Bukan Lagi Masalah Teknis, Tapi Masalah Strategis
Beberapa tahun terakhir, kita sering mendengar berita tentang data bocor, ransomware, dan sistem error yang melumpuhkan layanan publik maupun swasta. Dari aplikasi transportasi hingga sistem pendidikan digital, gangguan teknis tak hanya membuat kesal, tapi bisa berdampak besar pada kepercayaan publik.
Masalah seperti ini bukan semata karena kurangnya teknologi canggih atau tenaga IT yang andal. Seringkali, akar masalahnya adalah lemahnya IT Governance---tata kelola teknologi informasi yang seharusnya menjadi fondasi utama sistem digital kita.
Apa Itu IT Governance?
IT Governance bukan sekadar prosedur IT atau dokumentasi kebijakan. Ini adalah sebuah kerangka kerja yang memastikan bahwa semua aktivitas TI:
- Sejalan dengan tujuan organisasi,
- Memberikan nilai tambah nyata,
- Meminimalkan risiko dan potensi kerugian,
- Dikontrol secara efektif melalui struktur dan tanggung jawab yang jelas.
Dengan kata lain, IT Governance menjembatani antara teknologi dan bisnis. Ia memastikan bahwa investasi teknologi tidak sia-sia, dan bahwa setiap inovasi memiliki arah dan kontrol.
Ketika Tata Kelola Diabaikan: Contoh Nyata
Bayangkan sebuah lembaga pendidikan yang baru saja mengembangkan sistem e-learning. Semuanya berjalan lancar di awal. Tapi karena:
- Tidak ada standar keamanan data,
- Tidak ada prosedur backup,
- Tidak jelas siapa penanggung jawab tiap modul,
Akhirnya sistem tumbang saat beban tinggi, dan data siswa hilang. Kepercayaan hilang. Reputasi rusak.
Kasus seperti ini bisa terjadi di mana saja: startup, rumah sakit, perbankan, bahkan pemerintahan. Dan semua berakar dari satu hal: kurangnya perhatian terhadap IT Governance.
Mengapa Kita Harus Mulai Serius?
1. Karena Data Adalah Aset Paling Berharga
Di era digital, data lebih bernilai dari minyak. Tapi aset ini sangat rapuh jika tidak dikelola dengan baik.