Mohon tunggu...
Sutrisno S Parasian Panjaitan
Sutrisno S Parasian Panjaitan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kaizen | Complex being | Miscellaneous

Be Better. Maksimalkan Potensi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kekeliruan Logis (Logical Fallacies) yang Perlu Dipahami dalam Berargumen

29 Oktober 2020   11:36 Diperbarui: 10 Oktober 2021   07:45 2378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu, kami sebaiknya menghindari memperlakukan pernyataan umum seolah-olah itu lebih dari sekadar generalisasi standar yang sederhana, alih-alih benar secara keseluruhan. Bahkan jika memang benar bahwa banyak komputer Apple lebih mahal daripada komputer lain, ada banyak kasus di mana komputer Apple lebih terjangkau daripada komputer lain. Hal ini tersirat dalam generalisasi di atas, tetapi ditutupi pada generalisasi tergesa-gesa yang pertama.

Cara sederhana untuk menghindari generalisasi yang tergesa-gesa adalah dengan menambahkan kualifikasi seperti "kadang", "mungkin", "sering", atau "sepertinya ...". Jika kita tidak waspada terhadap generalisasi yang tergesa-gesa(Hasty Generalization), kita berisiko menimbulkan stereotip, seksisme, rasisme, atau kesalahan sederhana. Tetapi dengan kualifikasi yang tepat, kita dapat membuat generalisasi yang tergesa-gesa menjadi klaim yang bertanggung jawab dan kredibel.

8. Red Herring Fallacy (ignoratio elenchi)

Sebuah "Red Herring Fallacy" adalah gangguan dari argumen yang biasanya dengan beberapa sentimen yang tampaknya relevan tetapi tidak benar-benar sesuai topik. 

Taktik ini umum terjadi ketika seseorang tidak menyukai topik saat ini dan ingin beralih ke topik lain, sesuatu yang lebih mudah atau lebih aman untuk dibahas. Red Herring Fallacy biasanya terkait dengan masalah yang dipermasalahkan, tetapi tidak cukup relevan untuk dapat membantu. Alih-alih mengklarifikasi dan memfokuskan, itu membingungkan dan mengalihkan perhatian.

Red Herring Fallacy bisa jadi sulit diidentifikasi karena tidak selalu jelas bagaimana berbagai topik terkait.

Frasa “red herring” mengacu pada ikan herring kipper (ikan herring asin) yang berwarna coklat kemerahan dan cukup menyengat. Menurut legenda, aroma ini begitu kuat dan lezat bagi anjing sehingga berfungsi sebagai alat pelatihan yang baik untuk menguji seberapa baik anjing pemburu dapat melacak bau tanpa terganggu. Anjing biasanya tidak digunakan untuk berburu ikan, jadi red herring adalah gangguan dari apa yang seharusnya diburu.

Baca juga: Literasi Seharusnya Menolong Egomu Dalam Berargumen

Red Herring Fallacy bisa jadi sulit diidentifikasi karena tidak selalu jelas bagaimana berbagai topik terkait. Topik "sampingan" dapat digunakan dengan cara yang relevan, atau dengan cara yang tidak relevan. 

Dalam ketidaksepakatan besar yang berdaging di zaman kita, biasanya ada banyak lapisan yang terlibat, dengan berbagai subtopik yang terjalin di dalamnya. Kita dapat melindungi dari kesalahan herring merah dengan menjelaskan bagaimana bagian percakapan kita relevan dengan topik inti.

9. Tu Quoque Fallacy

Kata Latin "tu quoque"yang berarti "Anda juga", juga disebut "seruan kepada kemunafikan" karena mengalihkan perhatian dari argumen dengan menunjukkan kemunafikan pada lawan. Taktik ini tidak menyelesaikan masalah, atau membuktikan satu hal, karena bahkan orang munafik pun bisa mengatakan yang sebenarnya. Berfokus pada kemunafikan orang lain adalah taktik pengalihan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun