Residensi MARS UMY (Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) ke Medipol Mega University Hospital di Istanbul, Turki, membuka perspektif baru tentang manajemen rumah sakit, khususnya dalam aspek pembiayaan jasa medik dokter. Rumah sakit swasta terbesar di Turki ini memiliki lebih dari 800 tempat tidur, 32 ruang operasi, 215 ICU bed, lebih dari 400 poliklinik serta berbagai pusat spesialisasi yang berstandar internasional. Namun yang menarik bukan hanya fasilitas fisiknya, melainkan sistem remunerasi dokter yang berbeda jauh dengan praktik di Indonesia.
      Sistem pembiayaan jasa medik dokter di Indonesia masih didominasi fee-for-service, di mana honorarium diberikan per tindakan atau pasien, berpotensi menimbulkan fragmentasi dan inefisiensi [1,2]. Meskipun klaim biaya rumah sakit telah bergeser ke Indonesia Case-Based Groups, praktik fee-for-service tetap umum dan berdampak pada kinerja finansial rumah sakit publik [3]. Sebaliknya, Medipol Turki menggunakan sistem flat berbasis spesialisasi, jabatan, masa kerja, dan keahlian, memberikan stabilitas finansial serta mengurangi insentif tindakan berlebih [4]. Efisiensi layanan medis merupakan salah satu tolak ukur penting dalam menilai kinerja rumah sakit, yang secara langsung berdampak pada kualitas layanan yang diberikan kepada pasien [5].
      Perbandingan sistem pembiayaan jasa medik Indonesia dan Medipol Hospital Turki menunjukkan implikasi penting bagi insentif dokter dan pemerataan layanan [6]. Indonesia masih banyak menerapkan fee-for-service, sehingga memicu kesenjangan pendapatan antarspesialisasi dan persaingan tidak sehat antar dokter [7]. Sebaliknya, Medipol Hospital menggunakan sistem flat berbasis spesialisasi, jabatan, masa kerja, dan skill, yang memberi stabilitas pendapatan serta mendorong kolaborasi antar spesialistik [8]. Pendekatan ini mengurangi tekanan finansial, memungkinkan fokus pada kualitas, dan berpotensi meningkatkan perawatan [9]. Tantangan muncul bila sistem flat di Indonesia menyamaratakan gaji tanpa mempertimbangkan keahlian, yang dapat menurunkan motivasi [10]. Medipol Hospital tetap menghargai skill dan pengalaman, sehingga dapat mempertahankan standar profesionalisme [11].
      Penerapan sistem pembayaran jasa medik yang adil dan efisien krusial untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, mengingat sistem rujukan di Indonesia masih menghadapi ketimpangan akses antara kota dan desa [12]. Kesenjangan ini, ditambah keterbatasan sumber daya rumah sakit, sehingga memperburuk kondisi pelayanan [13]. Karena itu, evaluasi model pembayaran penting untuk menilai dampaknya pada motivasi dokter, distribusi layanan, dan kualitas perawatan masyarakat [14]. Insentif yang tepat terbukti meningkatkan motivasi dan kinerja tenaga medis [15]. Perencanaan sumber daya manusia berbasis analisis kebutuhan juga esensial, mengingat distribusi tidak merata dan tingginya beban kerja [16]. Diperlukan keseimbangan antara remunerasi adil, insentif berbasis kinerja, serta penggajian sesuai jabatan dan kompetensi, dengan dukungan anggaran berkelanjutan untuk sistem ini [17]. Model ini menuntut evaluasi infrastruktur kesehatan dan kapasitas anggaran negara [18], sembari memperhatikan kualitas layanan dan kepuasan pasien [19].
      Digitalisasi manajemen SDM kesehatan dapat meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas sistem pembayaran, sekaligus mengatasi ketimpangan distribusi tenaga medis [20]. Teknologi informasi seperti Sistem Informasi Manajemen klinik dan Rekam Medik Elektronik mendukung pengelolaan data, perencanaan SDM akurat, serta pemantauan beban kerja real-time [21, 22, 23]. Optimalisasi sistem ini menciptakan lingkungan kerja efisien dan memastikan distribusi remunerasi berbasis kinerja dan keahlian [24]. Integrasi data juga memberi gambaran alokasi SDM dan efektivitas biaya operasional rumah sakit, mendukung keputusan strategis dalam kebijakan remunerasi [25].
      Model pembayaran flat di Medipol Turki yang menghargai spesialisasi dan pengalaman menawarkan alternatif bagi Indonesia untuk mencapai keadilan remunerasi berkelanjutan. Sistem ini berpotensi mengurangi persaingan, meningkatkan kolaborasi, serta menjadi dasar strategi pembiayaan yang lebih akuntabel dan efisien [26]. Adopsi model berbasis kompetensi dari Medipol dapat membantu mengatasi disparitas pendapatan dokter dan mendorong pemerataan akses layanan kesehatan berkualitas di Indonesia.
      Model flat dapat meminimalkan kelemahan fee-for-service yang mendorong pelayanan berlebih dan biaya tinggi [27]. Dibandingkan dengan INA-CBG di Indonesia, flat-rate menawarkan stabilitas dan prediktabilitas anggaran [28]. Meski INA-CBG membantu pengendalian biaya, namun dalam hal ini masih diperlukan perbaikan insentif untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan  [29, 30]
REFERENSI :Â
- Pitoyo AZ, Winarni I, Hariyanti T. Implementation of BPJS, Impact on Private Non BPJS Provider Hospital: A Case Study in Indonesia. Int J Sci Res (IJSR). 2017;6(7):1413--7.
- Ariwardani BN, Tamtomo DG, Murti B. Factors Affecting The Cost Gap Between INA CBGs Tariff and Hospital Tariff for Patients with Dengue Hemorrhagic Fever in Ngawi Regional Public Hospital, East Java. J Health Policy Manage [Internet]. 2019 Sep 16 [cited 2025 Sep 3];4(3):204--13. Available from: https://thejhpm.com/index.php/thejhpm/article/view/142
- Happy A. The Implementation of INA-CBGs System Impact on Financial Performance of Public Hospital, the Indonesia Case: A Systematic Review. KnE Life Sciences. 2018 Dec 5;4(9):1--16. DOI: 10.18502/kls.v4i9.3553.
- Dwi Putra JA, Chalik Sjaaf A. Comparison of the Health Service System and the Universal Health Insurance among Indonesia's Neighboring Countries. Daengku: Journal of Humanities and Social Sciences Innovation [Internet]. 2022 Aug 17 [cited 2025 Sep 3];2(4):502--8. Available from: https://jurnal.ahmar.id/index.php/daengku/article/view/1039
- Srimayarti BN, Leonard D, Yasli DZ. Determinants of Health Service Efficiency in Hospital: A Systematic Review. Int J Eng Sci Inf Technol (IJESTY). 2021 Jul 3;1(3):87--91. DOI: 10.52088/ijesty.v1i2.115
- Nugroho RH, Murti B, Suryono A. Disparity in Health Care Utilization by Income Level and Insurance Status at Gamping Muhammadiyah Hospital, Yogyakarta, Indonesia. Journal of Health Policy and Management. 2019 Sep;4(3):195--203. doi:10.26911/thejhpm.2019.04.03.07
- Ayuningtyas D, Fachry A, Barinda S, Windiarti S, Rahmadhani NS, Hadi MS, Misnaniarti M, Sutrisnawati ND. The Needs Fulfillment of Medical and Specialist Doctors in West Nusa Tenggara, Indonesia. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan. 2021 Sep 16;6(3). doi:10.30604/jika.v6i3.508.
- Agustinah N, Agushybana F, Suryawati C. Hubungan Motivasi, Pelatihan, Lingkungan Kerja, Reward dan Punishment, Beban Kerja, serta Kompensasi dengan Kinerja DPJP dalam Melaksanakan Clinical Document Improvement. Jurnal Kesehatan Vokasional. 2020 Feb;5(1). doi:10.22146/jkesvo.52466.
- Meskarpour-Amiri M, Shokri N, Aliyari S, Bahadori M, Hosseini-Shokouh SM. Strategies to reduce costs and increase revenue in hospitals: a mixed methods investigation in Iran. BMC Health Services Research. 2025 Jan 23;25:127. doi:10.1186/s12913-025-12295-7.
- Hermawan. Analisis distribusi tenaga kesehatan (dokter, perawat, dan bidan) di Indonesia pada 2013 dengan menggunakan Gini Index. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2019;22(2):81-90.
- Meliala A. Distribution and engagement of specialist doctors in public hospitals in Indonesia. BMC Public Health. 2014 Jan 29;14(Suppl 1):O15. doi:10.1186/1471-2458-14-S1-O15.
- Wulandari RD, Laksono AD, Nantabah ZK, Rohmah N, Zuardin Z. Hospital utilization in Indonesia in 2018: do urban--rural disparities exist? BMC Health Services Research. 2022 Apr 12;22(1):491. doi:10.1186/s12913-022-07896-5.
- Rahada D, Firmansyah, Aerina. Analysis of the Effect of Hospital Resources on Patients in Indonesian Hospitals. International Journal of Online and Biomedical Engineering (iJOE). 2020 Oct;15(10):121--125. doi:10.3991/ijoe.v15i10.10870.
- Aprilia F, Aqmar KD, Ababil MA, Cahyani SD, Nurranti S, Santoso APA. Pelayanan kesehatan berasaskan nilai-nilai Pancasila. MARAS: Jurnal Penelitian Multidisiplin. 2024 Jan 30;2(1):397--402. doi:10.60126/maras.v2i1.173.
- Muharni, Wardhani, Zulhan. Appreciating by allowance to increase motivation of nurses work in RSUD M. Sani. Journal of Health (JoH). 2020;7(2):75-82.
- Octaviani P, Fitri TA, Kurnia IP, Wasir R, Arbitera C. Perencanaan SDM kesehatan: Mewujudkan kebutuhan tenaga kesehatan melalui strategi yang efektif. Indonesian Journal of Health Science. 2024;4(6 suppl):953--960. doi:10.54957/ijhs.v4i6s.1275.
- Simanungkalit. Struktur gaji pegawai negeri sipil. Civil Service Journal. 2007;1(1):1--12.
- Agustina D, Deliana S, Kalifah F Lubis, Namira M Nasution, Resvi Lestari, Sindi J Saphira. Implementasi kebijakan pelayanan kesehatan masyarakat miskin di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Simalungun. Mitra Raflesia: Journal of Health Science. 2022 Jul--Dec;14(2). doi:10.51712/mitraraflesia.v14i2.206
- Anggraini S. Pasien BPJS pulang atas permintaan sendiri (PAPS) (Studi kasus pada pasien rawat inap di RS Rumkit Tk II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan Tahun 2019). Excellent Midwifery Journal. 2020;4(1): [halaman tidak tercantum]. doi:10.55541/emj.v4i1.158.
- Abdillah RPA, Nabilah H, Wasir R. Teknologi dan inovasi dalam manajemen SDM kesehatan: meningkatkan efisiensi melalui digital. Indonesian Journal of Health Science. 2024 Nov;4(6 suppl):840--847. doi:10.54957/ijhs.v4i6s.1226
- Sudiarmini L, Manuaba IBG, Sanjaya INH. Feasibility study on the implementation of Clinic SIM and ERM integrated Pcare as a BPJS Kesehatan application at Udayana University Clinic. WMJ (Warmadewa Medical Journal). 2020;5(2):60--69. doi:10.22225/wmj.5.2.1636.60-69
- Handayani PW, Pinem AA, Azzahro F, Hidayanto AN, Ayuningtyas D. The information system/information technology (IS/IT) practices in the Indonesia health referral system. Informatics Med Unlocked. 2019;17:100263. doi:10.1016/j.imu.2019.100263.
- Wulandari I, Indahsari F. Tinjauan kebutuhan tenaga kerja petugas rekam medis berdasarkan metode Workload Indicator of Staffing Needs (WISN) di Klinik Rawat Inap Ramdani Husada. Jurnal Surya Medika (JSM). 2021 Feb 15;6(2):118--126. doi:10.33084/jsm.v6i2.2137.
- Abdul Rokim, Putra DH, Rumana NA, Indawati L. Evaluasi sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) dengan metode HOT-FIT di Puskesmas Kecamatan Cakung. J Innov Res Knowl (JIRK). 2023 Apr;2(11):4295--4304. doi:10.53625/jirk.v2i11.5259.
- Fauzi MR, Saimi S, Fathoni F. Tantangan dan solusi administrasi kesehatan di era digital (tinjauan literature review atas implementasi teknologi). AL-MIKRAJ Jurnal Studi Islam dan Humaniora. 2024 Oct 18;5(1):1093--1103. doi:10.37680/almikraj.v5i01.6219.
- Chua HT, Cheah JCH. Financing universal coverage in Malaysia: a case study. BMC Public Health. 2012 Jun 22;12(Suppl 1):S7. doi:10.1186/1471-2458-12-S1-S7.
- Brosig-Koch J, Hennig-Schmidt H, Kairies-Schwarz N, Kokot J, Wiesen D. A new look at physicians' responses to financial incentives: Quality of care, practice characteristics, and motivations. J Health Econ. 2024;94:C.102862. doi:10.1016/j.jhealeco.2024.102862.
- Swandayana PGW, Sastrawan S. Analysis of the Difference between INA-CBG Rates and Hospital Rates for Outpatient and Inpatient Services at FKRTL Provider BPJS Kesehatan Mataram City. Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram. 2021 Dec;9(2):246--252. doi:10.33394/j-ps.v9i2.4350.
- Dubois RW. Pay for quality: how much pay for how much quality? J Comp Eff Res. 2014 Jul;3(4):329--330. doi:10.2217/cer.14.23.
- Roland M, Dudley RA. How financial and reputational incentives can be used to improve medical care. Health Serv Res. 2015 Dec;50(Suppl 2):2090--2115. doi:10.1111/1475-6773.12419.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI