Mohon tunggu...
Halomoan Al Hasibi
Halomoan Al Hasibi Mohon Tunggu... -

parhuta huta do au

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehidupan

22 April 2013   00:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:49 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Malam sudah larut, hari telah menjadi sunyi. Hanya suara detak jam dinding dan sesekali terdengar deru kendaraan yang melintas dijalan.Aku melirik jam butut yang melingkar dipergelangan tanganku.Pukul 2.30 menit,namun mata tak juga bisa terpejam.Perlahan aku bangkit menyulut sebatang rokok SAMPOERNA kesukaanku.

Wussshhhh...!Asap rokok kuhembuskan keudara membentuk bulatan-bulatan kecil,aku mengambil kursi dan duduk memandang keluar,menatap sang rembulan yang bersembunyi dibalik awan kelabu.Sesaat anganku melayang tinggi hingga menembus cakrawala yang terhalang oleh langit biru.Terkenang akan kampung halaman yang penuh dengan sejuta kenangan,teringat keluarga tercinta,teman-teman sepermainan juga rekan-rekan seperjuangan dulu.

Ah,ada rasa yang tak bisa kubahasakan ketika rekaman -rekaman masa-masa itu silih berganti membayang dipelupuk mataku.

Huhhhh...!

Tapi itulah hakikat kehidupan,sudah menjadi hukum alam bahwa disetiap ada awal pasti ada akhir dan disetiap pertemuan pasti ada perpisahan.Hidup juga seperti bulan sabit kian hari makin besar jadi purnama yang pada akhirnya kembali hilang{tiada}.Tak ada yang kekal abadi didunia ini,karena keabadian hanya milik Rabb sang pencipta kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun