Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[Lomba PK] Restorasi Film Tiga Dara, Upaya Serius Menangani Vinegar Syndrome

18 Agustus 2016   12:00 Diperbarui: 18 Agustus 2016   12:17 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan cuma manusia yang bisa terserang penyakit kanker. Film juga mengalaminya. Vinegar Syndrome merupakan sejenis penyakit kanker yang menyerang sebuah gulungan film atau seluloid. Vinegar Syndrome bisa berupa penumpukan debu, jamur, dan kondisi buruk lainnya yang diakibatkan oleh usia dan pengaruh lingkungan. 

Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran para pemerhati film untuk bersegera menyelamatkan karya anak bangsa yang direkam dalam bentuk cinemathographie. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan Restorasi atau pemulihan kembali.

Pasien pertama yang berhasil direstorasi dan menjadi perbincangan publik saat ini adalah film Tiga Dara besutan Usmar Ismail. Tiga Dara merupakan film era 1956, direkam pada pita seluloid 35mm, yang tentu saja sangat rentan terhadap iklim tropis. Amat disayangkan jika film yang digarap cukup apik ini sampai mengalami kerusakan dan tidak terselamatkan. 

Apa sih istimewanya film Tiga Dara ini sehingga ketiban sampur direstorasi? Sedikit kepo, saya jadi rajin membedah bacaan seputar film ini. Mulai dari niatan awal memproduksi, alur cerita, hingga pesan moral yang diusung di dalamnya.

Menurut pengakuan beliau (Usmar Ismail-sumber Wikipedia) selaku sutradara, gagasan semula meluncurkan film Tiga dara adalah untuk membangkitkan dunia perfilman yang kala itu ditengarai mengalami krisis.  

Mengenai alur cerita, film Tiga Dara berkisah tentang kehidupan sehari-hari sebuah keluarga. Mengangkat tema seputar jodoh. Sebuah kekhawatiran yang sering dirasakan oleh kebanyakan orang tua saat anak gadis mereka tumbuh dewasa, tapi jodoh tak juga kunjung tiba. Keadaan ini dialami oleh keluarga Sukandar, duda yang memiliki tiga anak gadis. Atas desakan ibunya, Sukandar berupaya mencarikan jodoh buat putri sulungnya. 


Mengangkat kehidupan sosial dan budaya masyarakat Indonesia pada umumnya, film ini dikemas dalam bentuk drama musikal. Di mana kita disuguhi nyanyian dan tarian klasik pada beberapa adegannya. Sungguh, sebuah tontonan yang menghibur, lucu namun tetap sarat pesan moral.

Meski hanya sepenggal saya menonton film ini, tapi saya bisa membayangkan kehebatan para pekerja seni di masa itu. Di bawah bimbingan seniman legendaris Usmar Ismail, dunia perfilman yang sedang dalam keadaan lesu dan terpuruk, mencoba bangkit. Para sineas pantang menyerah dan ogah berpangku tangan. Jiwa seni mereka terus memberontak dan bergejolak yang akhirnya berhasil membidani sebuah karya film berkualitas.

Film Tiga Dara pertama kali dirilis pada 24 Agustus 1957. Film ini tampil di bioskop-bioskop kelas satu. Melambungkan nama para pemainnya, Chitra Dewi, Mieke Wijaya dan Indriati Iskak. Juga mengantarkan film ini pada Festival Film Indonesia 1960 dan berhasil meraih penghargaan kategori Tata Musik Terbaik.  

Fenomena film Tiga Dara di masanya, mampu menjadi buah bibir hingga manca negara. Dan merupakan film Indonesia satu-satunya yang melanglang buana. Pernah tayang di beberapa kota di Italia, Roma dan Yugoslavia. Juga pernah diundang dan ditayangan di Festival Film Venesia tahun1959. Sungguh, sebuah prestasi anak bangsa yang sangat mengharukan sekaligus membanggakan. 

Nah, sekarang kita jadi tahu, ya, apa saja keistimewaan film ini sehingga menjadi sasaran utama penyelamatan Restorasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun