Mohon tunggu...
eli kristanti
eli kristanti Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris

suka fotografi dan nulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warisan Spirit Perdamaian Bangsa-bangsa

26 Agustus 2018   23:58 Diperbarui: 27 Agustus 2018   05:53 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kawasan Asia bisa jadi adalah kawaan yang potensial dan berpengaruh bagi dunia. Asia diperhitungkan karena kekuatannya dalam percaturan internasional.

Setelah perang dunia II, meski Jepang kalah dari Sekutu , Jepang bersama-sama dengan negara Asia lainnya ingin memperteguh persatuan  di kawasan ini dengan membuat kompetisi olahraga yang sehat dan fair. Kemudian tercetus Asian Games pada tahun 1949 dengan India sebagai tuan rumah. Kompetisi ini sejatinya terinspirasi dari Far Eastern Championship Games dimana menyatukan Jepang, Filiphina dan China, sebelum Jepang menganeksasi Filiphina dan menyerbu China dan memantik PD II berkobar.

Perhelatan olahraga per empat tahun sekali ini sebenarnya bukan tanpa hambatan. Perbedaan faham politik dan konflik terjadi berkali-kali pada negara-neara ini tapi tidak menyurutkan semangat mereka untuk bersatu. Perbedaan itu semisal soal Korea Utara dan Selatan, padahal pada tahun 1970 Asian Games akan berlangsung di Seoul dan terpaksa dipindahkan ke Bangkok Thailand. Begitu juga pada 1977 Pakistan yang seharusnya menjadi tuan rumah terlibat dalam konflik dengan Bangladesh sehingga dialihkan ke Bangkok.

Asian Games adalah sebuah ajang olahraga besar yang melibatkan puluhan negara di Asia. Pada Asian Games di Jakarta kali ini ada 45 negara yang ikut berpartisipasi. Ada 37 cabang olahraga yang dipertandingkan dengan sebagian besar (28) cabang olahraga Olipiade, 4 cabang khas Asia dan 5 cabang olahraga yang diusulkan tuan rumah.

Pada masa Presiden Soekarno, Indonesia pernah jadi tuan rumah keempat pada tahun 1962. Kompleks Stadion Gelora Bung Karno yang dibangun pada 1958 dan selesai 1962 langsung digunakan untuk Asian Games keempat itu.

Bukan sesuatuyang mudah saat itu karena pembangunan kompleks yang besar itu memerlukan biaya jutaan dolar . Indonesia mendapat pinjaman sebesar  uS$ 12,5 juta dari Uni Sovyet (sekarang Russia) untuk permbangunan infrastruktur penyokong Asian Games.

Bagi Soekarno, Asian Games bukan sekadar aktivitas olahraga semata tapi dia pakai untuk membngun apa yang disebut dengan Nation Building Indonesia. Asian Games mempresentasikan bahwa Indonesia adalah bangsa besar dan punya kekuatan untuk menyelenggarakan pesta besar itu. Hal yang ingin dibangun oleh Soekarno (saat itu) adalah mentalitas bangsa Indonesia yang tidak bisa diremehkan oleh  para penjajah.

Pada konteks sekarang, Asian Games dilakukan untuk menunjukkan konsistensi politik luar negari Indonesia yang bebas aktif dan selalu mengupayakan spirit perdamaian. Setidaknya bersatunya dua Korea di ajang ini adalah bukti nyata bahwa perdamaian akan selalu diupayakan.

Bagaimanapun Asia Games dan keterlibatan Indonesia sebagai tuan rumah memberikan pesan kebangsaan dan menjadi soft diplomasi dengan negara-negara di Asia dan dunia. Ia menjadi perekat nan kuat bagi perdamaian bangsa-bangsa di Asia.

 Sebagaimana juga semangat Soekarno untuk selalu menggelorakan semangat perdamaian bagi semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun