Mohon tunggu...
Reza Sukma Nugraha
Reza Sukma Nugraha Mohon Tunggu... lainnya -

Blogger\r\nhttp://elfarizi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

I am Not Stupid! Salahkan Saja Orangtua…

5 Januari 2011   10:33 Diperbarui: 6 Juli 2015   04:30 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1294223280566708468

Siapa yang salah bila seorang anak mencuri? Siapa yang paling bertanggung jawab apabila seorang anak terlibat kenakalan remaja, berwatak keras, dan bersifat pembangkang? Jangan dulu marahi mereka, karena jangan-jangan semua bersumber dari didikan orangtua.

Nah, itulah pesan dari film yang baru saja saya tonton. Judulnya “I Not Stupid Too” (demikian ejaannya, jangan protes karena grammar-nya salah). Film produksi Singapura ini ternyata sudah dirilis beberapa tahun lalu (2006). Meski jadul, tapi pertama saya tonton, wah wah wah, gak berasa mata jadi sembab huhu. Yap, film ini sukses mengaduk-ngaduk perasaan. Bukan karena kisah cinta tragis ala Titanic, tapi karena film ini sarat pesan moral dan hikmah, khususnya masalah pendidikan. Selain itu, film ini juga diselingi unsur komedi yang pas sehingga emosi jadi terkontrol.

Film besutan sutradara Jack Neo ini konon (setelah saya googling) merupakan lanjutan dari sekuel pertamanya, “I Not Stupid”. Pantas saja, dalam judulnya terselip angka 2 meski dilafalkan “too”. Tapi, saya belum berhasil dapat film pertamanya huhuhu.

Alkisah, film ini menceritakan kehidupan dua keluarga yang penuh dengan masalah. Keluarga pertama adalah keluarga kakak beradik, Jerry (Ashley Leong) yang masih SD dan Tom (Shawn Lee) yang sudah duduk di SMA, meskipun seragamnya kayak anak SMP hehe). Ibunya, Mrs. Yeo (Xiang Yun), seorang editor majalah terkenal. Ayahnya, Mr. Yeo (Jack Neo), seorang pekerja yang super sibuk di sebuah perusahaan. Mereka berasal dari keluarga berada, meski kedua suami istri itu hanya memiliki waktu yang sangat terbatas untuk kedua anak laki-lakinya. Di rumahnya, mereka tinggal bersama neneknya dan seorang pembantu yang parahnya berasal dari INDONESIA (TKW main film hihi) bernama Yati.

Jerry anak yang pintar. Di sekolahnya, ia mendapat nilai tertinggi. Namun, kedua orangtuanya tidak pernah sama sekali memujinya. Ironisnya, mereka malah memarahinya karena nilai Jerry tak pernah lebih baik dari sebelumnya. Lain lagi dengan kakaknya, Tom. Ia hobi ngeblog sampai-sampai ia mendapat penghargaan sebagai blogger terbaik. Eh, lagi-lahi sang Ibu tak menyukainya dan malah memarahinya kalau blogging bukanlah kegiatan berguna.

Keterbatasan komunikasi di antara anak dan orangtua itu membuat kakak-adik itu juga tak akur. Apabila kedua anak itu memiliki keinginan yang hendak dibicarakan pada orangtua, mereka hanya menulis di atas kertas dan menempelkannya di kulkas. Misalnya, ketika Jerry yang terpilih jadi pemeran utama di drama sekolahnya, hendak memberitahukannya pada ibu dan ayahnya. Sayang, kertas itu tertiup angin dan jatuh terinjak.

Keluarga kedua adalah Cheng Chang (Joshua Ang) dan ayahnya, Mr. Lim (Huang Yiliang). Cheng Chang adalah teman baik dan sekelas Tom. Berbeda dengan sahabatnya, ia hidup sederhana—bahkan miskin. Hobinya bela diri dan cita-citanya ingin seperti Jet Li. Sayang, ayahnya marah besar dan melarangnya meniru tokoh kesenangan anaknya itu. Apabila Cheng Chang berbuat salah, ayahnya yang mantan narapidana dan cacat itu memukulinya. Kebiasaan dikasari itu membuat Cheng Chang berani melawan gurunya.

Hingga suatu saat, Tom yang ketahuan membawa film porno dimarahi gurunya dan dibela Cheng Chang. Kekacauan di kelas saat razia handphone itu berujung dengan dihukumnya kedua sahabat itu. Jerry mendapat hukuman pukul dengan rotan, sedangkan Cheng Chang dikeluarkan sekolah karena terlalu sering berbuat ulah. Wah, kebayang kan, betapa murkanya kedua orangtua dari anak tersebut!

Keadaan yang semakin tidak nyaman tersebut membuat kedua anak SMA itu akhirnya berkomplot dengan sebuah genk. Mereka berdua terlibat aksi pencurian yang belakangan diketahui dimotori oleh genk itu sendiri yang hendak memeras Tom yang notabene berasal dari keluarga kaya.

Selain kedua ABG tersebut yang mencuri, ternyata si bocah Jerry juga nekad mencuri uang di kantin sekolahnya. Jerry selama ini susah payah mengumpulkan uang untuk membeli tiket pertunjukan dramanya karena gurunya terus-terus menanyakan kedua orangtuanya yang tak kunjung memastikan, akankah datang atau tidak. Jerry terpaksa mencuri untuk membelikan orangtuanya tiket tersebut.

Wah, kepanjangan deh kalau diceritakan semua. Yang jelas, penonton siap-siap saja berkucuran air mata melihat konflik anak-orangtua tersebut. Apalagi, tragisnya ayah Cheng Chang meninggal dunia setelah menyelamatkan Cheng Chang. Kedua orangtua Jerry pun tak kuasa menahan sesal saat membaca curahan hati Tom di blognya.

Di sisi lain, orangtua berbuat demikian tentu demi kebaikan anaknya. Hanya saja, cara penyampaiannya yang kurang tepat dan kurang pas di hati anak. Ini terbukti saat ayah Cheng Chang yang keras dengan susah payah membeli tas untuk mengganti tas anaknya yang rusak akibat bertengkar. Yah, meskipun tas tersebut adalah tas paling murah dan bergambar kartun yang tentu gak cocok banget buat anak SMA seperti Cheng Chang. Bahkan, saat Cheng Chang dikeluarkan sekolah, ayahnya rela berkeliling Singapura hanya untuk memperjuangkan nasib anaknya.

Yang jelas film ini sangat cocok ditonton untuk para orangtua dan guru. Kenapa guru? Karena di dalamnya tidak hanya mengisahkan konflik anak-orangtua, tapi menggambarkan realita pendidikan di Singapura yang diskriminatif. Salah satu pesannya agar guru lebih bijak menghadapi murid. Ini pun tentu sesuai dengan kondisi pendidikan di tanah air, di saat banyak kasus kekerasan dalam hukuman terhadap murid dan perlakuan tidak adil bagi murid berkemampuan di bawah rata-rata.

Pokok’e maknyus deh. Biar lebih jelas, tonton sendiri filmnya. Sengaja, saya sediakan filmnya di sini agar bisa diunduh. Oke!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun