Mohon tunggu...
Ella Wargadinata
Ella Wargadinata Mohon Tunggu... Dosen - Dosen yang memiliki ketertarikan di bidang kehidupan sosial masyarakat

Life is really simple, but people insist on making it complicated

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Ikatan Cinta", Mengapa Digdaya?

20 Februari 2021   10:40 Diperbarui: 20 Februari 2021   11:05 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Bermain di sinetron kelas stripping tidak menurunkan kualitas berperan seorang AS. Secara teknis, IC banyak mengambil adegan secara close up sehingga ekspresi wajah pemain sangat berperan untuk menyampaikan pesan cerita. 

Lihat kecerdasan Arya Saloka yang mengekspresikan tokoh melalui optimizing kelenturan otot-otot muka untuk bertransformasi menjadi sosok Aldebaran yang self-confidence, tegas, solitaire, introvert, jaga jarak, jutek, jaim dan juga galak. 

Menjaga dengan konsisten otot-otot rahang untuk berbicara dengan intonasi rendah penuh tekanan. Namun sebaliknya, pada episode 12 Februari 2021,  AS  sukses membawa tokoh ke titik nadir, runtuh sudah ke superior -an seorang Aldebaran Al Fahri, seorang konglomerat muda, ketika sikap sadisnya dibombardir hebat oleh Tokoh Angga. 

Beberapa scene memang memperlihatkan  Mas Al meneteskan air mata melihat keterpurukan tokoh Andin, namun tetesan air mata ketika diminta untuk menyerahkan diri ke polisi, sebagai pengakuan dosa atas kejahatannya terhadap Andin, menggambarkan betapa powerless nya seorang Iron Man-IC. Saya yakin para MICIN/ Emak -emak Ikatan Cinta ikut meneteskan air mata bersama penyesalan sang tokoh utama. 

Lihat bagaimana Amanda Manopo berhasil menampilkan transformasi tokoh Andin perfectly, dari karakter perempuan yang super duper baik menjadi perempuan yang penuh dignity. Tetesan bulir air mata Manda mengalir natural, atau kemarahan tokoh Andin yang divisualkan dari mulai raut wajah, tatapan mata, atau adegan menampar, menginjak bahkan membanting,  semua dilakukan properly,  tidak over acting.

 Atau Sebut bintang sekelas Surya Saputra, sebagai salah satu jaminan mutu bagi  movie goers. Perannya yang iconic sebagai gay di Arisan! dengan ganjaran Piala Citra FFI 2004. SS pernah menyatakan bahwa dirinya adalah pemain yang sulit mengeluarkan air mata, namun dalam beberapa scene terlihat Papa Surya meneteskan air mata dengan amat sangat indah. 

Ayya Renita adalah salah satu aktris yang patut mendapat acungan dua jempol, peran ART dimanfaatkan secara full speed oleh Ayya untuk berekspresi. Dalam beberapa kesempatan, Ikbal Fauzi, lawan main Ayya menyatakan keterkejutannya karena Ayya melakukan beberapa improvisasi diluar  scenario, dengan hasil marvelous. 

Ayya Renita yang magnificent di real life sukses mengubah diri menjadi Mis Kiki yang 'hah-hoh' di dunia tipu-tipu. Kejeniusan berkesenian AR diperlihatkan dengan kemampuannya untuk menurunkan IQ ketika menjadi Mis Kiki. Hilang sudah wajah glamour AR-berubah menjadi wajah 'hah-hoh' Mis Kiki. Sebuah totalitas yang jarang terjadi. 

Miss Kiki mampu membuat penonton terpingkal-pingkal walau dengan mata sembab. Satu lagi, Fara Simatupang, aktris cilik berbakat yang mampu membuat pemirsa kompak menangis berjamaah. Penjiwaannya atas tokoh Reyna membuat IC semakin banyak ditonton. 

Over all mayoritas pemain IC begitu masuk, melebur blend dengan karakter  sehingga identitas real pemain fade away tertelan karakter yang dimainkan. IC sukses memberikan rasa kepada pemirsa, seakan ikut terlibat dalam kehidupan para tokohnya. 

Reaksi dan histeria penonton menjadi bukti kepiawaian pemain IC. Kehaluan penonton menjadi bukti betapa IC membuat penonton sulit membedakan mana kehidupan nyata dan dunia fantasi.  Pemain IC memiliki totalitas penjiwaan dan kecerdasan akting DARR (di atas rata-rata).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun