Mohon tunggu...
eli kristanti
eli kristanti Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris

suka fotografi dan nulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mari Bangun Solidaritas Perdamaian di Bulan Ramadan

21 Mei 2018   05:54 Diperbarui: 21 Mei 2018   08:41 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak hal yang bisa dilakukan orang atau kaum milineals dengan internet dan gawai mereka. Salah satunya dengan aktif di media sosial. Dengan aktif bermedia sosial, paling tidak kita aktif di satu atau dua platform; dengan begitu kita tahu dan paham arti tagar, karena banyak dipakai di Twitter, Google+, Facebook dan sebagainya.

Tagar atau dikenal dengan hashtag (#) biasanya digunakan untuk mengelompokkan suatu pesan pada media sosial.  Tagar yang digunakan biasanya dipakai sebelum kata yang dianggap penting oleh penulis. Kata setelah tagar biasanya simple dan mudah diingat. Dalam konteks teknologi informasi, tagar dipakai untuk menyoroti arti khusus.

Dalam perkembangannya, tagar adalah alat perjuangan baru di dunia digital karena dianggap ampuh untuk menyuarakan misi tertentu dari para pengguna media sosial (netizen). Tagar sering menjadi 'arah'  orang ketika mencari isu yang banyak dibicarakan orang. Tak heran dalam kampanye (bukan saja kampanye politik) tagar dipakai karena dianggap ampuh mengumpulkan netizen dalam satu ide.

Ini terlihat ketika Surabaya dilanda oleh rentetan bom di tiga gereja dan dua tempat lainnya, menimbulkan 25 korban meninggal dan sekitar 41 jiwa lainnya luka-luka. Bom ini membuat netizen (warganet) tersentuh dan marah sehingga mereka membuat tagar khusus bagi peritiwa ini.

Tagar yang dibuat warganet untuk tragedi solidaritas untuk Surabaya adalah #SuroboyoWani #PrayforSurabaya #SaveNKRI #PrayBomSurabaya. Tagar-tagar ini dipakai orang hingga ratusan ribu sebagai dukungan atau solidaritas bagi korban bom Surabaya. Tagar serupa pernah dipakai warganet ketika bom di Jakarta (Kampung Melayu) meledak dengan #PrayforJakarta. Tagar #MeToo pernah dipakai warganet untuk menyuarakan solidaritas bagi korban pelecehan seksual.

Pada bulan Ramadan seperti sekarang ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk membangun solidaritas bagai perdamaian dunia. Karena pada hakekatnya Ramadan adalah bulan suci penuh ampunan bagi umat Allah.

Banyak tagar perdamaian yang bisa dipakai untuk mengingatkan kita akan perdamaian Indonesia, seperti #IndonesiaDamai atau #RamadanDamai. Itu diharapkan dapat membawa kita pada suasana damai, jauh dari ujaran kebencian, saling memaki dan mempolarisasi perbedaan.  Kita seharusnya menjauhkan diri dari pertentangan di media sosial karena pada dasarnya Ramadan mengajarkan semua kebaikan yang harus dilakukan oleh umat manusia.

Ramadan kali ini, mari kita mulai bangun solidaritas untuk perdamaian Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun