Ia memicingkan mata. Hidungnya mengembang.
Perlahan ia berjalan ke arah gadis yang sudah mati itu. Menyentuh dagunya yang kaku dengan ujung jemarinya.
"Istirahatlah dengan tenang, Ema. Sebentar lagi dua pelayan tua dungu itu akan mengurusmu."
Lady Bathory mulai beranjak meninggalkan kamar mandi. Tapi baru beberapa hitungan langkah ia berhenti. Ia menoleh sekali lagi ke arah Ema.
"Oh, apakah ini hanya perasaanku saja? Aku seperti melihat seseorang meringkuk di dekatmu," Lady Bathory bergumam.
Dada saya berdegup kencang. Badan saya menggigil ketakutan dengan lutut gemetar. Saya nyaris terpekik ketika Lady Bathory mengulurkan tangan tepat ke arah leher saya.
"Hah! Hanya halusinasi. Pasti ruh gadis ini masih gentayangan," Lady Bathory terbahak seraya berbalik badan.
***
Aku dan Renata duduk bersila, saling berhadapan.
"Jadi perempuan itu bernama Lady Bathory? Kukira saya pernah membaca kisah legenda ini, Miss.Liz. Dia perempuan bangsawan yang telah membunuh banyak gadis untuk meminum darah mereka," Renata berkata dengan mata terpejam.
Jujur, aku selalu takjub terhadap muridku yang satu ini. Renata memiliki pengetahuan yang sangat luar biasa dari hobi membacanya.