Sampah adalah konsekuensi alami dari aktivitas manusia sehari-hari. Namun, ketika sampah menumpuk secara berlebihan di suatu tempat, bahkan di lokasi yang memang disediakan sebagai tempat pembuangan, hal itu tetap menjadi masalah serius. Tempat sampah seharusnya menjadi titik transit sementara, bukan menjadi gunungan permanen yang menimbulkan pencemaran udara, tanah, serta menjadi sarang penyakit. Sayangnya, di banyak daerah, tumpukan sampah ini terus bertambah tanpa pengelolaan yang memadai.
Tumpukan sampah yang berlebihan tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga menciptakan dampak sosial dan kesehatan. Warga sekitar merasa terganggu oleh bau tak sedap, meningkatnya populasi lalat, tikus, hingga potensi banjir akibat saluran yang tersumbat. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tempat tersebut memang diperuntukkan bagi pembuangan sampah, tidak berarti sampah bisa dibiarkan menumpuk tanpa solusi berkelanjutan.
Pemerintah, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kebersihan dan kesehatan lingkungan, memberikan berbagai tanggapan atas permasalahan ini. Di beberapa wilayah, pemerintah daerah telah mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan frekuensi pengangkutan sampah, memperluas lahan tempat pembuangan akhir (TPA), serta mengembangkan program daur ulang berbasis masyarakat. Selain itu, ada pula upaya edukasi untuk mengajak masyarakat mengurangi sampah dari sumbernya, seperti melalui pemilahan sampah organik dan anorganik.
Namun, semua kebijakan tersebut akan sia-sia tanpa partisipasi aktif masyarakat. Pemerintah membutuhkan kerja sama dari warga untuk membuang sampah secara tertib, memilah sampah sejak dari rumah, dan mendukung program pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, tumpukan sampah yang semula menjadi masalah bisa bertransformasi menjadi sumber daya---seperti kompos, energi, atau produk daur ulang. Maka, meskipun tempat pembuangan sampah memang disiapkan untuk menampung sampah, bukan berarti kita boleh membiarkannya menjadi gunungan tak terurus.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI