Mohon tunggu...
Ghazian Al Wafi
Ghazian Al Wafi Mohon Tunggu... -

Another sunny day, and dreamin' far away. Dreaming on my pillow in the morning. Never been awake, I never seen a day break. Leaning on my pillow in the morning light

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Saatnya Sepak Bola Indonesia Dipegang oleh Generasi Muda

8 Mei 2012   10:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:33 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Mungkin  pencinta sepakbola Indonesia sudah mulai bosan dan jenuh dengan segala kekisruhan yang terjadi di persepakbolaan Indonesia. Yang mungkin menambah jenuh adalah ketika orang-orang yang berseteru demi tempat di organisasi bernama PSSI adalah orang-orang lama di persepakbolaan Indonesia. Mungkin yang menambah dahi para pecinta sepakbola nasional berciut adalah mereka-mereka berusia sudah uzur. Tak pantas memang orang yang sudah berumur berdebat dan saling berebut kekuasaan.

Kita mungkin boleh iri pada perkembangan olahraga bola basket di Indonesia beberapa tahun ini. Hal itu dimulai ketika seorang yang masih muda bernama Azrul Ananda "mengambil alih" liga bola basket nasional, berawal dari suksesnya mengembangkan DBL yang merupakan kompetisi untuk para pelajar setingkat SMA. Sekarang kita boleh lihat kemajuan olahraga basket di segala aspek bidang, ini tentunya karena dikelola secara profesional. Azrul Ananda adalah orang yang tepat ketika menjalankan NBL, bagaimana unsur bisnis yang menjual dan unsur olahraga yang dikelola secara profesional berjalan seimbang. Bagaimana menciptakan atsmofer penonton yang datang berduyun-duyun, klub-klub yang dikelola secara profesional sampai sedetail pakaian pelatih dan official saat mendampingi tim bertanding, wasit yang profesional, dan tentunya orang-orang profesional yang mengelola liga. Ini tentu merupakan suatu kebanggan dan contoh bagi olahraga lainnya termasuk sepakbola. Azrul Ananda juga melakukan gebrakan-gebrakan baru diantaranya tidak mengambil sponsor dari rokok, minuman keras, dan mengambil dana dari pemerintah, Based on Business yang Sustainable, dan Basketball Operation. Azrul tidak ingin sepenuhnya bergantung pada Sponsor. Walaupun saat ini, keuangan DBL dan NBL adalah 65% sponsor, 20% dari penjualan tiket, dan 25% dari merchandising dan licensing. Namun ke depan, dia ingin mengembangkan bisnis merchandising dan licensing yang sudah diawalinya. Sponsorship tidak boleh lebih dari 50%, karena dengan demikian DBL dan NBL tidak akan bergoncang meskipun tidak ada sponsor. Yang bagi saya menarik disini adalah kata-kata Azrul Ananda tentang creative young talent, Azrul menyadari bahwa Young  Talent adalah kekuatan yang luar biasa, karena orang muda fight with creativity dan tidak ada yang bisa membendung hal tersebut. Tidak hanya mengajarkan harus ini dan itu, namun tidak memberikan bekal pengalaman bahwa tidak masalah untuk membuat kesalahan. Namun yang terpenting adalah bagaimana setelah membuat kesalahan, orang muda mampu untuk mengatasi hal kesalahan tersebut.

Bisakah generasi muda memegang peranan penting dalam olahraga sepakbola ? Sangat bisa tentunya. Apalagi melihat segala potensi yang ada di dalam sepakbola. Pertama, sepakbola adalah olahraga terfavorit di dunia dan tentunya Indonesia tidak sulit tentunya mendatangkan banyak penonton yang bisa digunakan sebagai sumber pemasukan. Kedua, sponsorship akan mudah sekali datang karena faktor favorit tersebut, seperti di negara-negara eropa, para sponsorship yang ramai-ramai mengajukan diri sebagai sponsor klub dengan glontoran uang yang fantastis. Saya yakin generasi-generasi muda yang duduk dibalik layar sanggup membawa sepakbola Indonesia ke arah yang lebih baik lagi minimal seperti perkembangan bola basket di Indonesia atau mungkin jauh lebih dari itu, Karena itu tadi "young talent with creativity". Melakukan pembenahan terus menerus dengan perencanaan yang lebih matang. Namun tidak menunggu perencanaan yang sudah matang baru melangkah. Karena kalau harus segala sesuatunya harus siap, maka tidak akan menghasilkan apa-apa, karena terlalu banyak berpikir dan lupa untuk bertindak. Anak muda dan fresh graduate pikirannya masih kosong mereka akan selalu enerjik dan memunculkan gebrakan-gebrakan baru di persepakbolaan Indonesia, terlepas dari segala unsur kepentingan. Sudah saatnya generasi muda menggantikan generasi lama di persepakbolaan Indonesia agar persepakbolaan Indonesia lebih fresh dan lebih maju tentunya. Salam. . .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun