Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Misteri Kematian di Pondok Kayu

6 Agustus 2019   05:04 Diperbarui: 15 Juli 2022   11:37 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:http:partyvenuesneworleans.com

Wajah Tuan William seketika memucat. Tubuh kekarnya gemetar. 

Dan entah mengapa tiba-tiba saja lelaki itu menjatuhkan lututnya di hadapan Sherlick.

"Saya menyerah, Miss Sherlick. Saya mengakui. Sayalah pembunuh kedua saudara kandung saya..."

***

Dua hari kemudian.

Jhon masih belum paham bagaimana Sherlick memecahkan kasus kematian itu dengan mudah.

"Jangan menatapku seperti itu, Jhon. Mendekatlah, aku akan segera menjelaskan semuanya padamu," Sherlick tertawa pelan seraya menghempaskan diri di atas sofa. Jhon terlihat tidak sabar. Lelaki itu duduk di hadapan Sherlick dengan kedua tangan menumpu dagu.

Dan beginilah penjelasan lengkap Sherlick.

"Begitu mengetahui nama yang tertera pada surat yang kau berikan padaku sore itu, Jhon--William Snot, ingatanku langsung tertuju pada seorang pengusaha yang mengalami kebangkrutan dan terbelit masalah hutang piutang dengan banyak bank. Berpegang dari hal itulah aku memfokuskan kecurigaanku padanya. 

Kupikir, aku perlu mengumpulkan bukti sebanyak-banyaknya. Itu dulu. Tapi sebelum itu aku harus meyakinkan diri apakah otakku ini sudah bekerja dengan benar. Kau ingat, Jhon? Aku pernah belajar ilmu grafologi. Ilmu membaca karakter melalui tulisan tangan seseorang. Dari mengamati tulisan tangan Tuan William itulah instuisiku mulai bekerja. Dan aku semakin yakin bahwa Tuan William seorang pembohong besar.

Kemudian, ketika kita sampai di tempat kejadian perkara, aku melihat tumbuhan beracun itu di sekitar area pondok. Kau ingat, kan, Jhon? Aku berdiri agak lama di dekat jendela Pondok Kayu. Sekitar lima menit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun