Sudah berbulan-bulan siswa belajar dari rumah. Siswa-siswa menyesuaikan diri untuk belajar didampingi orang tua atau belajar mandiri di rumah, sedangkan guru sudah rutin mengajar tanpa bertatap muka dengan para siswa secara langsung. Kebanyakan guru baik yang bisa mengajar melalui video conference maupun yang tidak karena keterbatasan fasilitas, akan rutin mengirimkan materi pembelajaran dan tugas-tugas. Namun,para siswa tidak hanya butuh materi belajar dan nilai, siswa butuh diperhatikan sebagai manusia yang terdiri dari jiwa dan raga.
Di masa pembelajaran jarak jauh ini, selain memastikan bahwa para siswa memahami hal yang diajarkan, tantangan untuk guru adalah menunjukkan pada para siswa bahwa guru hadir sebagai sosok yang mendukung dan memperhatikan mereka. Tentu tidak semua siswa didukung oleh fasilitas yang memadai dan lingkungan yang kondusif untuk belajar dari rumah.Â
Ditambah lagi dengan waktu untuk berinteraksi dengan teman sebaya jauh berkurang dibanding ketika dapat bersekolah dan berinteraksi dengan bebas sebelum masa pandemi. Hal-hal seperti ini dapat memberikan tekanan tersendiri pada siswa. Oleh karena itu, guru harus mengambil kesempatan untuk menunjukkan perhatian kepada para siswa. Hal ini tentu tidak hanya ditujukan untuk guru bimbingan konseling atau wali kelas.
Para guru dapat menunjukkan perhatian kepada siswa dengan menanyakan kabar atau menyediakan waktu di sela-sela pembelajaran untuk bertanya keadaan siswa atau hal-hal yang mereka lalukan di rumah.Â
Selain itu, guru juga dapat berkoresponden dengan para siswa, misalnya siswa menulis jurnal tiap minggu tentang hal-hal di luar materi pelajaran sesuai dengan panduan dari guru. Lalu, guru memberikan komentar tulisan siswa. Jurnal juga baik bagi para siswa untuk refleksi terhadap diri mereka. Sesekali guru juga dapat mengadakan permainan sederhana untuk mencairkan suasana atau untuk brain breaks agar siswa rehat sejenak dari kegiatan mengerjakan tugas.
Dengan melakukan hal-hal tersebut, diharapkan terjalin hubungan yang lebih dekat. Siswa tidak hanya melihat guru sebagai sosok yang menjelaskan pelajaran, mengirim tugas, memberikan nilai, serta mengingatkan jika tugas belum dikumpulkan. Di masa yang sulit ini, sudah semestinya guru menunjukkan pada siswa bahwa mereka peduli tidak hanya pada nilai siswa tetapi juga pada diri siswa sebagai manusia seutuhnya yang kesehatan mentalnya juga perlu diperhatikan.
Jadi, Bapak dan Ibu Guru, sudahkah memperhatikan para siswa? Yang akan dikenang oleh para siswa bukanlah tugas-tugas apa yang Bapak dan Ibu berikan, tetapi sosok Bapak dan Ibu guru yang tidak kenal lelah mendampingi dan memperhatikan mereka baik jauh maupun dekat, baik bertatap muka di kelas maupun di depan layar gawai mereka. Selamat berkarya, para pembangun insan cendekia!