Mohon tunggu...
Ela Nurlaela Komarasari
Ela Nurlaela Komarasari Mohon Tunggu... -

Mantan Fungsionaris sebuah parpol Islam, mantan Reporter media lokal, sekarang PNS di sebuah Instansi Pemerintah dan sedang berjuang untuk mengejar study S3.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siapa Bilang Politik Itu Kotor?

3 Juni 2014   22:04 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:45 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Baru saja reda dari gegap-gempita Pileg 2014, Bumi Indonesiasaat ini kembali diramaikan dengan hingar-bingar Pilpres 2014. Genderang perang sudah ditabuh, Sang Panglima sudah siaga, Para Prajurit sudah dikerahkan,seluruhsenjata sudah disiapkan,hanya tinggal menunggu tiba waktunya sajatanggal9 Juli 2014. Momen ini benar-benar menjadi momen penting bagi bangsa Indonesia untuk menentukan Pemimpin dan nasib bangsa di masa yang akan datang. Ada yang terlibat langsung di dalamnya,ada yang merasa cukup menjadi Pengamat dan Komentator saja,ada juga yang lebih senang menjadi penonton.Tapi secara umum Hajat besar Bangsa Indonesia ini menjadi suatu ajangpembelajaran politik bagi seluruh Warga NegaraIndonesia.

Memangtidak semua orang menyukai dunia politik dengan berbagai alasan.Ada yang terlanjurmenilai politik itu kotor,ada yang memang tidak mengerti politik, ada juga yang memang apathis terhadap masalah politik sehingga menganggap semua hal yangberbau politik tidak menarik untuk dibicarakan. Namun hajat besar Pilpres 2014 kali ini sudah pasti ditonton oleh seluruh rakyat Indonesia baik yang suka ataupun tidak suka dengan dunia politik. Oleh karena itu, kalaulah boleh saya berharap, betapa inginnya saya melihat para elit politik negeri ini bisa memberikan contoh berpolitik yang baik, fair dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku diNegara kita sehingga bisa diteladani oleh politisi-politisi di level yang lebih rendah. Sebaliknya bila elit politik memberi contoh yang tdak baik, sudah pasti akan ditiru oleh pengikut-pengikutnya.

Secara sederhana,politik dapat diartikan sebagai‘alat untuk mencapai tujuan’atau ‘ cara untuk mendapatkan/merebut kekuasaan’ sehingga berbagai macam cara dilakukan oranguntuk mendapatkan semuayang mereka inginkan.Termasuk cara-cara yang negatif sekalipun berani mereka lakukan asalcita-citanya terlaksana ,tak peduli meskipunadapihak-pihakyang merasa tersakitiatau dirugikan oleh tindakannya. Barangkali karena menghalalkan segala macam cara seperti itulah, kemudian banyak orang mencap poliik itu kotor. Padahal tidak semua orang yang terjun ke dalam dunia politik memakai cara-cara kotor.

Dalam Ajaran Agama Islam, politik adalah halpositif. Bahkan ImamAl Ghozali menganggapnya sebagai sesuatu yang ‘suci’. Rasulullah SAW juga sudah memberikan contoh bagaimana caranya berpolitik yang baik. Saat itu Beliau malah menjadikan Mesjid sebagai tempat untuk melakukan aktivtas-aktivitas politik selain dari fungsi utamanya sebagai tempat beribadah ummat Islam/shalat. Di dalam mesjid itu beliausering mengadakan diskusimulai dari masalah agama, ekonomi sampai strategi perang bersama para sahabat dan pengikutnya.Cara-cara Rasulullah yang baik itu kemudian dikenal sebagai Siyashah Hakimah (Poltik yang bijaksana) dan di dalamnya terdapat contoh keteladanan Rasulullah serta cara-cara atau siasat yang cerdas dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kesantunann (akhlakul karimah),tidak menghalalkan segala macam cara untuk mencapaitujuannya.

Oleh karena itulah, sangat disayangkan bila ada politisi yang mengaku beragama Islam tapi tidak memakai cara-cara yang Islami dalam aktivitas politiknya. Sedangkan Rasulullah SAW sudah jelas mengajarkan bagaimana yang semestinya.Terlebih lagi bila hal itu dilakukan oleh politisi yang berasal dari Partai Islam atau Partai yang bernuansa Islami. Mestinya mereka bisa memberi contoh kepada yang lain bagaimana berpolitik yang sesuai dengan syari’at Agama Islam. Politik transaksional, money politic, negative campaign, politik adu domba atau cara-cara licik lainnya untuk memenangkan ‘pertarungan’ merupakan contoh-contoh strategi politik yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sebagian orang menganggap bahwa negative campaign sah-sah saja karena hal itu berdasarkan fakta dan data walaupun mungkin dianggap merugikan salah satu pihak. Sedangkan black campaign lebih cenderung ke fitnah karena tidak berdasarkan data dan fakta yang ada.

Peradaban manusia yang semakin maju, kondisi dunia yang mengglobal, persaingan hidup yang semakin ketat, menyebabkan terjadinya pergeseran gaya hidup manusia yang semakin jauh dari Agama karena cenderung hedonis, materialis bahkan sekuler sehingga pada akhirnya berani menghalalkan segala macam cara semata-mata agar tujuannya tercapai. Kesuksesan hidup manusia saat ini kebanyakan diukur dari seberapa banyak seseorang menguasai harta atau seberapa tinggi pangkat /jabatannya. Tak peduli dari mana asal muasalnya harta itu, apakah cara mendapatkannya itu halal atau haram, tak peduli juga bagaimana cara mendapatkan jabatannya itu. Akhirat seakan tidak lagi menjadi tujuan hidup manusia karena semua sudah beorientasi pada kesenangan dunia dan kepuasan materi.

Tak terkecuali dalam dunia politik, kekuasaan benar-benar menjadi incaran semua orang yang terlibat di dalamnya sehingga terkadang persainganpun menjadi tidak sehat lagi. Jangankan dengan rival politik, dengan sesama kawanpun bisa saling jegal, saling sikut, saling menjatuhkan dll. Sehingga ada peribahasa : Tidak ada teman abadi dalam politik, yang ada hanyalah kepentingan. Hari ini berkawan, esok pagi belum tentu bahkan bisa jadi malah berbalik menjadi musuh. Sungguh mengerikan sekali.

Sesungguhnya bila nilai-nilai agama diterapkan di dalamnya, politik tidaklah seseram dan sekotor yang dibayangkan orang selama ini. Politik justeru bisa menjadi alat untuk menegakkan kebenaran, amar ma’ruf nahyi munkar, menyebarkan syi’ar Islam dll. Pemimpin yang amanah, adil dan bijaksana, Negara yang adil, makmur sentosa yang selama ini menjadi harapan seluruh ummat, tentu akan cepat terwujud (bukan hanya angan-angan saja) bila semua menjadikan agama sebagai pedoman. Karena hanya Agamalah yang bisa membentengi seseorang dari perbuatan-perbuatan negatif. Sesungguhnya Imej politik menjadi kotor hanya karena ulah politisi-politisi busuk semata.

Ilmu Agama Islam adalah penerang sekaligus pembuka jalan bagi umat manusia untuk mendapatkankebahagiaan dunia dan akhirat. Karena dengan ilmu, mereka tahu apa yang harus mereka lakukan terhadap tuhannya (Hablum Minallah) dan terhadap sesamanya (Hablum Minannas) sehingga terciptalah kehidupan yang aman, tentram dan nyaman sesuai dengan apa yang mereka harapkan, sesuai dengan apa yang Allah SWT inginkan. Namun, perlahan-lahan ilmuagama itu hilang seiring dengan hilangnya para pemilik ilmu, Karena ilmu hilang tidak secara mendadak lenyap dari hati manusia.

Wallahu a’lam bisshawwab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun