Acara makan-makan sudah rampung. Tidak lengkap rasanya jika momen tersesat yang menyenangkan tersebut tidak diabadikan. Saya pun segera memberi aba-aba, mengambil beberapa foto mereka.
Lalu, cekrek! Cekrek!
Bak seorang fotografer profesional Rizki kecil membidikkan kamera ponsel ke arah saya.Â
Tapi sebelum itu saya berjanji pada Rizki dan teman-temannya. Suatu hari nanti saya akan datang kembali ke Kampung Topeng ini khusus menemui mereka.
Rizki dan Kawan-kawan Eks Anjal yang Nyaris Terlupakan
Belakangan baru saya ketahui bahwa Kampung Topeng Dusun Baran tempat Rizki dan kawan-kawannya tinggal adalah sebuah kampung tematik yang berada di bawah pengawasan dan binaan langsung Dinas Sosial Pemkot Malang. Penghuni kampung binaan ini mayoritas para eks gepeng dan anjal.
Saya tidak ingin membahas perihal bagaimana mereka (para gepeng dan anjal itu) sampai berada di pemukiman tersebut. Juga seperti apa lika-liku perekrutannya. Saya lebih tertarik membahas Rizki kecil beserta kawan-kawannya.
Sepulang dari tersesat yang menyenangkan itu, pikiran saya tidak bisa terlepas dari sosok Rizki. Saya jadi teringat sepenggal lirik lagu lawas Iwan Fals.
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu...