Nino melempar tasnya sembarangan di ruang keluarga. Dia melepas sepatu dan menendangnya begitu saja dan berlari ke dapur. Bi Inah sedang menggoreng tempe dan singkong. Nino mengambil singkong goreng di atas piring dan memakannya. Tanpa mengganti seragam sekolahnya, dia berlari tergesa-gesa ke arah pintu depan. Suara langkah kakinya membuat Bunda yang sedang merajut sweater di kamar bangkit berdiri dan ke luar kamar.
”Nino, kamu mau kemana?”tanya Bunda agak lantang. Nino menghentikan larinya.
”Nino mau main bola di lapangan, Bunda.” Jawabnya bersemangat.
Dahi Bunda berkerut, ”Tas dan sepatunya sudah diletakkan di tempatnya, Nino?”
”Belum, Bunda. Nanti saja setelah Nino pulang.”
Bunda memandang tajam.”Sayang, sesuai dengan kesepakatan dengan Bunda, Nino kan sudah janji kalau ..”
”Kalau pulang sekolah, Nino akan meletakkan tas, sepatu dan seragam dengan baik. Tapi, Bun ..”
”Berarti Nino harus menepati janji. Siapa pun yang berjanji, harus menepatinya. Kalau nggak, itu artinya tidak bertanggungjawab.”
Bunda memandang Nino lembut. Nino pun mengalah dan segera membereskan tas dan sepatunya. Setelah itu, dia mengganti seragam dengan kaus.
Saat menenteng bola dan berjalan melewati ruang keluarga, Bunda sudah duduk di kursi sambil merajut.
”Nino, memangnya hari ini Nino nggak ada pe-er dari Ibu Guru?”tanya Bunda heran.