Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Malu-malu Tapi Mau Ala Adian Napitupulu

18 Oktober 2019   14:58 Diperbarui: 18 Oktober 2019   15:56 3561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Gesuri.id

JAGAT politik tanah air dan media sempat dibuat terkaget-kaget bahkan cenderung simpati termasuk penulis, atas sikap politisi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu. Betapa tidak, mantan aktivis Forkot (Forum Kota) ini dengan tegas menolak tawaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi salah seorang menteri, meski orang nomor satu di negeri ini menawarinya beberapa kali.

"Sudah (bertemu Jokowi), diminta jadi menteri. Saya empat kali bilang, 'ampun Pak Presiden saya tidak punya talenta jadi birokrat, saya tidak punya talenta jadi menteri'," kata Adian saat ditemui Tribunnews.com, di Denpasar, Bali, Sabtu (21/9/3019).

Dengan pengakuan tersebut, khususnya bagi penulis, sikap Adian ini merupakan anomali bagi dunia politik atau politisi Nusantara. Bagaimana tidak, di saat partai-partai lain, terlebih partai politik pendukung Jokowi "merengek-rengek" minta jatah kursi menteri sebagai imbalan atas dukungannya pada kontestasi Pilpres/Pilwapres, Adian justeru menolak kesempatan yang sudah di depan mata.

Lagi, dengan sikap "ksatrianya" seorang Adian Napitupulu, penulis sempat beranggapan bahwa dia adalah seorang politisi sejati dan mempunyai ideologi partai jempolan. Jiwa, raga serta pengabdiannya melulu demi kemajuan partai. Dukungannya pada Jokowi murni karena ideologi partai, karena kebetulan Jokowi mendapat dukungan terbesar dari partai tempat Adian dibesarkan namanya. Bukan karena ingin mencari muka untuk selanjutnya diberi jabatan empuk di pemerintahan.

Namun, belakangan rasa salut penulis terhadap politisi yang bernama lengkap Adian Yunus Yusak Napitupulu kembali memudar. Ini tak lepas, isu yang berkembang, pria kelahiran Menado, 9 Januari 1971 ini akhirnya bakal menerima posisi menteri seperti yang pernah ditawarkan Presiden Jokowi sebelumnya. Dugaan ini diperkuat dengan kembalinya Adian mendatangi kantor presiden di Istana Merdeka, (17/10).

Jika pada akhirnya pada pengumuman kabinet kerja Jokowi Jilid II, nama Adian Napitupulu termasuk di dalamnya. Menurut hemat penulis, ada dua kemungkinan yang menjadikan Adian masuk dalam jajaran kabinet kerja Jokowi.

Pertama, karena niat Jokowi sungguh-sungguh ingin menggunakan jasanya di pemerintahan. Karena niatnya ini, dengan segala cara Jokowi meyakinkan Adian agar mau membantunya di jajaran menteri. 

Karena, bukan hal baru bagi mantan Gubernur DKI Jakarta ini mampu meyakinkan orang-orang yang dianggapnya bisa membantu kinerja Jokowi di pemerintahan. Sebut saja, satu diantaranya adalah Menteri kelautan dan perikanan, Susi Pudjiastuti.

Susi yang awalnya menolak, akhirnya menerima juga. Itu berkat kepiawaian dan keteguhan Jokowi dalam meyakinkan wanita kelahiran Pangandaran, Jawa Barat ini. 

Keyakinan dan kepercayaan Jokowi ini berhasil dijalankan Susi dengan baik. Dia dianggap berhasil menjaga laut nusantara dari ancaman ilegal fishing.

Kembali bicara Adian, kemungkinan besar, Presiden Jokowi pun melihat hal serupa pada diri mantan aktivis 98 tersebut, yang dianggapnya bakal mampu membantu dia dalam menjalankan roda pemerintahannya yang ke dua kali.

Kedua, apa yang disampaikan Adian pada sejumlah pewarta tentang penolakan atas penawaran Jokowi, sebenarnya hanya bahasa malu-malu Adian saja. Karena tidak ingin di cap politisi balas jasa. Dia sengaja melontarkan bahasa penolakan dengan harapan mendapat simpati berbagai fihak. Bola ini terus dia mainkan untuk memperkuat citranya sebagai politisi militan terhadap partai. Sekalipun akhirnya dia menerima jabatan menteri, dengan mudahnya dia bisa berkelit, kalau itu semua atas permintaan sungguh-sungguh presiden. Satu lagi, alasan yang kemungkinan besar dilontarkannya, bahwa dia tidak bisa menolak tawaran presiden jika sudah dikaitkan dengan kepentingan bangsan negara.  

Namun, apapun dalihnya, malu-malu mau Adian menjadi menteri bakal kelihatan. Bahwa ujung-ujungnya jabtanlah yang dikejar seorang politisi.

Lantas, jabatan menteri apa yang cocok untuk Adian?...Untuk hal ini, penulis tidak bisa mengira-ngira. Namun jika menilik dari penuturan Pengurus Kelompok Kerja (Pokja) Perhutanan Sosial Bidang Komunikasi dan Advokasi, La Ode Mangki kepada Jpnn.com, Adian sangat cocok ditempatkan jadi Menteri Agraria.

La Ode, menilai, ada sejumlah permasalahan di bidang agraria yang diyakini nantinya mampu ditangani Adian dengan baik. Terutama yang berkaitan dengan konflik agraria, antara masyarakat kecil dengan perusahaan-perusahaan besar.

"Untuk menempati posisi Menteri Agraria, saya kira sangat pas. Dia memiliki kualitas dan kapasitas itu. Selama ini dia dipercayakan menghadiri diskusi di berbagai forum-forum lingkungan," kata La Ode Mangki.

Benarkah instuisi La Ode tersebut?...Tentunya, semuanya menjadi kewenangan Presiden Jokowi. Karena itu merupakan hak prerogatif dirinya. Namun, apapun jabatannya, Adian mampu menjalankan amanat tersebut dengan baik dan berkontribusi besar bagi kemajuan bangsa dan negara. Wassallam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun