat untuk menjaga, hasrat untuk bisa terus bersama meskipun tembok tinggi menghalangi keduanya. Hasrat itu bukanlah cinta.

Hal ini bisa terjadi kepada siapa saja. Ketika hati sedang berbunga cinta, belakangan baru anda ketahui bahwa pasangan anda ternyata telah memiliki orang lain. Dilema hati tentu akan merajai perasaan anda. Saatnya anda harus mengambil keputusan agar tidak terjebak dalam hubungan cinta yang rumit. Anda hanya memiliki 2 pilihan yang jelas; yaitu terus mencintai orang tersebut atau melupakannya sama sekali.

Bila anda tetap memilih keputusan yang pertama, berarti anda harus siap menanggung segala risikonya. Di saat anda sedang membutuhkan dirinya untuk menemani anda sewaktu anda sedang sakit atau sedang bersedih, ternyata dirinya tak mampu memenuhi harapan anda. Perasaan terabaikan kerap melanda jiwa anda. Hal itulah yang suatu saat akan melukai hati anda. yang Padahal anda bisa membuka hati untuk wanita atau pria idaman di luar sana yang mungkin jauh lebih baik.

4. Hubungan Cinta yang kandas di tengah jalan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun