Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kampung Topeng Dusun Baran dan Tersesat yang Menyenangkan

19 Oktober 2020   08:01 Diperbarui: 19 Oktober 2020   10:48 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bunda, nama saya Rizki. Ini teman-teman saya. Nita, Inggrid, dan..." Sembari melangkah bocah laki-laki itu mewakili teman-temannya memperkenalkan diri.

Foto dokpri
Foto dokpri
"Wah, nama-nama yang bagus!" Saya tersenyum menanggapi. "Sekarang boleh Bunda bertanya, siapa yang membuat topeng-topeng di kampung ini?" Saya menunjuk topeng-topeng yang dipajang rapi di pinggir jalan dan di area taman.

"Ayah-ayah kami, Bun!" Rizki menjawab bangga.

"Hebat sekal! Lain kali Bunda ingin bertemu dengan ayah-ayah kalian, ya!" Saya pun menggandeng tangan bocah-bocah itu. Mengajak mereka duduk di bangku taman yang sudah disediakan.

Berbincang dengan anak-anak memang selalu menyenangkan. Mereka jujur, polos, dan apa adanya. Bahkan ketika saya menawarkan apakah mereka bersedia ditraktir mie goreng, anak-anak itu menjawab serentak, "Mau sekali, Bun! Tapi---kami malu."

"Sama Bunda tidak perlu malu. Kan kalian sudah menjadi pemandu Bunda hari ini," saya tersenyum lebar mendengar ucapan jujur mereka.

Jadilah siang itu saya menemani anak-anak menikmati mie goreng yang dipesan dari warung dekat taman.

Sembari menikmati makanan anak-anak itu tak henti bercerita tentang banyak hal. Tentang sekolah mereka, ayah-ayah mereka yang terampil memahat topeng, juga tentang virus corona.

"Di sini tidak ada Corona, Bun," Rizki membisiki saya. Saya terperangah. Tapi kemudian tertawa.

"Meski begitu kalian harus tetap menjaga kesehatan dan kebersihan badan, yaa," saya mengingatkan.

Ya. Siang itu dengan senang hati saya menjadi pendengar yang baik bagi mereka. Anak-anak penghuni Kampung Topeng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun