Mohon tunggu...
Martha Evioren Limbong
Martha Evioren Limbong Mohon Tunggu... -

Seorang yang menggilai seni

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Akankah Museum Horas David Painter Hanya akan Ada Dalam Dongeng?

2 Maret 2015   05:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:18 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu ketika, di pesisir Danau Toba Desa Tuktuk Siadong, Samosir, Sumatera Utara hiduplah seorang anak laki-laki kecil bernama David. Dia adalah seorang anak petani miskin, namun dia adalah anak yang baik, patuh kepada orang tuanya serta sangat menyayangi ketiga adik kecilnya, Joan, Togu dan Tiarauli.

Setiap hari sepulang sekolah David selalu membantu ibunya menjual pecel, gorengan dan lappet (salah satu makanan dari Samosir). Ia menjajakannya berkeliling dari satu kampung ke kampung yang lainnya dengan menggunakan bakul dan menutupinya dengan plastik bening agar makanan tersebut tidak terkena debu. Setelah selesai menjajakan jualannya David langsung ke tempat kesukaannya yakni tepi Danau Toba. Disana dia akan menghabiskan waktunya untuk membaca dongeng anak-anak ataupun melukis. David tidak seperti teman-temannya yang lain yang suka menghabiskan waktunya hanya dengan bermain. Namun dia lebih suka menghabiskan waktunya menikmati gerakan kuasnya yang sederhana menari-nari di atas buku sketsa yang diberikan oleh ayahny.

Pada suatu sore, ketika David sedang melukis di pinggir Danau Toba, dia menoleh ke samping dan ada seorang laki-laki tua kecil yang tinggi badannya hanya 10 cm sedang terburu-buru menutupi yang tampaknya sebuah pintu yang sangat kecil dengan menggunakan pasir di Pinggiran Danau. Dengan perasaan aneh dan takut dia coba mendekati kurcaci tua tersebut. Dia merasa belum pernah melihat mahluk sekecil itu kecuali di buku dongeng yang sering dia baca. Dan kurcaci tersebut menyelesaikan pekerjaannya barulah dia sadar bahwa seorang manusia sedang memperhatikannya. Pada saat mata mereka bertemu, kurcaci tua tersebut mulai panik dan mencoba untuk berlari sekencang-kencangnya dan diapun bersembunyi di tumpukan tinggi eceng gondok kering di tepi Danau. Sikakek tua semakin takut dan gemetaran karena selain dikejar manusia, seekor anjing hitam besar juga sedang memperhatikan, menggonggongi dan bersiap ingin menerkamnya. Dari kejauhan David mencoba melempar batu berukuran sedang ke arah anjing hitam dan untungnya tepat mengenainya sehingga anjingnya lari terbirit-birit.

Si kakek kurcaci akhirnya sedikit merasa lega dan merasa berhutang budi kepada anak manusia tersebut. Dia mengira bahwa David sama seperti anak-anak kecil  yang pernah menangkap dan mencoba melukainya 10 tahun lalu. Si kakek tua masih ingat bagaimana rasanya telinga dan kepala kecilnya ditarik dan dipukul oleh anakanak nakal tersebut. Namun, untungnya pada saat itu si kurcaci berhasil kabur dan kembali ke rumahnya di yang berada di bawah tanah tempat dimana para kurcaci lainnya tinggal.

“Heiiiiiiiiii, kamu  siapa dan mau kemana?” tanya David dengan ramah, lalu kurcaci tua itu menjawab dengan ketakutan “kurcaci memanggilku Kakek Toba, apakah kamu akan mengurung atau membunuhku?” Tanya kurcaci dengan suara bergetar. “Tenang saja kakek Toba, aku tidak akan mengurung atau membunuhmu, aku juga tidak akan memberitahu tentangmu kepada orang-orang asalakan kamu mau bercerita dari mana asalmu dan kenapa kamu ada disini.”  Kata David sambil menopangkan tangan kirinya didagunya.

Lalu kurcaci tua sadar ternyata dia akhirnya bertemu juga dengan anak manusia berbakat yang sering dibicarakan oleh Ratu Euronauli. Kemudian kurcaci tua menjawab “Aku kesini karena disuruh oleh Ratu Euronauli untuk mencari anak berbakat yang memiliki tanda di tangan sebelah kirinya, yakni jari manis, jari tengah dan jari telunjuknya menempel satu sama lain. Karena menurut ratu anak tersebut akan menjadi pelukis ternama dan termashyur di Dunia Kurcaci maupun di dunia manusia. Dan aku bersyukur karena akhirnya aku menemukan dia, yaitu kamu. Namamu pasti David kan?” tanya kakek Toba.

David masih bingung dan bertanya-tanya dalam hati bagaimana mungkin aku bisa jadi pelukis dunia terkenal sementara aku hanya anak desa dan orang miskin yang orangtuaku tidak mungkin bisa membiayai sekolahku untuk kuliah di Institute Seni di Negara ini. Lalu dia bertanya kepada kurcaci tua “Bagaimana kamu bisa  tahu namaku?” “Melalui Ratu Negeri Kurcaci Ratu Euronauli.” Jawab kakek tua “Bagaimana dia bisa tahu namaku, aku bahkan tidak pernah mendengar namanya” Tanya David. “Baik, Ratu Euronauli selalu menceritakan tentang kamu apabila aku sedang bekerja di museum lukis dan photographynya. Dia adalah seorang ratu yang sangat baik dan cantik di Negeriku, dia sangat suka melukis dan Dia bahkan memiliki beberapa koleksi fotomu ketika bayi terpajang di museumnya, kamu adalah perpaduan luar biasa genetika dari Ratu Euronauli dan Raja Nabonar, namun kamu sangat berbeda dengan foto kecilmu. Sekarang kamu tampak kurus dan tidak terawat Tuanku David”  Kata kakek tua.

David semakin tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Kakek Toba. David bertanya lagi “Apa maksudmu dengan perpaduan genetika Ratu Euronauli dan Raja Nabonar? yang aku tahu bahwa Nabonar adalah nama Bapakku.” “Nanti kamu akan dengar sendiri juga dari Ratu Euronauli” kata kurcaci tua sambil mengeluarkan kamera yang sangat kecil dari kantongnya, “siappppp………kaka memi rara”, sahut kurcaci “crik crok” bunyi jepretan kamera kecilnya. Kurcaci tua memotret David sebagai bukti kepada Ratu Euronauli bahwa dia sudah bertemu dengan anak yang dia cari selama ini, seorang laki-laki yang bakal menjadi pewaris tahta Negeri Kurcaci dan calon pelukis hebat nan termashur.

“Baiklah David, aku harus pulang karena aku pasti sudah ditunggu cucuku Elenauli, aku takut dia ketakutan karena ditinggal sendiri, selain itu aku juga sudah lapar sekali dan tidak sabar ingin memakan soup jamur sapi buatannya” “Hahhh, soup sapi??? Darimana kurcaci memperoleh daging sapi kakek?” Tanya David dengan penasaran. Kami para kurcaci sama seperti manusia, kami beternak, bertani dan tentu mengolah makanan tersebut dengan memasaknya, Namun yang membedakan kampungmu dengan negeriku adalah mengenai seni. Penghargaan kami terhadap seni sangat tinggi, museum dan teater ada dimana-mana. Hampir semua rumah dihiasi oleh lukisan, tiap anak perempuan bisa menari, bercerita serta menyanyi dan anak laki-laki mampu memainkan alat music serta melukis dengan sangat baik.

David, tuanku! lihatlah mataharinya semakin terbenam sudah saatnya aku kembali. Ohh iya David, aku akan memberikan beberapa foto yang sudah akuy cetak yang merupakan hasil jepretanku selama di Negeri Kurcaci, kamu bisa menyimpannya sebagai ucapan terima kasihku karena kamu sudah menyelamatkanku dari mahluk hitam jahat tadi. Selain itu foto-foto ini akan menceritakan kepadamu tentang kondisi negeri kurcaci yang di pimpin oleh Ibu kandungmu, Ratu Euronauli” Kata kakek Kurcaci sambil mengeluarkan sebuah kotak emas yang berisi album foto mini yang terbuat dari daun-daun kering warna coklat dari tas karungnya dan memberikannya kepada David.

“10 tahun lagi aku akan kembali kesini dan aku ingin bercerita banyak lagi tentang dunia kurcaci. Setelah sampai disana aku akan memberitahukan Ratu Euronauli kalau kamu masih hidup dan sudah beranjak remaja. Ngomong-ngomong apakah kamu ingin menitipkan sesuatu kepada Ratu Euronauli” kata kurcaci tua “Ohhh tidak usah, sampaikan saja salamku dan senang bertemu denganmu kakek Toba” Jawab David.

Akhirnya kurcaci tua kembali lagi ke pintu negeri dongeng yang tadi dia tutupi dengan pasir, tampak kurcaci tua kesusahan mengais gundukan pasir tersebut, melihat kondisi tersebut David membantunya dan pada akhirnya terlihatlah sebuah pintu kecil yang terbuat dari besi berwarna silver, namun ketika kurcaci memasukkan kuncinya, pintu tersebut berubah warna menjadi warna emas berkilau.

“Sampai bertemu David” Kata kurcaci sambil melambaikan tangannya lalu menutup pintu kecil tersebut, tiba-tiba pintu itu berubah menjadi warna silver seperti semula dan lama kelamaan pintu tersebut tidak tampak lagi yang tinggal hanya gundukan pasir. David lalu pulang ke rumah sambil membawa kotak berisi album pemberian kakek kurcaci dan tidak lupa dia membawa bakul gorengannya serta tidak lupa dengan buku sketsa dan alat lukisnya.

Sehabis makan malam David pergi ke kamarnya dan membuka kotak album tersebut serta melihat foto-foto dunia bawah negeri kurcaci. Mulai dari kereta gantung emas kecil yang merupakan alat transportasi para kurcaci, rumah-rumah kecil milik warga kurcaci dimana bentuknya seperti jamur, bulat dan dilapisi cat warna-warni. Tampak juga anak-anak kurcaci sedang bermain-main dengan kelinci mungil di taman yang di penuhi dengan bunga berbentuk permen buahnya tiap saat berubah warna. Selain itu ada juga foto lain yang menunjukkan seorang kurcaci dewasa sedang memberi makan sapi-sapi mungilnya di sebuah kandang sapi yang dihiasi dengan lukisan-lukisan keluarga sapi. Bahkan yang paling menggelikan terdapat seorang kurcaci remaja sedang selfie dengan sapi. Foto menarik menarik lainnya adalah sebuah foto yang menggambarkan suasana museum besar yang dindingnya terbuat dari kaca dipenuhi dengan ribuan lukisan kecil terpajang di dalamnya.

Namun yang paling menakjubkan buat David adalah sebuah foto yang menggambarkan seorang kurcaci perempuan kecil yang sangat cantik yang membuat David tak henti-henti memandanginya. Perempuan tersebut menggunakan gaun putih dari helaian kelopak bunga mawar dan memakai ulos serta bunga tulip merah di kepalanya menghiasi rambut panjangnya. Tampak gadis tersebut sedang menari di hadapan wanita cantik yang duduk di takhta kursi emas, dan terlihat sebuah mahkota silver yang dipenugi dengan permata menghiasi kepala wanita cantik itu. Di ruangan tempat gadis tersebut menari terdapat ratusan lukisan menggantung di dindingnya. Tepat di atas kursi takhta tersebut tampak sebuah foto seorang bayi yang jari manis, jari tengah dan jari telunjuknya menempel satu sama lain sedang dipangku oleh seorang wanita yang tampaknya mirip dengan wanita yang duduk di kursi takhta tersebut. “Mungkin wanita yang duduk di kursi takhta itu adalah Ratu Euronauli, Ibuku” Gumam David Dalam hati.

Tidak terasa 10 tahun sudah berlalu dan David kini tumbuh dan berubah menjadi pria gagah, ganteng namun hal yang tidak berubah darinya adalah kebiasan melukisnya masih tetap dilakukan olehnya, bahkan beberapa lomba melukis sering dia ikuti bahkan dia menangkan lomba lukis yang diadakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sehingga dan menghadiahinya paket alat lukis serta beasiswa melanjutkan Sarjana ke Royal Academy of Arts di UK, Inggris.

Pada hari Minggu sore David segera bergeges ke tempat pertama dia bertemu dengan kurcaci pria tua berjenggot panjang kakek Toba. Sesampai disana, tampak olehnya kurcaci tua sedang duduk dengan seorang gadis kurcaci berambut panjang menggunakan gaun yang terbuat dari kelopak bunga mawar hitam bercorak ulos dan kepalanya dilingkari hiasan kepala dari bunga lili berwarna putih yang mengeluarkan alunan music indah secara otomatis ketika Elenauli menari .

“Hallo David, kamu sudah jadi pemuda sekarang. Akhirnya kita bertemu lagi. Kenalkan ini cucuku Elenauli yang aku ceritakan kepadamu.” Kata kurcaci tua. Mereka berjabat tangan. Elenauli tampak seperti peri yang sangat cantik dan David merasakan jantungnya berdegub saat melihat kurcaci cantik tersebut. Segera setelah David menjabat tangan Elenauli, dia langsung mengeluarkan lukisan kurcaci perempuan kecil yang sedang menari yang dia lukis beberapa tahun yang lalu.M

“Apakah gadis ini adalah Elenauli kek?” Tanya David. “Iya, betul Tuanku David. Gadis kecil itu adalah Elenauli, dia sangat pandai menari dan foto itu aku abadikan pada saat acara ulang tahun Ratu Euronauli.” Kata Kurcaci tua.

Elena tampak kagum dengan lukisan tersebut “Wowwww… bagus sekali lukisanmu David, bagaimana kamu bisa tahu aku pernah menari untuk ratu Eurona? Tanya Elena malu-malu. “Dulu kurcaci tua, kakekmu yang memberikanku sebuah kotak emas berisi album dan foto ini salah satu dari foto dalam album ini” Kata David sambil mengeluarkan kotak album tersebut. “Karena aku sangat menyukai foto ini maka aku melukisnya kembali dalam ukuran canvas besar sehingga aku bisa memajangnya di rumahku. Selain itu berkat lukisan juga pernah memenangkan salah satu lomba lukis di Jakarta. “Kata David bersemangat”

“David, kakekku pernah menceritakan kebaikanmu pada saat kamu menolongnya 10 tahun yang lalu, jadi sebagai ucapan terima kasihku, aku ingin menunjukkanmu sebuah tarian yang sangat indah yang diajarkan Ratu Euronauli. “Dengan senang hati Elenauli, aku akan mencoba melukismu pada saat kamu menari” Kata David.

Beberapa menit kemudia Elena mulai menari dengan sangat indah diiringi alunan music klasik Fur Elise dan Moonlight Sonata ciptaan composer Ludwig Van Beethoven dan dipadu sambung dengan instrumental gondang (music khas Batak). Dengan berlatarkan Danau Toba membuat pertunjukan ini semakin luar biasa. Disisi lain David tidak berhenti menorehkan kuas ke kanvas putih bersihnya yang berubah menjadi sebuah sketsa Elenauli gadis cantik yang menari di pinggir sebuah Danau yang Indah. Deretan bukit hijau dihiasi langit sore dan warna orangenya matahari terbenam menyempurnakan lukisan David. Disisi lain tampak kakek kurcaci sedang mengabadikan moment ini dengan memotretnya menggunakan kamera hitam kecilnya. Perpaduan 3 pertujukan seni dalam satu waktu, sangat luar biasa.

Setelah itu kurcaci tua mendekati David, dan berkata kepadanya “David disini kami datang untuk menyampaikan permintaaan maaf Ratu Euronauli sekaligus kami mohon agar David ikut dengan kami kembali ke Negeri Kurcaci. Ratu sangat sedih bahkan beliau sedang terbaring sakit karena merindukanmu. Oleh karena itu rakyat kurcaci juga sedih melihat ratu sakit dan kami semua sepakat ingin menjemputmu dan tinggal bersama kami. Disini ada ramuan khusus yang bisa membuat kamu menjadi kecil sama seperti kami. Aturan di negeri kurcaci bahwa seorang ratu tidak bisa mengunjungi negeri manusia, karena akan terjadi malapeta dan musibah besar di negeri kami. Oleh karena itu dia tidak pernah datang kesini menemuimu. Sehingga satu-satunya jalan untuk mempertemukan kamu  dengan ratu adalah dengan meminum ramuan ini”

Tampak David sedang kebingungan mempertimbangkan tawaran kakek Toba. “Kakek, saya memohon maaf saat ini saya tidak bisa ikut kakek dan Elenauli ke Negeri Kurcaci untuk melihat Ratu Euronauli karena tidak mungkin bagi saya meninggalkan orangtua, ketiga adik dan murid-murid lukis saya, saya sangat menyayangi mereka dan mereka juga masih sangat membutuhkan saya.” Kata David.

“Sebenarnya kamu masih bisa kembali ke ukuran normalmu David, tapi ada persyaratan untuk hal itu, yakni kamu harus menikah dengan salah seorang gadis Negeri Kurcaci dan kamu bisa memilih gadis mana saja yang kamu sukai. Tetapi segera setelah kalian memiliki anak. Kamu dan anakmu harus kembali ke Dunia Manusia dengan meminum ramuan ini. Kondisi hidupmu akan kembali seperti terakhir kali kamu meninggalkan Dunia Manusia, sebagaimana kamu pelukis kamu akan tetap menjadi pelukis, sebagaimana kamu hidup miskin kamu akan kembali hidup miskin, sebagaimana kamu kaya kamu akan kembali menjadi kaya. Kamu tidak boleh membawa apapun ke Dunia Manusia kecuali anakmu.” Kata kurcaci tua.

David sebenarnya tertarik dengan tawaran kurcaci tua tersebut karena ketiga alasan dalam pikirannya, yakni dia ingin sekali bertemu dengan ibu kandungnya, kedua dia ingin menikahi Elenauli cucu kakek Toba dan yang ketiga dia sangat penasaran dengan dunia seni dan ingin sekali melihat ribuan lukisan dan bertemu dengan para pelukis yang ada di Negeri Kurcaci. Dia penasaran bagaimana dan kenapa kurcaci-kurcaci sangat mencintai seni. Sehingga kelak ketika dia kembali ke Samosir dia bisa menerapkan dan mencontoh manajemen kota seni kurcaci tersebut.

Namun dia berfikir lagi sayang kalau dia harus menolak tawaran beasiswa Department Pendidikan dan Kebudayaan (DIKTI) untuk kuliah di Royal Academy of Arts salah satu sekolah seni terbaik di Inggris. Negara yang sudah lama dia impikan karena dia ingin mengeksplor museum lukisan yang ada disana.

“Kakek bisa datang lagi menjemput saya 10 tahun lagi. Karena saya akan sekolah dulu ke Inggris dan nanti pada saat saya kembali ke Samosir, pada saat itu juga saya siap untuk menikahi Elenauli kalau kakek ijinkan” Bisik David kepada kakek Toba kurcaci tua berjenggot tersebut. “Wahhh dengan senang hati, kakek mengijinkan kamu menikah dengan Elena, dan sebenarnya itu adalah salah satu maksud lain kakek membawa Elenauli kesini untuk mengenalkanmu kepadanya, karena kakek yakin kamu pasti akan menyukai cucuku, hahahahaha.” Kata kakek sambil terbahak-bahak. “Kalau begitu kami akan menjemputmu di tahun 1970, sepuluh tahun dari sekarang, di tempat yang sama.” kata Kakek Toba lagi. “Baik kek, mohon kakek sampaikan salamku kepada Ratu Euronauli, mohon sampaikan bahwa aku merindukannya.” Kata David. Kakek dan Elenaulipun pulang dan terlihat langkah kaki Elenauli sangat berat meninggalkan David.

Sepuluh tahun kemudian David bertemu kembali dengan Ibu kandungnya Ratu Euronauli, dan tampak ratu sangat bahagia ditambah lagi karena gadis baik kesayangannya dan Elenauli menikah dengan anaknya di Negeri Kurcaci. Setelah beberapa tahun kemudian Elena melahirkan perempuan mungil cantik dan mereka menamainya Elemonee Maria.

Namun kebahagiaan itu segera berakhir karena satu 2 tahun setelah pernikahan mereka Ratu Euronauli meninggal. Selain itu sesuai perjanjiian yang dulu mereka sepakati bahwa David dan putrinya Elemonee Maria akan kembali ke Samosir dan harus berpisah dengan wanita kesayangan mereka Elenauli. Kini sejak kematian Ratu Euronauli, Elenauli istri David menggantikan posisinya sebagai ratu baru di Negeri Kurcaci.

Akhirnya David menyadari bahwa Ayahnya yang sekarang yang juga merupakan ayah dari ketiga adik kesayangannya Joan, Togu dan Tiarauli adalah merupakan Raja Nabonar yang pernah menikah dengan Ratu Euronauli puluhan tahun yang lalu. Namun ayahnya menikah lagi dengan perempuan Samosir yang ternyata merupakan ibu dari adik tirinya Joan, Togu dan Tiarauli. Perpisahan yang sama juga dialami oleh Bapaknya Raja Nabonar dengan Ratu Euronauli sama seperti perpisahan pahit yang dia alami saat ini dengan Elenauli. Meskipun Negeri Kurcaci adalah negeri yang indah, teratur, nyaman dan berkelimpaha, namun mereka berdua baik Raja Nabonar dan David memilih untuk berpisah dariwanita yang sangat mereka cintai demi masa depan Samosir yang lebih baik.

Kini David dan Elemonee putrinya tinggal berdua di rumahnya di Nainggolan salah satu kampung yang Indah di Samosir. Disana mereka menjadikan seni kreatif sebagai mata pencaharian mereka selain bertani, menangkap ikan dan bekerja sebagai pegawai kantor. Dan pada saat itu juga David mendirikan Museum Seni di Samosir dan merupakan museum terbesar di Indonesia. David menamai Museum tersebut Museum Horas David Painter. Di Museum inilah para anak-anak Samosir menyimpan hasil karyanya.

Sejak saat itu pariwisata Samosir semakin berkembang karena di samping tujuan wisata lokal atau asing untuk melihat Danau Toba dan menikmati kopi khas Samosir mereka juga dapat memanjakan mata mereka berkunjung ke Museum Horas David Painter, atau orang-orang sering menyebutnya dengan Museum HDP.

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun